Kedatangan kapal USS Theodore Roosevelt ke Korsel untuk menunjukkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman Korea Utara (Korut).
Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pada Sabtu (22-06-2024) lalu, kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) merapat di Pelabuhan Busan, Korea Selatan. Kedatangan kapal USS Theodore Roosevelt itu hendak melakukan latihan militer bersama Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. Selain itu, kapal yang bertenaga nuklir itu datang ke Korea Selatan untuk menunjukkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman Korea Utara (Korut).
Gugus tempur Angkatan Laut AS tersebut datang sehari setelah Korsel memprotes pakta pertahanan yang disepakati oleh Rusia dan Korut. Kesepakatan itu ditandatangani saat Putin melakukan kunjungan ke Korut. Perjanjian pertahanan itu berisi kesepakatan untuk saling membantu jika salah satu negara mendapat serangan dari asing.
Korsel melihat kesepakatan tersebut sebagai ancaman bagi negaranya. Negara itu juga menganggap kesepakatan tersebut telah melanggar resolusi DK PBB. Korsel pun mengancam akan mengirimkan bantuan persenjataan ke Ukraina yang tengah berperang dengan Rusia. (kompas.id, 22-06-2024)
Apa sebenarnya yang tengah dilakukan oleh Korsel dengan para sekutunya? Bagaimana konsep pertahanan dan keamanan dalam sistem kapitalisme? Bagaimana pula pandangan Islam dalam hal ini?
Korsel Menggalang Dukungan Melawan Korut
Korsel dan Korut telah lama berseteru. Hingga sekarang, kedua negara di Semenanjung Korea itu masih dalam status perang. Keduanya hanya melakukan gencatan senjata pada 1950. Permusuhan kedua negara itu pun terus berlanjut hingga sekarang.
Oleh karena itu, Korsel merasa terancam saat Korut melakukan janji setia dengan Rusia. Untuk mengantisipasi berbagai hal buruk akibat perjanjian Korut-Rusia tersebut, Korsel melakukan kerja sama trilateral bersama AS dan Jepang. Hal ini membuat AS merasa sangat senang karena selama ini hubungan trilateral itu sulit terwujud karena adanya masalah antara Jepang dan Korsel.
Namun, ketakutan terhadap ancaman Korut membuat kedua negara kemudian bersepakat untuk melakukan kerja sama trilateral, termasuk melakukan latihan militer bersama. Latihan militer bersama itu bertajuk “Freedom Edge”. Nama itu diambil dari nama latihan militer AS-Korsel yang bernama “Freedom Shield” dan latihan militer AS-Jepang yang bernama “Keen Edge."
Untuk itulah AS mengirimkan Kapal Induk USS Theodore Roosevelt. Kapal ini kemudian bergabung dengan kapal perusak USS Daniel Inouye dan kapal perusak bersenjata Aegis USS Halsey. Bergabungnya kekuatan ini untuk menunjukkan besarnya kekuatan militer yang mereka miliki. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kepada Korut bahwa Korsel dan AS telah siap menghadapi ancaman dari Korut yang makin meningkat.
Latihan militer Freedom Edge akan berlangsung di beberapa domain, yaitu maritim, bawah air, latihan udara, serta dunia maya. Selain memperluas domain latihan gabungan, juga meningkatkan visibilitas aset militer strategis AS di wilayah tersebut untuk mengintimidasi Korut.
AS, Jepang, dan Korsel merupakan negara yang mengemban ideologi kapitalisme. Sedangkan Korut mengemban ideologi komunisme. Kerja sama yang dilakukan oleh AS dengan Jepang dan Korsel dilakukan untuk mencegah bangkitnya kembali komunisme di wilayah tersebut.
Jepang dan Korsel merupakan negara satelit yang mengikuti AS karena ada kepentingan yang sama. Kedua negara itu khawatir kepentingan mereka akan terganggu jika komunisme kembali bangkit. Terlebih, Korut telah bekerja sama dengan Rusia.
Dominasi AS terhadap Korsel
Negara-negara maju yang mengemban ideologi kapitalisme akan berupaya untuk menyebarkan ideologi mereka ke mana pun. Ideologi itu adalah memisahkan agama dari kehidupan (sekularisme). Mereka akan berupaya untuk menjadikan ideologi kapitalisme memimpin di dunia.
Untuk meraih tujuan itu, mereka menggunakan metode penjajahan. Oleh karena itu, mereka akan memaksakan ideologi tersebut kepada negara-negara lain, di segala bidang. Metode ini tidak akan berubah, meskipun uslub atau caranya berubah. Selain menggunakan uslub militer, cara lainnya adalah penjajahan ekonomi melalui utang luar negeri.
Melalui penjajahan itulah, negara-negara maju itu kemudian memaksa negara lain yang dijajahnya untuk mengikuti kebijakan-kebijakan mereka. Ini seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat kepada negara-negara yang dikuasainya, termasuk Korsel. Setelah peristiwa serangan terhadap Gedung WTC pada 11 September 2001, AS memaksa negara-negara untuk melakukan perang melawan terorisme. Negara yang tidak mau mengikuti keinginannya harus menerima akibatnya, seperti Afganistan dan Irak.
Penjagaan Keamanan Negara dalam Islam
Islam adalah ideologi yang memiliki fikrah dan metode yang baku. Akidah Islam adalah fikrahnya. Sedangkan jihad fi sabilillah adalah metodenya dalam menyebarkan ideologi ini.
Untuk melakukan jihad, dibutuhkan pasukan yang kuat. Untuk membentuk pasukan yang kuat dibutuhkan peralatan yang canggih, termasuk kapal perang dan bahkan kapal induk. Hal itu telah dilakukan oleh Rasulullah saw. saat memimpin Daulah Islam yang pertama. Pada waktu itu, beliau memerintahkan kepada para sahabat untuk belajar membuat manjanik dan dababah yang merupakan peralatan perang canggih saat itu. Hal itu beliau lakukan untuk menjalankan perintah Allah Swt. dalam QS. Al-Anfal: 60,
وَأَعِدُّوْا لَهُم مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهِ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ
Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian mampu dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk menggetarkan dengannya musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kalian.”
Selain peralatan perang yang canggih, Rasulullah saw. juga membekali pasukan muslim dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat. Hal inilah yang membuat mereka tidak gentar menghadapi musuh. Kekuatan pasukan muslim ini membuat musuh-musuh Islam merasa gentar. Islam pun menyebar ke seluruh Jazirah Arab.
https://narasipost.com/world-news/12/2023/asia-memanas-di-mana-posisi-umat-islam/
Para khalifah yang menggantikan Rasulullah saw. pun mengikuti jejak beliau. Seperti yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khaththab yang mengirimkan pasukan kaum muslim untuk menyebarkan Islam ke berbagai wilayah. Saat itu, Islam menyebar hingga ke wilayah Persia. Pada masa beliau pula, Palestina berhasil dikuasai oleh kaum muslim. Hal itu terus dilakukan oleh para khalifah setelahnya. Islam pun makin tersebar luas hingga ke Konstantinopel.
Untuk menyiapkan pasukan yang kuat dan alat perang yang canggih seperti kapal perang, tentu dibutuhkan dana yang besar. Dana ini dapat diambilkan dari baitulmal dari beberapa pos, seperti pos jizyah, ganimah, dan fai. Selain itu juga dapat diambilkan dari harta milik umum, seperti hasil tambang yang tak terbatas jumlahnya.
Jika dana di baitulmal kosong, negara dapat menarik pajak dari umat Islam. Pajak ini hanya diambil dari mereka yang mampu, yaitu orang yang memiliki kelebihan harta setelah memenuhi kebutuhan hidup mereka secara layak sesuai standar hidup di wilayahnya. Pajak tersebut juga hanya ditarik sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Sedangkan mereka yang miskin tidak dipungut pajak.
Dengan demikian, jihad dapat terus dijalankan. Islam akan terus menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk ke Korsel. Hal ini akan mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Wallahua'lam bishawab. []
#MerakiLiterasiBatch2
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah
Masyaallah barakallah Mb Mariyah
As gak pernah berhenti mencari cara agar cengkeraman hegemoninya tetap menancap kuat. Begitulah dasar otak penjajah.
Betul, mbak
Sudah menyadari aideologinya akan runtuh, AS tetap gigih memperjuangkan. Hihi
Bukannya segera beralih ke islam.. L
namanya juga usaha, Mbak. He ... he ....
Wah, AS memang luar biasa. Luar biasa upayanya untuk menghegemoni negara lain, termasuk Korsel. Negara itu benar-benar ingin menguasai dunia dengan ideologi kapitalismenya.
Ya, biarpun begitu, tanda-tanda kehancuran kapitalisme sudah tampak
Betul, karena sudah menjadi tabiat ideologi. Meskipun sudah hampir runtuh, tetap berusaha.