Tiada Doa dan Upaya yang Sia-Sia

Salah satu naskah True Story Challenge ke-3 Narasipost.com.
Naskah sesuai asli si penulis(tanpa editan dari admin NarasiPost.Com)


Oleh : Nur'aini

NarasiPost.Com-Semoga air mata yang sering mengalir itu, sudah berubah mnjadi kebahagiaan di alam sana.

"Aku tidak pernah membenci anakku, tidak pernah mendoakan yang buruk..meski perlakuannya buruk. Aku hanya khawatir akan kehidupannya kelak, Aku sayang sama dia.. doaku selalu yang baik untuk dia.. ".

Ucapan dengan suara yang lemah tersebut tiada bisa kulupakan. Bahkan raut wajah pucat dengan mata yang berkaca-kacanya pun sulit kulupakan.

Air mataku sering mengalir apabila teringat akan ucapan yang terukir indah dari kakakku, sosok perempuan sabar yang tengah menahan sakit sepanjang hari dan malam. Penyakit yang selalu membuat orang ngeri apabila mendengarnya, kanker.

Bertahun-tahun berusaha untuk sembuh, berobat, kemoterapi, bahkan selalu mencoba untuk beraktivitas normal pun dijalaninya. Semangatnya tetap kuat tidak selemah kondisi tubuhnya. Rasa sakit pun dengan ikhlas diterimanya.

Aku pikir luka dan kecewa di hatinya lebih menyakitkan baginya dibandingkan penyakitnya yang terus menggerogoti bagian tubuhnya sedikit demi sedikit. Tetapi aku melihat jendela hatinya selalu memancarkan harapan bahwa anaknya yg entah kenapa begitu sulit untuk diraih hatinya tersebut , pasti akan berubah menjadi sosok yang sholehah dan akan lebih baik suatu hari nanti.

Yah begitulah.. ujian dari sang buah hati selalu mendera, seperti petir di siang hari dan bukan satu dua kali.. tapi berkali- kali hati dan pikirannya tergoncang, marah, kecewa, sedih yang teramat dalam.. datang silih berganti. Ucapan, sikap dan berbagai peristiwa yang tidak layak pun harus diterima dan dihadapi oleh mereka. Sepasang orang tua yang selalu bekerja keras untuk kehidupan anak-anak yang disayangi mereka. Dan mereka adalah kakakku.

Suatu hari ada pesan di ponselku,
"Apakah Saya begitu banyak dosa sehingga anak saya sendiri berkelakuan seperti ini? "
"Semua orang pun ada dosa, kita minta ampun saja selalu. Ini ujian bagi orang tua yang sabar. Semoga anaknya abang segera berubah mnjadi lebih baik atas ijin Allah. Insya Allah tak ada yang sulit bagi Allah. Sabar ya.. " balasku.

Dan, entah kenapa ujian itu semakin membuncah. Padahal sepasang orang tua itu pun ternyata bertambah parah sakitnya. istrinya terbaring lemah. Disaat yang sama, sang suami mencoba untuk tegar, tetapi Allah pun mberikan ujian lain, penyakit pun datang menghampiri sang suami.

Dan sang anak? entah kenapa seolah kehilangan akal sehat, tiada rasa kasih sayang pada kedua sosok jalan surganya, kadang pergi entah kemana dan pulang dengan marah-marah untuk meminta uanglah, atw berucap yang menyayat-nyayat hati. Tidak layak dan tidak pantas. Atau terkadang ada yang bertamu tetapi membawa kabar tentang berbagai masalah si anak tercinta tersebut.. perih, sakit, kecewa dan entah apa lagi. Aku bahkan tidak tahu harus mengungkapkannya seperti apa. Entah kata-kata seperti apa yang bisa mewakili kenyataan tersebut. Aku sering menangis dalam doa untuk menumpahkan rasa tersebut dan benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi. Karena kata2 tak bisa menyentuh hati sang anak, ekspresi kemarahan apalagi. Kami hanya bisa berdoa.. ya hanya bisa berdoa.

Semoga Allah SWT melembutkan hatinya, karena dia sebenarnya sejak kecilnya adalah sosok anak yang manis, suka menolong dan bisa bersikap santun pada siapapun. Tapi kini setelah dia dewasa, ada hal yang mempengaruhinya, pertemanan yang salah, kurang kuatnya aqidah, tidak fahamnya standar bertingkah laku yang benar membuat dia terbawa arus yang dahsyat. Merubah hatinya, pikirannya, ucapannya dan perbuatannya. Kami hanya berharap dia kembali ke jalan yang seharusnya, sesuai fitrahnya sebagai manusia, dan berharap dia menjadi sadar dan mau untuk hidup lebih baik lagi.

Suatu malam ada kabar lewat ponsel yang sangat mengejutkan.
"Ayah dibawa ke rumah sakit, minta doanya… ".

Lalu selang beberapa waktu, ada kabar disertai gambar di ponsel.
" Ayah koma, mohon doanya… "
Dan tak lama kemudian,
"Ayah.. baru saja meninggal.. "
Dan pesan tersebut disertai gambar jasad ayahnya yang sudah tertutup kain putih di atas tempat tidur di ruang UGD.
"innalillahi wa inna ilaihi rojiuun… ".
Kami pun segera mengambil tindakan dari sejak berita pertama sampai.

Banjir air mata sudah tak terelakkan lagi, sang ayah meninggal dengan cepat disaat istrinya lemah dan butuh dukungan. Di saat ujian berat belum berlalu, di saat beliau sekuat tenaga menghibur dan mnguatkan sang istri dan menyembunyikan rasa sakit juga penyakitnya pada istri tercintanya. Karena ia tdk ingin istrinya bersedih.

Betapa keharuan menyelimuti dan memeluk erat hati sang istri juga keluarga kami. Sang anak pun menangis pilu. Dia sebenarnya anak yang baik, kami rindu padanya. Rindu agar dia kembali, tapi entah kenapa sejak kejadian itupun dia belum banyak berubah.

Tinggalah sang ibu yang bertambah parah dalam menghadapi sakitnya. Kami dan keluarganya berusaha merawat dan mngobati semampunya.

"Tolong usap-usap kaki mbak ya dek, sakit sekali.. "
Pintanya ketika aku datang dan baru saja masuk rumah.
" Iya mbak, sebentar aku bawa dulu minyak zaitun sambil mencuci tangan dulu ya mbak..".Jawabku.
Beliau mengangguk lemah dgn tatapan yang redup smbil tersenyum.
"Sakit mbak? ", Tanyaku.
" iya kaki yang bengkak dan mengeras ini sakit sekali, begitu juga dengan payudara juga perut.. "Katanya tapi tetap tenang seolah tidak sesakit itu.

Meski payudaranya sudah diangkat dan menjalani kemotherapy berulang-ulang juga pengobatan lainnya, tapi tetap saja Allah belum menghendaki beliau untuk sembuh. Mungkin saking Allah sayangnya ujian pun diturunkan berkali-kali seolah ingin membersihkan beliau sampai tiada yang tersisa selain sabar dan ikhlas.

Hari itu kami membawa beliau ke tempat pengobatan herbal. Sepanjang perjalanan beliau nampak kesakitan bahkan saat duduk atau apapun sepertinya tidak ada posisi yang nyaman. Raut wajahnya sudah tidak bisa lagi menyembunyikan rasa sakitnya yang entah seperti apa. Ya Allah rasanya tidak tega melihatnya.

Usai mengantar berobat bersama saudara yang lainnya, aku pun pamit untuk pulang. Kusentuh pundaknya yang lemah,
"Mbak aku pulang dulu ya.., semoga mbak tetap sabar dan cepat sembuh ya.. " Ucapku pelan sambil mengusap pundaknya yang bertambah kurus.
"iya.." jawabnya dengan suara lirih dan tatapan kosong.

Malam berikutnya ada kabar dari keponakanku via ponsel. Ternyata kabar duka, beliau sudah dipanggil Allah SWT untuk selama-lamanya. Kembali kami berucap, Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga husnul khotimah dan diampuni semua dosa-dosanya.

Kami pun mengurusi jenazahnya, penderitaannya sudah berakhir. Tapi doa-doanya belum terkabul sampai ajal menjemputnya. Pasti ada kebaikan yang akan Allah berikan meski tidak saat beliau meminta, yang pasti doa adalah salah satu ikhtiyar dan pasti akan dijawab oleh Allah dengan jawaban yang terbaik dan di waktu yang terbaik menurut Allah SWT yang maha tahu.

