HIV Meningkat, Alarm Zina Sudah Darurat

”Jika ditelusuri, perilaku seks bebas menjadi faktor yang mendominasi atas meningkatnya kasus HIV. Ini diakibatkan gaya hidup liberal yang merupakan derivatif dari sistem sekuler. Fungsi agama dinihilkan dalam mengatur kehidupan antar manusia.”

Oleh. Novianti
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Berdasarkan data Kemenkes yang dilansir oleh cnnindonesia.com (01/09/2022), hingga Juni 2022 ada 519.158 orang pengidap HIV di Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 427.201 orang. Penularan HIV didominasi kelompok heteroseksual disusul oleh kelompok LGBT. Ada 28,1 persen kelompok heteroseksual dan 18,7 persen kelompok LGBT dari total keseluruhan kasus.

Tentu saja data ini sangat mengkhawatirkan terlebih Kemenkes menyatakan bahwa mayoritas penderita HIV berasal dari usia produktif. Terbanyak berasal dari mereka berusia 25-49 tahun yang mencapai 69,7 persen di tahun 2021. Disusul rentang usia 20-24 tahun sebesar 16,9% dan di atas 50 tahun sebesar 8,1%.

Data ini menjadi sorotan publik terutama yang berada di wilayah yang menempati urutan terbanyak salah satunya kota Bandung. KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) menyatakan sebanyak 5.943 orang warga domisili Kota Bandung pengidap HIV/AIDS dan 414 di antaranya dari kalangan mahasiswa. (realitapublik.com, 26/08/2022)https://narasipost.com/2020/12/14/wabah-pita-merah/

Angka sesungguhnya bisa lebih banyak. Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan kasus HIV adalah fenomena seperti puncak gunung es mengingat tidak semua pengidap HIV terbuka dan mau berkonsultasi.

Menakar Keampuhan Mobil si Eling

Resah, prihatin, dan sedih. Demikianlah perasaan masyarakat Bandung, kota kembang yang ternyata menyimpan persoalan yang sangat mengkhawatirkan. Berbagai upaya sudah dilakukan sebelumnya seperti sosialisasi pencegahan HIV, penjaringan para penyintasnya yang kemudian ditindaklanjuti dalam bentuk pengobatan oleh komunitas atau Dinkes. Ada juga program Hebat Sehat Bersama Sahabat yang menyasar masyarakat dan pelajar.

Baru-baru ini, Dinkes Kota Bandung menjalankan program Si Eling (Promosi dan Edukasi Kesehatan Keliling). Program ini memberikan edukasi di wilayah sekolah seputar HIV/AIDS mulai dari pencegahan penularan, perlakuan terhadap penyintas dan kesehatan organ reproduksi. Selama September 2022, Si Eling ini menyasar 12 titik termasuk kepada pelajar di beberapa SMP.

Namun, alih-alih menghilangkan virus, jumlah penderita malah semakin bertambah. Penyebaran virus HIV sudah bersifat ”deret ukur”, bukan lagi ”deret hitung”. Fenomena ini juga terjadi di kota besar lainnya seperti Jakarta dan Makassar. Jika tidak segera ditangani serius, potensi generasi muda Indonesia yang jumlahnya mencapai hampir 70 persen bisa terbajak. Penderita HIV akan menjadi beban seumur hidup tidak hanya bagi keluarga tetapi juga negara.

Mencari Akar Persoalan

Jika ditelusuri, perilaku seks bebas menjadi faktor yang mendominasi atas meningkatnya kasus HIV. Ini diakibatkan gaya hidup liberal yang merupakan derivatif dari sistem sekuler. Fungsi agama dinihilkan dalam mengatur kehidupan antar manusia. Kenikmatan dunia menjadi fokus utama sekalipun menabrak aturan tuhan.

Solusi penanganan HIV dalam perspektif sekuler hanya tambal sulam karena melihat persoalan dengan pendekatan parsial. Padahal, kasus HIV bukan persoalan medis semata melainkan dampak sosial yang terjadi secara sistemis.

Sejak deklarasi universal HAM pada 10 Desember 1950, PBB menerbitkan resolusi agar semua negara anggota mengadopsinya. Dalam teorinya, setiap manusia memiliki hak mendasar untuk menjamin kemerdekaan dan kelangsungan hidup yang tidak bisa digugat oleh siapa pun. Deklarasi ini yang menjadi tonggak sejarah bagi mereka yang hidup menuhankan syahwat.

Sistem sekuler sangat cocok sebagai wadah untuk mempraktikkan konsep HAM karena kehidupan manusia disterilkan dari agama kecuali pada wilayah individu. Dalam wilayah publik menggunakan aturan manusia.

Inilah yang menjadi akar persoalan dari makin suburnya berbagai perilaku bebas yang berakibat pada masifnya penyebaran HIV. Upaya parsial hanya membantu untuk jangka pendek tapi tidak menyelesaikan. Selama sistem sekuler bercokol di bumi ini, virus HIV akan terus menggayuti perjalanan kehidupan manusia.

Islam Solusi Tuntas

Fakta hari ini seharusnya sudah cukup menyadarkan bahwa sistem sekuler sudah tidak layak dipertahankan, semestinya kita berpindah ke sistem alternatif yang memberikan jaminan tanpa ada keraguan yaitu Islam. Keterbatasan akal manusia akan menghasilkan aturan-aturan yang cacat dan mengakibatkan berbagai kerusakan. Allah Swt. telah mengingatkan dalam surah Ar-Rum ayat 41, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Sistem Islam datang dari Allah Swt. sebagai Zat Pencipta yang paling tahu tentang manusia dan yang berhak membuat aturan. Semua persoalan pasti ada solusinya dalam Islam termasuk menangani persoalan HIV mencakup upaya preventif dan kuratif.

Pertama, sistem Islam menerapkan syariat Islam di mana salah satunya mengatur interaksi laki-laki dengan perempuan. Islam melarang laki-laki dan perempuan berkhalwat (berdua-duaan) dan melakukan ikhtilath (campur baur). Mereka harus menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan. Berpakaian yang menutup aurat sesuai dengan batasan ketika berada dalam wilayah umum atau ruang khusus.

HIV akibat dari perilaku zina yang merupakan pelampiasan salah satu naluri yaitu gharizah nau. Sifat naluri ini akan terbangkitkan jika ada pancingan dari luar. Karenanya, perempuan hanya berinteraksi dengan laki-laki bukan mahramnya untuk hal-hal yang dibolehkan hukum syarak seperti belajar, jual beli, haji atau umrah. Tidak boleh berinteraksi tanpa ada kepentingan.

Selain itu, negara melindungi dari berbagai stimulator baik di dunia maya dan dunia nyata. Negara melindungi warga dari misal tayangan pornografi, film, lagu-lagu atau bentuk lainnya yang berpotensi membangkitkan syahwat.

Kedua, memberikan sanksi tegas bagi yang melampaui batasan yang sudah Allah tetapkan. Contohnya sanksi bagi pelaku zina baik yang sudah menikah atau belum, bagi pelaku seksual menyimpang, atau peminum khamar. Adanya sanksi ini untuk memberikan efek jera dan sebagai tebusan bagi pelaku agar terbebas dari azab akibat perbuatan dosa tersebut di akhirat.

Ketiga, sistem Islam menyediakan fasilitas kesehatan secara gratis kepada warganya termasuk yang terkena infeksi HIV. Negara akan melakukan riset agar dapat menemukan obat bagi yang terinfeksi virus HIV.

Penderita HIV juga dipulihkan secara mental agar tetap optimis menghadapi masa depan. Ia tetap bisa mengukir akhir hidup dalam keadaan husnul khatimah. Ia juga dipahamkan bagaimana menjaga diri agar tidak menularkan kepada yang lain. Penting bagi keluarga terdekat dan lingkungan menyikapi penderita HIV dengan benar agar tidak memberikan perlakuan diskriminasi. Hal ini bisa dilakukan melalui jalur pendidikan tetapi bukan seperti edukasi dalam sistem sekuler saat ini.

Demikianlah gambaran Islam memberikan solusi dalam menangani virus HIV. Pendekatannya tidak hanya dari sisi medis, tetapi juga di-support oleh sistem politik, ekonomi, sosial, dan pendidikan. Dengan cara ini, Insyaallah virus HIV akan berkurang sampai akhirnya bumi steril dari virus tersebut. Keampuhan sistem Islam tidak perlu diragukan karena bersumber dari Allah Swt. yang mengetahui atas segala sesuatu.
Wallahu a’lam bi ash-shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Novianti Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Mulianya Nyawa di Hadapan Sang Pencipta, Murah di Hadapan Hukum Manusia
Next
Tindakan Kriminalitas Menodai Keamanan Negara
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram