Wahai kaum muslimin bangun dan bangkitlah segera! Sambut seruan mulia ini. Ambillah bagianmu dalam perjuangan ini. Sambut kewajiban menegakkan payung pelindung umat. Khilafah Rasyidah 'ala minhajinubuwwah.
Oleh. Aya Ummu Najwa
NarasiPost.Com-Memperingati seratus tahun keruntuhan daulah khilafah. Umat Islam seluruh dunia semakin merasakan kebutuhan dan urgensitas keberadaan khilafah.
Sejak runtuhnya khilafah pada tahun 1924 Masehi di Turki, umat Islam bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Terombang-ambing oleh makar-makar musuhnya. Menjadi bulan-bulanan oleh kekejian dan kekejaman kaum kuffar.
Demokrasi buatan Barat adalah senjata yang digunakan untuk membunuh khilafah. Senjata beracun inilah yang telah dihujamkan ke tengah-tengah jantung ibu pengayom umat Islam. Namun senjata inilah yang terus-menerus dijejalkan oleh Barat kepada umat. Sedikit demi sedikit mereka mulai menerima, hingga lambat laun mulai mencintainya membabi buta, dan melupakan begitu kejamnya cara musuh-musuhnya menghabisi nyawa ibunya.
Tanpa khilafah, umat mulai menjauhi agamanya. Selangkah demi selangkah syariat Islam mulai ditinggalkan dan diasingkan oleh umat Islam itu sendiri. Ajaran Islam mulai dikebiri dan diamputasi. Dimodifikasi hingga dimoderasi. Dicari-cari kesalahannya hingga dikriminalisasi. Benarlah sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam ketika institusi Islam telah tiada maka satu demi satu ajaran Islam pun akan ditinggalkan.
لتُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ، عُرْوَةً عُرْوَةً، فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ، تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا، وَأَوَّلُهُنّ نَقْضًا الْحُكْمُ، وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ
“Sungguh simpul-simpul Islam akan terurai satu persatu, setiap kali satu simpul terlepas manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya, dan simpul yang pertama lepas adalah al-hukm (pemerintahan) dan yang terakhir adalah shalat.” (HR Ahmad)
Ketiadaan khilafah telah membawa umat Islam pada titik terendah. Kehidupan mereka jauh dari aturan Islam. Lebih parahnya lagi, mereka dikepung dengan aturan buatan manusia yang rusak dan merusak. Umat Islam malah mengembalikan semua urusan kepada hukum Barat yang cacat dan lemah. Mereka menyampingkan peran Tuhan dalam membuat hukum. Maka sangat wajar jika penderitaan dan malapetaka menghantui kehidupan umat.
Padahal sejatinya hukum Islam yang diemban oleh khilafah adalah untuk kemaslahatan umat Islam khususnya, dan umat manusia umumnya. Maka keberadaan khilafah harus segera diwujudkan oleh seluruh umat Islam. Agar aturan Islam kembali menjadi cahaya dan standar hidup, menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan ini.
فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ
“Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.” (QS al-Maidah: 48)
Dikarenakan ketiadaan khilafah, aturan-aturan dan hukum Islam tidak bisa diterapkan secara menyeluruh sehingga memberi peluang diterapkannya sistem kufur yang membawa kepada kerusakan tatanan kehidupan. Maka menegakkan khilafah adalah sebuah kewajiban, bahkan para ulama mengatakan taj Al furudh, mahkotanya kewajiban, yang harus segera dilaksanakan oleh seluruh kaum muslimin. Baik laki-laki maupun perempuan. Muda maupun tua.
Sungguh, runtuhnya khilafah adalah induk dari segala malapetaka dunia. Kenestapaan dan kesengsaraan yang tak berkesudahan adalah buah dari tidak adanya institusi yang mengayomi umat Islam. Maka wahai kaum muslimin bangun dan bangkitlah segera! Sambut seruan mulia ini. Ambillah bagianmu dalam perjuangan ini. Sambut kewajiban menegakkan payung pelindung umat. Khilafah Rasyidah 'ala minhajinubuwwah.
Wallahu a'lam[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]