Waktu demi waktu berlalu, anak tercinta dari almarhumah blm berubah banyak. Kami seolah menemukan jalan buntu. Benar-benar menguji kesabaran, menguji tentang makna putus asa dan makna berharap kepada sang Pencipta.. rasanya sudah habis cara dan upaya.. sungguh kami tidak tahu lagi harus berbuat apa. Ya Allah kami pasrahkan kepadamu dan mohon untuk dimudahkan jalan keluar bagi masalah ini. Hanya itu yang tersisa. Lembutkanlah hatinya ya Allah…

Suatu sore menjelang magrib,
Tiba- tiba dia menemuiku dan minta restuku.
" Mohon doanya ya Tante, saya mau dilamar.. dan segera menikah" . Begitu ungkapnya dengan wajah riang sesaat setelah pulang entah dari mana.
"iya, alhamdulillah. Gimana calon suaminya sholeh gak? suka sholat? " Tanyaku.
"Alhamdulillah Tan, dia baik dan mau menerima apa adanya. Dia tahu kok tentang aku, tentang masa laluku, dan dia sayang sama anakku".Ucapnya.
" Baguslah, semoga yang terbaik ya, ingat ya.. jangan ada kebohongan lagi, dan semoga semua mnjadi lbih baik" Ucapku sambil bertanya dalam hati.. apa yang akan terjadi dan bagaimana kebenarannya.

Dan.. hari pernikahan tiba. Semua berjalan dengan lancar dan khidmat. Juga penuh air mata bahagia.Ternyata ini adalah awal dari jawaban doa-doa indah orang tua. Masya Allah ada pemuda sholeh yang menikahinya dan berniat membimbingnya. Dia tahu keburukan masa lalunya, karakternya dan tdk mempermasalahkannya. Sayang pada anaknya juga keluarga. Dia sosok anak yang sholeh dan bertanggung jawab yang akhirnya menikahi anak yang penuh masalah dengan orang tuanya, tetapi orang tuanya selalu memaafkan dan mendoakannya. Rencana Allah yang tiada terduga.

" Sekarang saya malu Tan kalo mau berbuat aneh-aneh.. dia tidak banyak menasehati tapi saya malu aja. Saya ingin belajar mnjadi istri sholehah yang taat sama suami… ".Begitulah kata-kata yang sering terucap dari mulutnya. Semoga menjadi doa baik.

Setelah kejadian tersebut kami merasakan banyak perubahan yang sebelumnya kami menganggap mustahil, meskipun tentunya perubahan tersebut masih dalam proses menuju kebaikan demi kebaikan dan masih terus membutuhkan doa dan upaya bersama. Begitulah kehidupan yang fana ini, akan selalu ada ujian dari Allah. Tetapi Allah selalu ada dan tidak akan pernah ingkar janji.

Tak ada yang sulit bagi Allah SWT yang mampu membolak balikkan hati manusia. Jangan putus asa dalam berharap. Mungkin segala upaya dan doa sudah kita tempuh tapi belum juga terwujud. Tapi yakinlah semua ada waktunya, semua ada jalannya, dan semua ada yang mengatur. Mungkin Allah hendak membersihkan dahulu dosa-dosa kita dengan ujian agar kita mampu untuk ikhlas dan sabar dan benar-benar bersih saat berjumpa denganNya.

Meski perubahan itu tidak mudah dan tidak secepat yang diharapkan, mungkin perlu waktu bertahun-tahun untuk itu, tetapi nyata sudah doa dan harapan itu sudah terjawab. Alhamdulillah.

Ya Allah mampukanlah kami untuk selalu ikhlas dan sabar juga penuh syukur dalam mniti hidup yang penuh dengan ujian ini. Selamatkanlah kami di dunia yang fana ini sampai di akhirat kelak yang abadi. Semoga kami mampu untuk menggapai ridhoMu ya Allah.

Sungguh benar bahwa hanya Allahlah yang membolak balikkan hati, Allah pula yang berkehendak memberi taufik dan hidayahNya. Manusia hanya wajib berusaha saja, berusaha untuk taat, berikhtiyar sesuai aturan Allah dan berdoa selalu. Sedangkan proses perubahan tidaklah sama. Tapi yang pasti, tidak ada doa dan usaha yang sia-sia. Jangan pernah putus asa dari rahmat dan pertolongan Allah SWT.[]


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Senandung Moderasi
Next
Impian Pernikahan Syafira
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram