Amanah Kehidupan

Amanah Kehidupan

Amanah kehidupan ini sangat berat untuk dipikul karena hadiahnya adalah kehidupan menyenangkan yang abadi, atau bisa disebut dengan surga.

Oleh. Angesti Widadi
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Dunia adalah panggung sandiwara. Sebuah frasa yang diungkap di dalam sebuah karya As You Like It yang diciptakan oleh William Shakespare. Menurut William, dunia adalah panggung teater untuk semua orang melakukan akting hingga episode terakhir mereka dimainkan.

Frasa tersebut lahir dalam pandangan seorang pujangga dan dramawan berkebangsaan Inggris yang tidak memiliki keyakinan terhadap Islam. Akan tetapi, apa yang diucapkan tidak sepenuhnya salah menurut pandangan Islam.

Islam telah menjelaskan dalam surah Al-Ankabut ayat 64 terkait hakikat dunia ini:

"Dan tiadalah kehidupan di dunia ini hanya permainan dan senda gurau. Sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sesungguhnya, jika mereka mengetahui."

Menurut tafsir Asy- Sya'rawi, kehidupan di dunia ini dalam pandangan manusia adalah nyata dan kita harus terus bergerak. Oleh karena itu, saat tidak ada lagi pergerakan, maka ia akan lenyap dan mati. Makna sesungguhnya adalah kehidupan di dunia ini adalah fana dan layaknya sandiwara hingga menjumpai episode terakhir kehidupan. Tak ada bahagia yang abadi, pun dengan kesedihan yang abadi.

Hidup di dalam panggung kapitalisme seperti yang saat ini tengah diterapkan di dunia membuat siapa pun yang hidup di dalamnya tersadar bahwa dunia adalah permainan orang-orang yang rakus dan menuhankan uang.

https://narasipost.com/family/04/2023/menjaga-amanah-di-tengah-gempuran-fitnah/

Sistem kapitalisme memang telah diatur sedemikian rupa oleh mereka, kaum kafir yang berkuasa untuk meraup keuntungan yang besar. Memakmurkan yang kaya dan menyengsarakan yang miskin. Mereka menghalalkan riba dan membuat kehancuran di dunia.

Maka, orang mukmin akan merasakan kepahitan hidup yang luar biasa dalam panggung kapitalisme. Hanya orang yang menuhankan uang yang hidup berbahagia di dalam panggung kapitalisme. Bahagia di dalam dunia yang fana. Kebahagiaan yang semu tiada kekal. Tujuan orang kafir hanya satu, ingin menguasai dunia dengan cara yang zalim.

Berbeda dengan orang mukmin yang senantiasa sadar akan tujuan hidupnya. Seorang yang beriman kepada Allah, memahami bahwa dunia bagaikan sebuah penjara untuk menguji kemurnian ibadah yang hanya ditujukan kepada Allah Swt.

Merujuk kepada sebuah hadis sahih bahwasannya dunia adalah penjara bagi seorang mukmin. Dari Abu Hurairah r.a ia berkata bahwasannya Rasulullah saw. bersabda,

"Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR. Muslim)

Orang mukmin di dalam panggung kapitalisme seperti terkungkung dalam sebuah penjara dunia. Mereka harus mampu menahan godaan hawa nafsu agar tidak terjerumus ke dalam jurang api neraka, dan mengutamakan berpikir menggunakan akal untuk menapaki jalan kebenaran.

Bagaikan penjara yang mengungkung manusia di dalamnya, maka orang mukmin di dunia harus dihadapkan pada sesuatu yang tampak nikmat tetapi haram. Keharaman yang dibenci oleh Allah Swt. sehingga mereka yang benar beriman harus memilih yang halal walau pedih dan menempuh banyak rintangan.

Hal ini sungguh berbeda dengan orang kafir yang menuhankan uang, jelas tidak beriman kepada Allah swt. dan mereka bebas melakukan apa saja seolah mereka sedang berada di dalam surga. 

Orang kafir menganggap dunia adalah surga, padahal mereka sedang menjalani hidup di dalam kehidupan yang fana ini, kehidupan senda gurau belaka. Mereka akan melakukan apa yang mereka sukai termasuk dengan menzalimi orang-orang yang beriman.

Sementara orang yang beriman akan mampu menahan segala rintangan dan ujian di dunia, sebab mereka yakin akan tujuan hidup mereka yang sebenarnya. Mereka meyakini isi kandungan surah Az-Zariyat ayat 56 berikut:

"Allah tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada Allah Swt."

Bagi orang mukmin, hidup di dunia adalah amanah kehidupan yang besar untuk menuju surga-Nya. Seperti sebuah gim dalam permainan, maka akan ada sang pemenang. Allah akan menguji kehidupan orang-orang mukmin di dunia melalui orang kafir, untuk menentukan sang pemenang yang layak masuk surga.

Amanah kehidupan ini sangat berat untuk dipikul karena hadiahnya adalah kehidupan menyenangkan yang abadi, atau bisa disebut dengan surga. Jika kehidupan di dunia sifatnya fana, tidak ada yang abadi. Maka, kehidupan di surga berisi kenikmatan yang abadi.

Allah memberikan petunjuk kepada orang mukmin, syarat untuk menjadi pemenang yaitu siapa yang paling baik amalnya. Petunjuk itu terdapat di dalam surah Al-Mulk ayat 2 yang artinya:

"Allah menciptakan yang mati dan hidup, untuk menguji di antara orang mukmin siapa yang paling baik amalnya. Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun."

Allah memberi kesempatan yang besar kepada orang mukmin, untuk berlomba selama di dunia, menunjukkan siapa yang paling baik amalnya. Amal yang baik adalah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw., yaitu dilakukan dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah Swt. dan tata cara yang benar sesuai hukum Islam.

Islam telah mengatur segala sesuatunya dalam berbagai sendi kehidupan dengan cara yang paling adil, paling membuat sejahtera seluruh umat. Berkiblat kepada Al-Qur'an, hadis, ijmak para sahabat, qiyas, dan keputusan mutlak para mujtahid, menjadikan bekal yang cukup untuk orang yang beriman dalam mengikuti sebuah gim permainan di atas panggung sandiwara di dunia.

Sungguh, Allah Swt. telah memberi amanah kehidupan yang besar untuk orang mukmin, tetapi Allah juga telah memberi paket lengkap pedoman dan petunjuk untuk memenangkan perlombaan dan mengetuk pintu surga.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa amanah kehidupan yang paling besar adalah menjadi mukmin yang paling baik amalnya. Menanggalkan kehidupan dunia yang fana, berlomba menuju kehidupan yang abadi, yaitu surga yang kekal di dalamnya.

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Angesti Widadi Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Transit Love, Boleh Enggak sih!
Next
Banyak Kejahatan di Bulan Ramadan
5 4 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

9 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
7 months ago

Allah itu Maha Adil. Saat manusia diberi amanah kehidupan, maka Allah telah memberikan pedoman hidupnya secara keseluruhan dengan Islam. Barakallah untuk penulis

Alfath
Alfath
7 months ago

timaaci remindernya.. kadang manusia lupa kalo emang dunia hanya panggung sandiwara.. lupa kalo disini kita lagii ngumpulin bekal buat di akhirat.. jadii banyak lalainya .. huhuhu.. masyaaAllah.. ❤️ jangan sampee kita menuhankan uang dan akhirnya ga maksimal dalam ngumpulin bekal buat kehidupan yang kekal

Del
Del
7 months ago

MaaSyaAllah✨

Lila
Lila
7 months ago

Betul sekali. Amanah. Dan kita bisa milih mau menjalankan kehidupan berdasarkan tuntunan agama atau tuntutan kapitalis.

Iseu
Iseu
7 months ago

Masya Allah...Betul sekali

Nabilah
Nabilah
7 months ago

Maa syaa Allah. Hidup itu sendiri adalah amanah ya. Maksudnya adalah ketika manusia menjalani kehidupan spt apa itulah yg kelak akan dimintai pertanggungjawaban ya.

Fadillah
Fadillah
7 months ago

Masyaallah!! Susahnya hidup di zaman sekarang

Nana
Nana
7 months ago

Bener banget

Zee
Zee
7 months ago

MasyaAllah ✨

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram