Menakar Childfree sebagai Solusi

”Childfree bisa membahayakan kuantitas peradaban manusia di masa mendatang.”

Oleh. Keni Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Piala dunia masih ramai penuh euforia. Teringat beberapa waktu lalu seorang influencer GS menyatakan ketidaksetujuannya dengan Qatar. Sebagai tuan rumah piala dunia, Qatar melarang berbagai atribut one love atau kaum lagibete selama ajang berlangsung. Bahkan ia menyebut Qatar sebagai negara homophobic. Namanya juga influencer, satu postingan di story instagram sudah sangat mengebohkan dunia netizen. Banyak yang mengkritik tindakannya melakukan itu. (Sindonews.com, 25/11/22)

Ini memantik saya membuat konten di instagram. Di konten itu saya tulis betapa kita bukan menolak si individu influencer yang bersangkutan, melainkan pemikirannya. Tak disangka, konten tersebut mendapat reach 100k dalam beberapa hari. Tentu saja banyak pengguna instagram meninggalkan komentar. Ada yang sependapat dengan konten saya, sedikit yang kontra. Sayang, ada pula yang menolak ide lagibete namun setuju dengan konsep childfree Dua ide ini diviralkan dan didukung oleh si influencer GS.

Pragmatis vs Ideologis

Sungguh aneh netizen sekarang, mereka menolak lagibete tapi pro- childfree. Alasannya beragam, ada yang hak suami istri, dalih overpopulasi, kerusakan iklim, lapangan kerja sedikit, dan sebagainya. Padahal, akar ideologisnya sama. Lagibete dan childfree sama-sama sekuler. My body my authority adalah konsep sekuler dari childfree. Perempuan bebas menentukan sendiri apakah ia bersedia hamil atau tidak. Kebebasan berperilaku adalah gagasan sekuler dari lagibete. "Terserah aku dong mau melakukan apa saja, berinteraksi dengan siapa saja dan bagaimana caranya. Itu hakku", dalihnya.

Karena akar ideologisnya sama, maka sebagai orang yang meyakini kebenaran Islam, tentu saja kita harusnya menolak kedua konsep tersebut. Childfree bisa membahayakan kuantitas peradaban manusia di masa mendatang. Lihat saja, Korea sudah mengalami resesi seks. Karena apa? Karena konsep my body my choice tadi, banyak yang memilih tidak menikah apalagi punya anak. Bagaimana Korea di masa mendatang jika uang berlimpah namun 0 generasi?

Islam Menjawab

Memahami akar ideologis sebuah konsep, akan memudahkan kita menentukan keputusan, mengambil atau menolaknya. Karena, Barat sebagai pengusung peradaban kapitalisme tentu tidak akan terang-terangan menyatakan niatnya untuk merusak generasi muslim. Ketika childfree diembuskan ke benak kaum muslimin, tanpa sadar mereka melakukan genosida mandiri. Pembunuhan ras kaum muslim dilakukan oleh muslim sendiri, dengan kesadaran diri, dan kerelaan hatinya sendiri. Maka, dibuatlah narasi-narasi manis untuk mengemas ’racun' konsep childfree dengan dalih bahwa iklim kita rusak, lapangan kerja yang sempit bahkan overpopulasi.

Padahal, jika kita melihat ke dalam Islam, sejatinya kita temukan berbagai solusi yang realistis tanpa merusak fitrah manusia. Kerusakan lingkungan, dan sempitnya lapangan pekerjaan adalah kesalahan manusia memilih kebijakan. Harusnya ini yang kita sadari dan kita perbaiki. Akibat diterapkannya aturan yang prokapitalis dan sangat sekuler, maka sumber daya alam dikuras habis tanpa peduli reboisasi. Akibat aturan yang sangat egois, maka lapangan pekerjaan malah sempit untuk pribumi dan luas bagi orang asing. Kamu sadar gak?

Betapa kita sangat pragmatis jika mengambil childfree sebagai solusi terhadap isu kerusakan alam. Padahal, masalah ini adalah masalah ideologis akibat salahnya aturan hidup yang diambil manusia, yakni sistem kapitalisme. Jika kita menolak lagibete dengan alasan penyimpangan, tidakkah kamu tahu mengapa lagibete diharamkan? Sebab selain itu, lagibete juga bisa membahayakan populasi manusia di masa mendatang. Angka kelahiran turun sebab manusia tidak berkembang biak. Lalu, mengapa konsep childfree tetap kamu ambil padahal kedua konsep ini memiliki muara yang sama: menihilkan populasi manusia.

Dalam Islam, sumber daya alam wajib dikelola negara. Prosesnya menjadikan rakyat sebagai tenaga kerja. Dengan banyaknya sumber daya alam di Indonesia, mungkinkah jika lapangan kerja sempit? Begitu juga pengelolaan alam. Negara wajib melakukan reboisasi setelah melakukan eksploitasi seperlunya. Sayangnya, hari ini sumber daya alam tidak dikelola negara melainkan perusahaan asing. Akibatnya, tenaga kerja tidak lagi dari pribumi, melainkan terserah mereka sebagai ’pengelola’. Ditambah, eksploitasi besar-besaran digencarkan agar mendapat manfaat sebanyak-banyaknya sebelum perjanjian pengelolaan habis. Maka, wajar sekali jika iklim kian hari kian rusak. Inilah dampak diterapkannya sistem kapitalisme, khususnya di bidang ekonomi global.

Muslimah Identity

Wahai saudariku, marilah kita menyadari identitas kita bahwa kita adalah muslim. Tak layak seorang muslim meniru konsep dari Barat meski sedang viral. Rasul shalallahu’alayhiwasalam bersabda:
“Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongannya.” (HR. Abu Dawud.)

Ambillah Islam secara menyeluruh, jangan setengah-setengah. Yuk kita jadikan akidah Islam sebagai konsep berpikir dan landasan perasaan kita. Muslim sejati tidak akan berpikir childfree sebagai solusi, sebab menurut kita begini dan begitu. Betapa pantasnya jika kita mendalami peran sebagai hamba dengan menyerahkan diri secara total dalam kehidupan ini kepada pengaturan Allah Swt. Wallahua'lam bishowab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Keni Rahayu Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Awas, Toleransi Jangan Sampai Bablas!
Next
Profil Pemuda Muslim: Hebat dan Taat Syariat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram