Berlomba Memberi bukan Menunggu

Semakin bertambah usia pernikahan, seharusnya hubungan suami istri kian akrab. Namun ternyata sebaliknya, tak sedikit yang kian renggang. Bahkan berusaha saling melepaskan ikatan. Tak lagi bisa bekerjasama. Hilang saling ketergantungan. Nah, bagaimana agar hubungan tetap erat sampai akhir hayat?


Oleh: Kholda Najiyah
Founder Komunitas Istri Strong (KIS) dan Bengkel Istri

NarasiPost.com - Semakin bertambah usia pernikahan, seharusnya hubungan suami istri kian akrab. Namun ternyata sebaliknya, tak sedikit yang kian renggang. Bahkan berusaha saling melepaskan ikatan. Tak lagi bisa bekerjasama. Hilang saling ketergantungan. Nah, bagaimana agar hubungan tetap erat sampai akhir hayat?

  1. Inisiatif Memulai, Bukan Menunggu

Hubungan persahabatan suami istri, seharusnya dilandasi semangat untuk fashtabiqul khairat. Berlomba memberikan yang terbaik sesuai kemampuan. Bukan menunggu diberikan yang terbaik dulu, baru membalasnya dengan kebaikan.

Sebab jika demikian, di mana letak berkasih sayang. Jika pasangan hanya membalas kebaikan jika dilayani dengan baik, tentu akan melelahkan. Yang ada saling menunggu, bukan saling berinisiatif untuk memulai.

Padahal dorongan untuk berbuat baik adalah perintah agama. Apalagi berbuat bagi pada pasangan. Sahabat terdekat yang hidup seatap, bahkan seranjang.

  1. Bukan Balas Budi, Tapi Berbudi Baiklah

Hubungan suami istri bukan interaksi balas budi. Bukanlah suami hanya akan membalas berbuat baik, jika diperlakukan baik oleh istrinya. Demikian pula sebaliknya, istri tidak hanya akan berlaku baik, jika suami baik di pandangan matanya.

Sebab, pelayanan terhadap suami bukanlah balas budi. Jika suami baik, istri baru mau berlaku baik. Jika suami tak baik, istri berhak berlaku tak baik. Akibatnya, istri menjadi tidak taat suami, ketika suami dipandang tidak berlaku taat pada Allah.

Pemikiran itu, membuat istri merasa berhak untuk membalas ketidak-salehan suami dengan ketidak-taatan istri padanya. Istri merasa harus membalas kelakuan buruk suami dengan mengurangi ketaatannya pada suami.

Padahal taat suami adalah kewajiban. Berbuat baik tidak mensyaratkan apapun. Bahkan akan selalu mendatangkan kebaikan.

  1. Saling Ta'awun

Kerjasamalah berdua dalam hal apapun. Pasangan sudah seharusnya menjadi partner dalam memecahkan masalah. Tempat menumpahkan keluh-kesah. Saling berbagi beban.

Sejak akad diucapkan, seharusnya sudah dipahami bahwa sepasang suami-istri akan senantiasa berjuang bersama dalam suka maupun duka. Dalam keadaan susah maupun senang. Dalam kondisi sehat maupun sakit. Termasuk saat ekonomi jaya maupun sulit.

Tidak boleh satu menderita, yang satu bersenang-senang. Tidak komitmen jika pasangan diuji kesusahan, lantas begitu saja ditinggalkan. Bekerjasamalah memecahkan ujian rumah tangga, karena nikmatnya hidup berpasangan ada di sana.

  1. Meningkatkan Saling Kecenderungan

Pernikahan adalah tempat untuk mewujudkan saling kecenderungan. Saling butuh. Suami cenderung ke istri, istri cenderung ke suami. Dalam hal apapun. Baik dalam hal perhatian, hingga pemenuhan syahwat.

Celaka jika di antara keduanya sudah tidak ada saling kecenderungan. Artinya ketika suami cuek, sudah merasa tak butuh istri, dan istri merasa strong, tanpa butuh suami.

Lebih bahaya lagi, ketika kecenderungan itu beralih ke pihak yang tidak seharusnya. Misal, suami malah cenderung kepada teman wanitanya, dan istri juga lebih cenderung kepada teman wanita atau bahkan teman prianya.

Demikianlah beberapa hal yang harus diterapkan agar hubungan kian lekat. Hubungan yang harus diperbaiki oleh pasangan agar keduanya tetap berada dalam satu ikatan yang kuat. Bukan tercerai berai.(*)

Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3118142548311859&id=100003484347696

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Bangga Menjadi Ibu
Next
Kalau Bisa Dua, Kenapa Harus Satu?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram