Challenge NP tak ‘kan mungkin sukses terselenggara dan memberikan impact yang besar dan manfaat yang begitu terasa tanpa adanya kerja sama dan dukungan dari semua pihak.
Oleh. Tsuwaibah Al-Aslamiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Mundur bukanlah pilihan, teruslah melangkah walau terseok-seok. Capailah garis finish dengan keteguhan dan kesabaran, hingga terputus seutas nyawa. Duhai dunia literasi, siapa sangka kau akan menjadi bagian dari titian takdirku. Wahai Challenge NarasiPost.Com, tak kukira kau akan jadi gerbang masukku ke dalam dekapan hangat keluarga besar NP. Petikan dawai literasi mengalun indah, semoga kita ditakdirkan bersama hingga jannah-Nya.
Reading Yes, Writing No!
Guys, dunia literasi erat kaitannya dengan aktivitas membaca dan menulis. Sejak kecil aku memang gemar membaca, dari buku pelajaran, dongeng anak, komik, majalah Bobo dsb. Di masa remaja awalnya aku sangat menyenangi novel, saking kesengsrem-nya butuh waktu berminggu-minggu untuk bisa move on dari isi novel itu. Ya ampun, siang malam kebayang-bayang terus alur bahkan dialog dari novel itu. Asli, aku baper habis, Guys!
Lama-lama aku lelah juga dengan kebaperanku, hingga akhirnya aku banting setir dalam memilih genre buku bacaan. Menjelang lulus SMA, masa di mana hijrah mulai menyapa dan kajian intensif mulai kugeluti, aku mulai tertarik pada buku-buku “berat” yang menguras pemikiran, walaupun tak langsung paham sekali baca atau tamat sekali duduk. Namun, justru kesulitan dalam membaca buku-buku ini yang membuat aku merasa tertantang untuk menaklukkannya. Terpenting, aku tak lagi tenggelam dalam kebaperan yang tak jelas juntrungannya, Guys!
Setiap melahap buku bacaan, tak lupa aku siapkan pula stabilo berwarna hijau menyala untuk menandai alinea atau kalimat penting dari buku tadi. Selain itu, aku pun belajar untuk membuat mind mapping dari buku-buku yang telah kubaca, kusediakan buku tulis khusus nan cantik dengan hard cover nyentrik guna memetakan isi buku dengan membuat cabang-cabang pohon penuh warna, seru bikin semangat, Guys! Jangan tanya manfaatnya, dengan berbekal buku “paririmbon” ini, aku bisa me-reminder dan mengisi kajian atau forum, walau dengan amanah dadakan. Alhamdulillah!
Seiring waktu, banyak pihak yang mendesakku untuk menulis. “’Kan udah gemar membaca, otomatis bisa menulis dong, Say!” Eiiiits, siapa bilang? Hello, tak semudah membalikkan telapak tangan gitu lo. Suka baca belum tentu bisa menulis, lihai beradu lisan belum tentu mahir mengukir tulisan. I like reading, but I hate writing!!! Itulah jawaban kliseku. Saking antipatinya, aku selalu menghindar dari amanah menulis.
Pandemi Gerbang Literasi
Pandemi Covid-19 yang menerjang dunia termasuk Indonesia telah mengubah segalanya. Bahkan, aku pun ikut terseret di dalamnya. Seiring dengan terenggutnya panggung-panggung dakwah lisan sebab pemberlakuan PPKM di berbagai wilayah, memaksaku untuk move on dan tetap eksis menyuarakan dakwah Islam, walaupun harus mendobrak sugesti bahwa menulis itu sulit!
Tak cukup berbekal semangat dan nekat semata, untuk terjun ke dunia kepenulisan mutlak diperlukan ilmu! Sebab bahasa lisan jelas berbeda dengan bahasa tulisan! Bismillah, walau masih ada keraguan, akhirnya dengan support penuh dari guruku (Teh Tini Ummu Faris) dan saudaraku (Tante Iha Bunda Khansa) aku memberanikan diri untuk mulai menggeluti “dunia asing” ini dengan mengikuti berbagai kelas-kelas kepenulisan online. Berawal dari kelas Revowriter hingga Imune.
Di kelas menulis Revowriter kelas intermediate inilah aku dipertemukan dengan sosok unik yang selalu kukenang dengan sebutan “sang meraki”. Simak cerita lengkapnya di https://narasipost.com/challenge-true-story/08/2023/merajut-mimpi-bersama-sang-meraki-dan-narasipost-com/
Tulisan perdanaku aku layangkan pada beliau, yang kini kupanggil dengan sebutan Mom Andrea Aussie. Mom memang memiliki website pribadi bernama AndreaNews yang biasa mem-publish berbagai tulisannya yang selalu menarik untuk dibaca. Dengan kebaikan hatinya, mom mempersilakan bagi penulis Revowriter untuk mengirimkan tulisannya, walaupun tak ada jaminan bisa langsung tayang, tetap saja ketat, walaupun ini website pribadi, namun harus melalui tahapan seleksi dari sang editor.
Tulisan perdanaku yang berjudul Vaksin Covid-19 Bisnis Menggiurkan di Tengah Pandemi aku kirimkan pada 14 Oktober 2020, alhamdulillah lolos, esok harinya tayang. Saking senangnya, aku “bombardir” mom dengan beberapa tulisan berikutnya secara berturut-turut, namun nahas tulisan-tulisanku itu ditolak mentah-mentah oleh editornya, Guys! Hiks…hiks….
Antusiasme berubah jadi pesimisme, baru sejenak merasakan euforia eh sudah kecewa lagi. Keraguan pun menyeruak, “Ehm… kayaknya emang ini bukan passion-ku! Lebih baik mundur daripada terjerumus dalam palung kegagalan yang tiada bertepi.” Beruntung aku tak sendiri, masih banyak orang-orang sekitarku yang menguatkan dan mendukungku. Dengan berat langkah, akhirnya aku putuskan untuk melanjutkan perjuangan dalam dunia literasi ini.
Minggu kedua Oktober 2020 website AndreaNews bertransformasi menjadi NarasiPost.Com (NP). Namun, sejak penolakan itu, aku tak lagi mengirimkan satu pun naskah tulisan ke Mom Andrea. Aku berhibernasi sejenak di NP, menjadi “kutu loncat” mengikuti berbagai kelas kepenulisan secara maraton, memantaskan diri untuk menjadi penulis Islam ideologis dengan segala kekurangan. Ternyata harapan itu harus selalu “dirawat”, Guys. Berawal dari tulisan SP (Surat Pembaca) yang sering mejeng di Radar Bogor, aku bahagia namun belum puas, sebab aku belum bernyali untuk menulis tulisan opini yang tingkat kerumitannya lebih tinggi.
Challenge ke-1
Pada bulan Desember 2020, NP menyelenggarakan challenge perdana yang menantang para penulis untuk berkompetisi dalam rubrik opini. NP memberikan 2 opsi tema yakni tentang Refleksi Tahun 2020 atau Persepsi Tahun 2021. Awalnya aku ragu untuk mengikutinya, sebab aku masih belajar menulis tulisan opini di kelas kepenulisan yang diasuh Cikgu Fang dan Aka Nelly. Setelah berkonsultasi dengan salah satu guruku, aku diyakinkan agar ikut serta dalam challenge ini, untuk mengukur kemampuanku, bukan demi mengejar reward. Akhirnya aku memberanikan diri untuk membuat dua naskah sekaligus, yakni Refleksi Tahun 2020: Hempaskan Demokrasi, Islam Jadi Solusi dan Persepsi 2021: Rapatkan Barisan, Optimalkan Perjuangan, Songsong Abad Khilafah. Kedua tulisan ini aku kirimkan langsung ke nomor WA Mom Andrea.
Pembuatan kedua naskah opini itu sangat menguras energi dan pikiran serta riset yang tak sekejap. Butuh waktu beberapa hari untuk merampungkannya. Tak sedikit pun terbesit dalam benakku, naskah itu akan memikat para juri. Sebab dalam pandanganku, editor sekaligus juri challenge NP killer banget. Naskah harian saja sudah ditolak, apalagi challenge. But, surprise!!! Alhamdulillah biiznillah, naskahku yang berjudul Persepsi 2021: Rapatkan Barisan, Optimalkan Perjuangan, Songsong Abad Khilafah bisa menyabet juara kedua. Tengok https://narasipost.com/2021/01/09/persepsi-2021-rapatkan-barisan-optimalkan-perjuangan-songsong-abad-khilafah/
Juara pertama diraih oleh guruku di kelas kepenulisan yakni Mbak Saptaningtyas Februastuti dengan naskah uniknya yakni Refleksi 2020: The Dip Perjuangan Kebangkitan Islam dan juara ketiga diperoleh temanku Sarah Mulyani, kami sama-sama dari Cianjur lo dan tetanggaan pula dengan naskahnya yang berjudul Muhasabah Akhir Tahun 2020.
Namun, ada satu hal yang aku sesali pada naskahku yang satu lagi, kenapa tak kusajikan secara komprehensif pemaparan solusinya? https://narasipost.com/challenge-np/01/2021/refleksi-tahun-2020-hempaskan-demokrasi-islam-jadi-solusi/
Sebab saat itu aku berpikir bahwa refleksi 2023 itu titik tekannya ada pada fakta dan analisis, solusinya sekilas saja. Karena solusi mendalam akan aku uraikan panjang lebar pada naskah persepsi 2024. Ehm… ternyata dalam satu tulisan harus paket komplet, Guys!
Dari Challenge NP ke-1 ini aku memetik pelajaran. Pertama, struktur naskah opini harus komplet, terdiri dari fakta, analisis, dan solusi. Semua harus disajikan secara tajam dan komprehensif. Kita harus memastikan pembaca memahami secara utuh pesan ideologis yang kita sematkan pada tulisan itu. Kedua, cari angle unik nan menarik yang jarang dibahas penulis lain.
Challenge ke-2
Pada bulan Februari 2021 NP kembali menggelar Challenge ke-2 dengan tema Valentine’s Day. Kali ini aku tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama pada challenge selanjutnya. Akhirnya aku eksekusi naskah berjudul Menyingkap Tabir Kegelapan Valentine's Day. Lihat https://narasipost.com/2021/02/20/menyingkap-tabir-kegelapan-valentines-day/
Aku pastikan struktur dan teknis penulisan tak ada yang tertinggal. Hanya saja titik tekan pada tema ini bukan hanya meneropong Valentine’s Day dari sisi sosial saja, namun membeberkan kegelapan dan kebusukan salah satu budaya Barat ini dari sisi pendangkalan akidah dan pengaruh budaya liberal, peran media dan ambisi para kapitalis dalam memasarkanV-Day sebagai komoditas bisnis, serta lemahnya keimanan dan controlling dari masyarakat dan negara. Tak lupa mengejawantahkan solusi komprehensif dari budaya V-Day yang merusak generasi.
Alhamdulillah naskahku kali ini berhasil menggaet juara pertama dalam rubrik opini. Bersamaku ada juga para juara yakni Mbak Ismawati (motivasi), Cikgu Afiyah Rasyad (sastra), dan Mbak Solehah Suwandi (cerpen).
Challenge ke-3
Menginjak bulan Maret 2021, NP mengumumkan Challenge ke-3 dengan tema Kesetaraan Gender dalam Perspektif Islam. Kali ini ada 3 kategori yang dilombakan yakni opini, true story, dan video. Sayangnya pada bulan ini kondisiku tidak kondusif, bapak mertuaku sakit keras dan ibu mertuaku memintaku dan anak-anak untuk menginap di rumah beliau. Beliau ingin ditemani dalam mengurus bapak mertua yang sakit, maklum mertuaku tak punya anak perempuan, ketiga anaknya laki-laki semua. Sementara kondisi beliau pun sakit-sakitan juga. Oleh karena itu, proses pembuatan naskah challenge kali ini tak selancar sebelumnya. Walau banyak intermezo, akhirnya rampung juga naskah berjudul Saatnya Perempuan Berdaya dalam Perjuangan Tegaknya Khilafah. Naskah ini aku kirimkan ke Mom Andrea saat injured time.
Tak disangka, setelah mendengar pengumuman pemenang challenge dari NP, naskahku terpilih menjadi juara kedua. Intip sini https://narasipost.com/pilihan/04/2021/saatnya-perempuan-berdaya-dalam-perjuangan-tegaknya-khilafah/
Masyaallah tabarakallah, ini benar-benar jadi pelipur lara bagiku. Salut buat Teh Annisa Fauziyah yang berhasil meraih juara pertama dan Mbak Erni Misran yang menjadi juara ketiga.
Guys, ada pelajaran penting yang diambil dari Challenge NP ke-3 ini adalah ketelitian dan self editing, sebab kelalaian secuil pun akan terdeteksi oleh para juri. Misalnya pencantuman sumber berita atau informasi, ini penting dan tak boleh disepelekan. Sebab hal ini pun masuk penilaian juri. Berarti untuk naskah-naskah berikutnya baik itu untuk challenge atau bukan, harus dipastikan lengkap struktur dan teknis penulisannya.
Challenge ke-4
Pada awal Agustus 2021, NP kembali menyelenggarakan Challenge ke-4 untuk beberapa rubrik yakni opini, motivasi, parenting, teenager, travelling, story, dan video. Saat itu aku sudah tergabung dalam Tim Kontributor Tetap (Kontap) NP. Aku biasanya mendapatkan amanah menulis opini dan world news, sedangkan teman-teman menulis di rubrik yang lain. Namun, di bulan Agustus itu Mom Andrea menantang seluruh anggota Kontap keluar dari zona nyamannya masing-masing, yakni menulis untuk rubrik di luar amanah biasa. Berat juga tantangannya, aku ragu untuk mencobanya. Mungkinkah aku mampu menaklukkan rubrik lain? Ehm… akhirnya aku berpikir, kenapa tantangan ini tak sekalian saja dieksekusi dan dikirimkan sebagai naskah challenge? Sambil menyelam minum air gitu lho. Dengan begitu, tantangan terjawab, challenge pun tertunaikan. Akhirnya aku dan teman-teman Kontap pun sepakat untuk mengirimkan naskah di luar zona nyaman ini ke Mom sebagai naskah challenge. Mom pun mengizinkan, sebab amanah ini di luar naskah wajib Kontap.
Bismillah, naskah pertama yang aku eksekusi adalah opini, NP memberikan 3 pilihan tema yakni peran remaja, hari anak nasional, dan kemerdekaan. Aku hindari tema kemerdekaan, sebab naskah dengan tema ini pasti membludak. Setelah itu aku mencari ide untuk rubrik lain yang temanya bebas. Akhirnya aku putuskan untuk mengirimkan 6 naskah secara bertahap ke Mom Andrea Aussie.
Alhamdulillah wa syukru ‘ala ni’matillah, dari sekian banyak challenge yang aku ikuti, challenge ini yang paling berpotensi bikin aku “jantungan”. Bagaimana tidak? Lima dari enam naskah yang aku kirim merupakan naskah perdana menulis di luar zona nyaman dan empat di antaranya terpilih sebagai naskah terbaik pertama. Apa saja itu? Yuk kepoin:
3. Motivasi : https://narasipost.com/challenge-ke-4-np/09/2021/agar-toxic-people-tidak-mewabah-dunia-mesti-berbenah/
4. Parenting : https://narasipost.com/challenge-ke-4-np/09/2021/bila-sang-arsitek-peradaban-terpapar-insecure-akut/
Dua naskah challenge-ku yang lain GATOT alias gagal total. Why? Ternyata aku galfok, Guys! Kok aku malah bikin naskah syiar, padahal itu bukan rubrik yang masuk kategori challenge. Hadeuuh…kayaknya aku dah mabok darat nih. Rubrik story malah terbaca syiar dalam pikiranku. Walhasil naskah itu hanya dianggap naskah harian saja, bukan challenge. Masih untung segitu juga, berhasil tayang di NP. Mau tahu naskahnya, Guys? Nih klik saja linknya:https://narasipost.com/syiar/09/2021/menyelami-eloknya-sebab-kepemilikan-individu-dalam-perspektif-islam/
Yang paling memalukan itu ya naskahku yang terakhir, yaitu travelling. Saking parahnya naskah ini sampai gak layak tayang di NP. Konon katanya, Mom Andrea dan Mbak Miladiah selaku juri sampai terpingkal-pingkal membaca naskahku ini. Tebak kenapa? Coz, isinya travelling rasa opini ceunah. Ya ampuuuuun…. Padahal tadinya aku mau mempromosikan salah satu destinasi wisata viral di Cianjur yakni Gunung Padang, situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tapi karena rasa opininya terlalu dominan, gak kerasa deh aura travelling-nya, hadeuh!
Eitsss… Tapi akan selalu ada hikmah di balik suatu peristiwa lo. Nih, pelajaran berharga yang bisa dipetik dari Challenge NP ke-4 ini adalah:
- Kerahkan segala daya upaya yang dimiliki, apalagi jika kita hendak menaklukkan sesuatu yang “ditakuti”.
- Berani dan yakin bisa keluar dari comfortable zone.
- Dalam memilih tema tulisan, pilih tema yang jarang dibahas penulis lain. Jika temanya telah ditentukan maka pilihlah angle yang jarang dilirik penulis pada umumnya.
- Pastikan seluruh komponen tulisan baik itu struktur dan teknisnya ada dalam naskah kita.
- Apik dalam self editing.
- Teliti dalam membaca flyer, sebab persyaratan, kriteria, dsb. yang mempengaruhi keabsahan naskah challenge kita ada di sana.
- Fokus pada proses, bukan pada hasil. Tawakal itu ada sejak kita berazam, bukan setelah kita menyelesaikan usaha.
Challenge ke-5 s.d. 6
Sejak kemenanganku di Challenge ke-4, Mom Andrea langsung “menculikku” menjadi admin di media NarasiPost.Com, ehm…. kali ini aku tak bisa mengelak lagi, ada sebuah janji yang harus aku penuhi. Walaupun dalam hati belum yakin, apakah diri ini layak dan mampu menjadi admin NP. Mengingat tugas-tugasnya yang extraordinary, butuh energi dan mental yang prima dalam mengeksekusi berbagai amanah yang diberikan Mom Andrea. Apalagi suasana kerjanya yang western habis, horor banget buat aku yang orang sunda ini.
Nah, pada Challenge NP ke-5 dan 6 ini aku dan para editor lain ditunjuk menjadi juri challenge, Guys! Sesuatu yang bahkan untuk sekadar membayangkannya pun aku tak berani. Memeriksa sekaligus menilai puluhan naskah penulis yang hasilnya harus dipertanggungjawabkan dunia akhirat, how come! Walau berat, eksekusi saja dulu, jangan berasumsi melulu!
Mom Andrea yang pertama kali melontarkan ide challenge, selanjutnya dibahas mendalam dalam rapat online via Zoom dari mulai tema challenge hingga reward yang akan ditaburkan. Setelah itu dibuatkanlah flyer oleh Teh Nay Beiskara, desainer flyer dan cover andalan NP. Walau sudah profesional, namun tak luput dari kritikan mom dan admin lain. Setelah flyer ok, dibuatlah narasi publikasi oleh editor naskah dan disebarluaskan oleh Putri Ramadhani Fitri di akun official NP. Baru deh dikoar-koar di mana pun dan di berbagai kesempatan oleh Tim NP dan Konapost.
Bagaimana persiapan para editor naskah yang ditunjuk menjadi juri, Guys? Nah, langkah pertama kita sebagai juri adalah membuat wag khusus juri challenge. Kemudian merumuskan kriteria penilaian bersama dengan juri lain, saling menyamakan persepsi agar objektivitas tetap terjaga. Selanjutnya merancang formulasi perhitungan poin penilaian. Lalu eksekusi dan menyetorkan penilaian. Terakhir, menentukan para pemenang berdasarkan nilai tertinggi. Nah, yang terakhir ini dikerjakan Mom Andrea dan Putri lo, sebab mereka berdua yang mengantongi rekapan nilai semua peserta challenge. Lalu dibuatlah video pemenang challenge, yang tak mudah prosesnya. Bukan hanya itu, dalam mempersiapkan dan mengirimkan reward kepada para pemenang itu pun jadi tanggung jawab mereka berdua. Waduh…rempong banget ‘kan mereka? Kami para juri paling banter hanya mengetahui pemenang di rubrik masing-masing, sedangkan pemenang secara keseluruhan kami ketahui pas pengumuman pemenang challenge yang dirilis NP dalam video.
Honestly Guys, bagiku lebih sulit menjadi juri daripada jadi editor harian. Kadang untuk menilai satu naskah saja, butuh pembacaan lebih dari satu kali dan memakan waktu yang cukup lama. Kata per kata dipelototi, kalimat demi kalimat dicerna, dan alinea demi alinea dicari benang merahnya. Apa saja sih yang kami periksa, yuk simak baik-baik, agar kamu berpeluang menjadi pemenangnya!
- Jumlah kata memenuhi kriteria atau tidak.
- Tingkat plagiarisme melebihi batas toleransi atau tidak.
- Struktur penulisan lengkap atau tidak, apa saja itu? Judul, lead, fakta, analisis, solusi, dan penutup. Diperhitungkan juga lo alur dan bobot isinya serta keterkaitan dari alinea pertama hingga akhir.
- Teknis penulisan meliputi kesesuaian kata dengan KBBI dan EYD, tipo, pencantuman sumber berita dan dalil, dsb. Setiap kesalahan dihitung dan ditotal jumlah keseluruhannya.
Bagaimana, cukup rumit ‘kan? Setiap challenge itu dapat dipastikan para juri bakal kehilangan jatah tidur hehe….. Tapi demi kamu Guys, apa sih yang gak? So, pengalaman jadi juri itu memang ngeri…ngeri… sedap ya.
Challenge 7 s.d. 8
Pada Challenge Rakastan Sinua dan Dawai Literasi aku tak menjadi jurinya, Guys. Sebab ada amanah lain yang harus dituntaskan di NP. Namun sebagaimana para admin yang lain, aku pun diperkenankan untuk mengikutinya sebagai peserta challenge kategori Tim Redaksi NP. Nah, kalau ini aku gak bisa kasih bocoran ya terkait penilaiannya, soalnya Mom Andrea langsung yang menjadi jurinya. Tahu banget ‘kan, Guys bagaimana perfeksionisnya mom? Speechless dah aku.
Bewara, Guys! Dalam challenge terdahulu, aku menggunakan nama asli. Namun, seiring berjalannya waktu aku pakai nama pena ya, Tsuwaibah Al-Aslamiyah.
Tujuan Challenge
Ide challenge ini muncul dari ruh-nya NP, yakni Mom Andrea. Mom menginisiasi challenge ini bukan tanpa tujuan, bukan hanya ingin seru-seruan, apalagi flexing kekayaan ya Guys! Ada tujuan mulia di balik “babak belur”nya challenge. Yup, sebetulnya yang babak belur itu bukan hanya peserta dan juri saja, bahkan Mom Andrea dan tangan kanannya, Putri pun ikut “bonyok”. Gelontoran rupiah tersedot demi membiayai challenge ini, namun tak sedikit pun mom merasa rugi karena telah berbagi rezeki dalam challenge ini. Sedangkal tinjauanku, inilah tujuan Mom Andrea mengapa intens menyelenggarakan challenge NP:
- Menjadikan challenge NP sebagai ajang pembelajaran efektif. Bagi peserta, mengasah kemampuan menulisnya sekaligus mempraktikkan berbagai teori yang dibagikan dalam sharing ilmu dan event. Sedangkan bagi juri, mengasah “mata elang”nya agar makin teliti; objektif; dan profesional dalam menilai naskah peserta.
- Menemukan bakat-bakat terpendam pada diri penulis, menggemblengnya agar menjadi mutiara-mutiara dalam dunia literasi.
- Melebarkan sayap dakwah Islam ideologis melalui tulisan dan medsos.
- Memberikan “panggung” bagi para penulis ideologis agar karya mereka abadi dan bermanfaat bagi umat.
- Menghidupkan website NP agar menjadi rujukan media bagi dunia.
- Membantu menghilangkan kendala-kendala teknis dan tools bagi para penulis yang produktif dengan memberikan reward yang support dan related dengan dunia kepenulisan.
- Mengapresiasi kerja keras dan antusiasme para penulis dalam menelurkan karya-karya hebat.
- Menyalurkan “kedermawanan” Mom Andrea pada jalur yang benar. Mom kurang respect pada orang yang hanya mengharap bantuan “cuma-cuma” seperti meminta, meminjam tanpa tanggung jawab, apalagi menipu! Nah, dengan reward challenge ini para penulis bisa mendapatkan “uluran tangan” dari Mom Andrea dengan cara yang elegan dan lebih terhormat.
- Mom Andrea meyakini bahwa harta merupakan titipan Allah yang berat penghisabannya di yaumul akhir nanti. Oleh karena itu, infak fisabilillah di jalan dakwah merupakan investasi harta yang paling menguntungkan dalam perspektif agama. Jangan aneh jika ratusan juta rupiah telah terkuras dari dompet mom pribadi untuk membiayai NP selama kurang lebih 3 tahun ini. Wajar saja sih Guys, sebab mom merupakan donator tunggal yang membiayai segala tetek bengek NP.
- Menyalurkan ide-ide brilian Mom Andrea yang selalu out of the box sekaligus menstimulus para admin NP agar lebih kreatif, gercep, dan solid dalam menggarap program NP.
Doa Terbaik
Ucapan syukur tak terhingga pada Allah taala dan rasa terima kasih yang begitu dalam pada Mom Andrea, Tim NP, Konapost, dan peserta challenge pada umumnya. Challenge NP tak ‘kan mungkin sukses terselenggara dan memberikan impact yang besar dan manfaat yang begitu terasa tanpa adanya kerja sama dan dukungan dari semua pihak. Kita adalah satu, apa pun posisi dan peranan kita. Air mata dan keringat yang tercurah tak ‘kan sia-sia. Keduanya akan menjadi saksi yang memberatkan timbangan amal baik kita di yaumul hisab nanti, insyaallah.
Semoga Allah Swt. memberikan umur panjang lagi berkah pada Mom Andrea dan keluarga, kesembuhan dari berbagai penyakit dan kesehatan yang selalu prima, rezeki yang berlimpah, kelancaran pada semua urusan dunia dan akhirat, perlindungan dari orang-orang yang berniat jahat, jodoh terbaik bagi putri semata wayangnya, dan kita bisa bersua langsung saat mom kembali ke tanah air. Orang dermawan tak akan merugi, sebagaimana firman Allah Swt. yang berbunyi:
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Semoga NarasiPost.Com makin berkibar dan membahana seantero dunia sebagai media yang teguh membawa misi dakwah Islam ideologis, menumbuhkan kecerdasan literasi pada umat, membuka cakrawala khazanah keilmuan Islam, dan memenangkan ghazwul fikr di dunia maya.
Semoga Tim NP selalu sehat, makin kreatif dan solid mengampu media luar biasa dambaan penulis ideologis. Semoga Konapost dan para penulis pada umumnya diberikan kesehatan dan keistikamahan dalam menulis dan mengguncang dunia dengan tsaqafah Islam, keikhlasan dalam berkarya, dan keteguhan dalam mengukir prestasi di mana pun berada. Aamin ya Allah ya Rabbal ‘Aalamiin.
Mohon maaf atas segala kekurangan dan kelemahan dalam naskah challenge ini. Tak ada gading yang tak retak. Semoga ada ibrah yang bisa diambil dan pelajaran yang bisa dipetik dari tulisan ini. Uhibbukum fillah.
Wallahu a’lam bishawab. []
Isi naskahnya menarik, enak dibaca, menginspirasi. Ada banyak ibrah yang bisa diambil dan diterapkan di dunia menulis. Terima kasih untuk tulisannya yang sangat bermanfaat ini.
Semoga sukses terus, Kak Nur Jamilah.
Pingin diajari bikin tulisan yang keren kek gini ☺️
Tulisannya paket lengkap, tak hanya story tapi juga motivasi. Terima kasih sudah menuliskan sesuatu yang membuat diriku termotivasi untuk terus berbenah dan berusaha. Merasa upaya diri selama ini tak ada apa-apa.
Sukses terus mbak Nur Jamilah
Masya Allah, tulisannya panjang dan lengkap. Kisah pribadi sebelum lahirnya NP, awal NP, hingga challenge-challenge dari awal hingga saat ini lengkap ditulis. Semua challenge diikuti dengan berbagai cerita berbeda. Diungkap juga apa yang tersembunyi di balik challenge yang selalu berbinar. Terbayang kerja keras Pemred dan tim mengurus NP, terlebih saat ada challenge.
Tulisannya juga menguak tujuan challenge NP yang mungkin banyak tidak dipedulikan penulis. Orang sering hanya melihat reward yang disediakan fantastis. Namun ternyata ada tujuan mulia di balik semua challenge yang tidak hanya menguras keuangan, tapi juga waktu, tenaga, dan pikiran Mom Andrea beserta tim NP.
Barokallah mbak Tsuwaibah yang layak jadi pemenang atas semua perjuanganmu.
Masyaallah
Ini mah sering juara, patut ditiru
Keren, NP melahirkan penulis hebat dan ideologis. Menempanya agar semakin berkilau. Membuat dunia terpana pada tangguhnya sang Pemred, kerja tim yang solid, sampai hal terkecil pun tak luput.
Barakallahu lakum jami'an ❤️❤️❤️
MasyaAllah...
Selalu ada daging literasi yang bisa kusantap setiap yang disampaikan mbak Nur Jamilah. Jadi semangat membaca naskahnya.
Barakallah, Mbak.
suka membaca emang gak selalu akan suka menulis Bu,dalam pandangan saya sebelumnya membaca dan menulis itu hanya dilakukan saat kita sedang suka atau sedang ingin melakukannya saja. tapi melalui tulisan bu Tsuwaibah Al.Aslamiyah ini saya justru merasa tersindir, apalagi melalui challange 10 hari menulis oleh mom Andrea yang tentu saja tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan keahlian dan kemahiran kita dalam menulis. persepsi saya jadi berubah soal menulis, bahwa "menulis itu bukan se sempatnya, tapi kita harus menyempatkan diri untuk menulis" sesibuk apapun kita.
MasyaAllah......membaca naskah ini serasa ikut mengarungi ruang dan waktu di NP bersama mbak Nur Jamilah.
Paket komplet. Barakallah
Masyaallah
Saya melabuhkan pilihan pada tulisan, Mbak Emy. Semoga berkah.
"Mendaki gunung, lewati lembah", Mungkin itu kalimat yang cocok untuk perjuangan para admin menjalani amanahnya di kanal ini. Semangat ya kalian!
Maa syaa Allah barakallah komplit banget mba Emy di kasih tips juga cara kepenulisan.. dan ada ibrah dari setiap challange ternyata ...ada sesuatu yang berharga niat ikhlas Mom's Andrea dari setiap challange..sehat selalu Mom's dan keluarga dan tim NP semuanya... Aamiin
MaasyaAllah
Tabarakallah, Alhamdulillah... Perjuangan dari awal dan kegigihan, kecerdasan ,semangat membara...pada akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa,
Menjadi keluarga besar NP tidak mudah, Pemred yang disiplin dan terkenal killer mampu ditaklukkan karena usaha keras hingga challenge demi challenge juara!
Tante bahagia dan terus mendoakan untuk istikamah dalam dakwah lisan ataupun bil qalam.
Dan jangan sombong tetap berbagi ilmu agar menjadi amal jariyah.
Insyaallah di challenge inipun emy salah satu pemenangnya, bi idznillah
Barakallahu fiik Emy...
Uhibbukifillah
Masya Allah. Paket lengkap ini naskah. Tak hanya menguliti challenge NP dari berbagai sudut, namun banyak ilmu yang bisa diambil pelajaran selain dari sisi ilmu kepenulisan. Memotivasi para penulis pemula seperti saya untuk terus belajar, terus melangkah meski rasa percaya diri kadang ciut. Jazakillah mbak atas inspirasinya. Barakallah mbak.
MasyaAllah tabarakallah mbak
Sebagai Pemred NarasiPost.Com, aku tahu banget siapa penulis ini. Dari penulis yang putus asa sampai menjadi seorang admin andalan NP. Yang ingin kubilang padamu, mbak Nur saya bangga memilikimu di barisan Tim Redaksi. Saya kagum dengan naskah-naskahmu yang luar biasa, Saya terharu dengan jiwa ikhlasmu dalam berdakwah yang tidak pernah kalkulasi karyamu dengan uangku.Benar, kamu adalah mutiara dan Ratu Opini NarasiPost.Com.
Terima kasih atas kerja kerasmu selama ini.
Masyaallah lengkap komplit, diksinya keren. Butuh waktu lama bacanya tapi sebanding dengan banyaknya ilmu yang di dapat. Baarakallahu fiik mb
Aku banyak belajar dari tulisan ini. Masya Allah barakallahu Mba
MasyaAllah tulisan storynya panjang banget, lengkap perjalanan menjadi penulis hingga menjadi langganan juara. Banyak membeti ibrah bagaimana berproses menjadi prnulis yang andal.
Keren lika-liku dunia literasi
Selalu membuat jatuh hati
Apalagi challenge dawai literasi
Challenge NP yang selalu menarik dan penuh sensasi
Naskah yang banyak membagi ilmu, pengalaman hingga sukses di dunia lIterasi meski membacanya saya membuat mata jadi sepet karena panjang maklum saya udah faktor U. Barakallah untuk NP sungguh keren.
Di baca berkali-kali pun tetap suka sama naskah teteh. Karena banyak hal yang harus kita perhatikan dalam mengikuti challenge NP. Jazakillah Khoiron katsiron teteh.
Masya Allah, aku dalam fase itu kak, berkali-kali naskah motivasiku salah terus, aku mau bertanya dan shareing dengan siapa, aku bingung, setiap itu pula ada rasa pesimis dalam batinku, tapi aku nggak mau kalah. Tulisan kakak, sungguh sangat berarti bagiku. Ini sumber jawabanku.
Saya akan mencoba meminta seorang admin untuk membimbingmu menulis naskah motivasi sesuai kriteria NP
Saya juga mau, mom
MaasyaaAllah. Jungkir baliknya sampai bisa menghadirkan tulisan untuk mencerdaskan umat patut diacungi jempol. Barokallohu, mba
MasyaAllah, naskah yang unik.
Perjalanan panjang dan berliku untuk menjadi penulis hebat.
Masyaallah, selalu suka tulisan teh Emy. Ini mah paket lengkap. Barakallah...
Masyaallah. Jalan panjang untuk menjadi penis handal memang tak semudah membalikkan telapak tangan.
Barakallah mba@ Emy. Kisahnya jadi motivasi dan menginspirasi
Masyaallah.. tabarakallah..
Ceritanya sangat2 berkesan sekali..
Masyaallah. Lengkap pisan Atuh Teh.
Barakallah Mbak Emy.
Masysaallah tabarakallah sempurna dan haru
Masya Allah ....
Speechless baca story-nya mbak Emy.
Baarakallaah, Mbak
masyaAllah wa tabarakallah untuk tulisannya. Paket komplet.
Masyaallah, keren as always. Selalu suka baca tulisan Mbak Emy. Barokallah, Mbak
Tulisan Teteh ini berapa words ya?? Hehee panjang dan lebar..barakallah Teh, selalu jadi juara.. Inilah, ciri orang beruntung,, hari ini lebih baik dari kemarin
MasyaAllah Teteh.... selaluuuu
Selalu panjang. Komplet dah
Sedikit mengikuti perjalanan teh Emi di NP, dan kali ini benar-benar tertuang dalam tulisan apik nan dalam.. MasyaAllah tabarakallah
MasyaaAllah.. aku penasaran dengan naskah travelingnya Mba Mila yang mirip opini itu... terharus, pas baca tujuan challenge dan niat mulia Mom mengadakan challenge..Semoga menjadi pahala jariah untuk Mom sekeluarga...
Membekas banget ya Teh perjalanan challenge NP
Amiin Terima kasih kak
Sepanjang jalan kenangan... NP begitu membekas ya teh... pengalaman dari nol sampai sekarang berada di jajaran tim redaksi. Mulai jadi peserta sampai jadi juri... Semangaaaat terusss...