Mencintai sesuatu itu adalah fitrahnya manusia yang Allah berikan, namun jangan sampai mencintai sesuatu, melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
*****
Oleh: Asri Mulya
NarasiPost.com - Boleh cinta Negara, tetapi jangan lupakan agama
Boleh cinta bendera, tetapi jangan lecehkan bendera tauhid
Hingga membuat film yang mengadu domba anak bangsa
Menimbulkan perpecahan, orang menjadi julid
Negara ini berdiri di atas bumi Allah
Jadi jangan lupakan Penciptanya
Dengan cara-cara melupakan aturan kalam-Nya
Apalagi sampai melecehkan orang-orang taat dan patuh perintah-Nya
Memakai celana cingkrang dan memakai cadar bukan suatu kesalahan
Atau penyimpangan yang harus dibenci
Apalagi dianggap ancaman persatuan
Apa yang salah dengan mereka?
Sadarlah saudara ….
Yang selalu terus membenci agama sendiri
Yang selalu menyudutkan orang-orang seiman
Yang selalu menganggap orang Islam ancaman
Yang selalu melecehkan identitas agama sendiri
Agama itu penyelamat hidupmu di dunia sampai akhirat
Bukan Negara, bukan pula bendera
Negara dan bendera akan melindungi hanya di dunia
Jika pemimpinnya mampu taat pada aturan Allah dan Rasul-Nya
Firman Allah Ta’ala,
قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ “
Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah: 24).
Mencintai sesuatu itu adalah fitrahnya manusia yang Allah berikan, namun jangan sampai mencintai sesuatu, melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Manusia diciptakan Allah untuk ibadah, taat dan patuh oleh aturan Rabb-Nya.
"Katakanlah (hai orang-orang mu’min): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya” (Al Baqarah:136)
Maka keimanan itu adalah hal yang mendasar yang patut diyakini dengan hati dan segenap jiwa dan raga manusia. Diucapkan di lisan dan diamalkan oleh badannya dalam perbuatannya.
Meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bersaksi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah utusan Allah. Jika tidak memiliki keyakinan atau keimanan seperti itu, semua akan sia-sia dan tertolak semua amalnya.
Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam: "Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman." (HR ath-Thabrani).
Oleh karena itu, mencintai Allah dan Rasul-Nya diwujudkan dengan cara beriman sepenuhnya kepada-Nya dan sungguh-sungguh bertakwa kepada Allah, yakni dengan menaati semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sebagaimana telah disampaikan melalui Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Tunduk dan taat pada aturan Allah Ta’aala.
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com