Mereka kini telah bangkit serta mempunyai kekuatan yang dahsyat, tidak pernah kalah oleh keadaan, trauma, atau pun ujian hidup yang mendera. Karena syahid adalah impian setiap muslim khususnya bangsa Palestina.
Oleh. Mahyra Senja
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Saudaraku, saat ini sedang marak pemberitaan tentang perempuan Palestina yang selalu mendorong anak-anak dan suaminya untuk syahid. Awalnya saya tidak percaya, tapi setelah menyaksikan di berbagai media, akhirnya saya percaya. Saya semakin tertohok ketika menyaksikan kegembiraan yang terlontar dari ucapan seorang ummahat yang melepas kepergian suaminya ke alam kubur di rumah sakit setelah melawan Israel.
Belum lama ini kita mendengar kabar internasional bahwa organisasi gerakan politik Hamas di Palestina telah melakukan penyerangan balik pada Israel setelah lama dijajah. Sehingga terjadi perang yang dahsyat antar kedua negeri tersebut. Justru, momen ini menjadi angin segar bagi kaum hawa di Palestina dan mereka menyambut bahagia karena keinginan mereka akan terkabul yaitu mengantarkan anak-anak dan suaminya syahid. Sebab, mereka punya cita-cita tertinggi yang mulia yaitu syahid di jalan Allah Swt.
Puncak Keimanan
Tahukah Anda? Inilah puncak keimanan yang kuat dan hanya dimiliki oleh wanita Palestina. Sehingga satu per satu bulir bening di sudut netra saya jatuh ke pipi, dengan sadar saya menepuk dada: “Wahai diri, kamu harus kuat seperti wanita di Palestina. Mental mereka begitu tangguh sehingga begitu ikhlas dan rela mengantarkan orang-orang yang dicintainya untuk syahid. Bukankah dunia ini hanyalah titipan semata? Suatu saat semua yang Allah berikan akan kembali pada-Nya. Aku yakin kamu akan bisa belajar dari mereka dan bangkit dari keterpurukan.”
Setelah itu, saya menarik napas panjang selama tiga kali dan saya mulai merenung. Saya menyadari bahwa apa yang saya alami belum ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka. Saya merasa malu karena begitu banyak mengeluh, padahal sejatinya hidup ini adalah sebuah peperangan. Kita harus berjuang untuk menang dari sebuah pertempuran. Salah satunya adalah melawan rasa putus asa yang ada dalam diri kita agar menjadi manusia yang tangguh dan selalu optimis dalam menatap masa depan. Dalam surah Al-Baqarah ayat 216 berbunyi:
كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Makna dari ayat tersebut adalah di balik kegagalan, cobaan hidup, dan kesulitan yang kita alami ada kebaikan yang menanti. Sehingga, kita harus tetap berprasangka baik atas takdir Ilahi. Perang yang terjadi antara Palestina dan Israel ada hikmahnya. Di sinilah kita akan melihat kekuasaan Allah, para malaikat-malaikat Allah akan turun untuk menolong rakyat Palestina dan kita sebagai saudara semuslim, selayaknya ikut mendoakan, memberikan dorongan semangat, serta memberikan bantuan baik finansial maupun lainnya.
Perjuangan untuk Kebebasan
Panggilan jihad telah dikobarkan, jangan sampai kita hanya jadi penonton bagi penderitaan yang dihadapi oleh saudara kita, kita harus mengulurkan tangan, semampu yang bisa kita lakukan. Jangan sampai kita hanya sibuk memikirkan diri sendiri. Mari berpikir positif dengan takdir hidup ini dan jangan terbebani oleh ujian hidup yang kita hadapi, sehingga membuat kita lari dari Allah karena dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 286 berbunyi:
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.’"
Makna dari ayat ini adalah saat kita menyerah dengan ujian yang dihadapi dan dalam kondisi mental yang terpuruk, percayalah kita jauh lebih kuat dari masalah tersebut. Kita pasti bisa menyelesaikannya. Sebab, Allah Swt. tidak akan memberikan ujian berat yang melebihi kemampuan kita. Begitu pula yang dihadapi oleh saudara kita di Palestina, keimanan mereka yang kuat telah membuktikan bahwa mereka siap mengorbankan jiwa dan raga kapan saja demi syahid di jalan-Nya, serta demi untuk kebebasan bagi bangsanya. Keimanan mereka yang kuat membuat mereka begitu tangguh dan selalu bersyukur atas hidup yang mereka jalani.
Apakah kita lantas mengeluh dengan semua ujian hidup ini, sementara ada saudara kita di Palestina yang jauh lebih berat cobaannya? Saudaraku, mari menjadi muslim yang kuat karena Allah pasti akan memberikan kemudahan jika kita yakin, karena di balik setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan. Saya yakin karena pernah mengalami masa-masa terberat dalam hidup saya. Sejak kecil hingga dewasa, saya baru menyadari akan takdir dari Ilahi yang tidak seharusnya saya pandang buruk karena ternyata Allah menyelipkan hikmah dari cobaan itu.
Teladan Hidup
Seiring berjalannya waktu, saya belajar melupakan masa lalu yang kelam. Jadi, saya ingin mengajak saudaraku semua untuk selalu mengingat kebesaran Allah. Hal yang patut kita syukuri dan sering kita lupakan adalah nikmat sehat, hidup damai tanpa perang, dan nikmat memiliki keluarga yang selalu ada menanti kita di rumah. Semua hal itu belum tentu dimiliki oleh saudara kita di Palestina. Jadi, mari kurangi mengeluh dan perbanyak syukur pada Allah Swt.
Saudaraku, dunia hanyalah tempat persinggahan sementara karena yang paling abadi adalah di alam akhirat, dan saya melihat wanita di Palestina justru memotivasi suami dan anak-anaknya untuk mengorbankan diri demi tanah airnya. Mereka kini telah bangkit serta mempunyai kekuatan yang dahsyat, tidak pernah sekalipun kalah oleh keadaan, trauma, atau pun ujian hidup yang mendera bagi mereka karena syahid adalah impian setiap muslim khususnya bangsa Palestina.
Jadikan kaum hawa di Palestina sebagai teladan dalam hidup kita. Mereka begitu tangguh karena keyakinannya pada Allah Swt. Semua itu patut dicontoh karena tidak semua orang bisa mempunyai mental kuat seperti mereka. Jangan lupa mari berikan dukungan dan motivasi pada saudara kita di Palestina. Doakan saudara kita agar impian mereka untuk terbebas dari penjajahan Israel segera terwujud dan keluarga mereka syahid di jalan-Nya. Aamiin allahumma aamiin.[]
mata mereka jauh melihat kampung akhirat. janji Allah dan Rasul-Nya tentang besarnya pahala syahid, membuat mereka rindu akan surga. Israel memang bisa meluluh lantakan bangunan-bangunan di sana, namun tidak keimanan mereka.
Benar2 mengiyak perasaan. Wahai Muslimah Palestina, we stand for you
Ya Allah para syuhada terus berguguran di bumi yang Engkau berkahi. Para wanita pun turut memanggul senjata.. Mereka telah sampai ke tempat yang Engkau janjikan. Sementara diri ini merasa masih kurang dalam menolong saudara- saudara kami. Ya Allah.. hancurkan Israel sang penjajah dan berikanlah kemenanagn kepada para mujahidin Palestina.
Masyaallah, saya pun mengikuti berita Palestina. Mereka memang luar biasa, dari kaum lelaki, wanita, sampai anak-anak pun tertanam keimanan yang luar biasa. Bahkan mereka sudah punya pemahaman, lebih baik mati daripada harus keluar dari Palestina. Sungguh, mereka layak membuat kita iri.
Saya sendiri juga melihat bagaimana seorang muslimah dengan bangga mengumumkan kepada masyarakat bahwa suaminya telah syahid di medan perang. MasyaAllah, membuat mata meneteskan air mata betapa syahid begitu diinginkan oleh orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.