"Sesungguhnya setiap amal seseorang itu tergantung pada niatnya, dan bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR. Bukhari Muslim)
Oleh. Dyah Rini
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Aku merasa semakin ke sini diriku makin tenggelam. Kemunculan mereka, para penulis muda membuat nyaliku semakin ciut. Apalagi saat akan mengikuti challenge yang diadakan media selektif ini. Ditambah lagi hadirnya orang- orang masyhur dalam dunia literasi yang juga turut menjadi peserta. Deretan nama penulis yang berulang kali menyabet juara dalam challenge NP membuatku benar-benar tidak PD.
Rasa kurang percaya diri itu sering datang mengganggu. Perkara ini memang sesuatu yang seharusnya tidak boleh ada pada diri penulis ideologis. Aku sadari inilah kelemahan diriku sekaligus kekuranganku.
Terkadang suara hatiku berbisik "Kenapa sih Mom Andrea tidak membuat challenge khusus untuk mereka yang belum pernah menang? Sedangkan mereka yang sering menjadi juara off dulu jadi peserta, untuk memberi kesempatan yang lain (kelas junior) menguji kemampuannya. Atau para senior itu ada ajang tersendiri yang lebih bergengsi untuk berkompetisi."
Namun kemudian aku sadar, semua itu adalah wewenang pemilik media bonafide ini. Mom Andrea, Pemred NarasiPost.Com ini telah membesarkannya dengan dana pribadi yang tidak sedikit. Maka wajar beliau mau berbuat apa, ya sah-sah saja. Hak beliau membuat aturan apa saja bagi NP. Kenapa aku lancang mau mengatur-atur? Maaf Mom, atas ketidaksopanan suara hatiku. Semoga apa yang sudah Mom keluarkan dicatat sebagai infak di jalan Allah, dalam rangka dakwah Islam melalui tulisan.
Awalan yang Indah
Aku sebenarnya terbilang cukup sering mengikuti challenge media keren ini. Namun dewi fortuna belum berpihak kepadaku. Tetapi aku masih ingat pernah masuk dalam kelompok 4 tulisan kategori pemenang ke-3 pada Challenge Kaleidoskop 2021dalam rubrik opini. Kala itu tulisan opiniku yang berjudul 'Jaminan Keamanan yang Dirindukan' bersanding dengan tulisan Mbak Athiefa Dienillah yang sudah almarhumah. Semoga tulisan dakwahnya menjadi pemberat timbangan amalnya di akhirat kelak.
Baca : https://narasipost.com/challenge-kaleidoskop-2021/12/2021/jaminan-keamanan-yang-dirindukan/
Itulah kenangan indahku saat awalan menjadi anggota KonaPost. Saat itu anggotanya masih belum sebanyak sekarang. Taburan hadiahnya pun tidak seroyal seperti saat ini. Aku masih ingat saat itu mendapat hadiah tas cantik plus gantungan kunci, serta sertifikat sebagai pemenang ketiga. Kebahagiaanku bertambah saat naskah para pemenang dimasukkan pada buku antologi pertama keluaran NP, 'Jejak Penakluk Aksara Mengguncang Nusantara'. Ini adalah buku keren berisi kumpulan naskah pemenang dari challenge pertama hingga challenge keempat NP. Salah satunya naskah Mbak Nurjamilah,S.pd.I yang menjadi langganan juara dari berbagai rubrik.
Pengalaman Sedih
Pengalamanku yang lain, yakni saat mencoba ikut challenge NP dalam rubrik motivasi. Pada saat itu hatiku sempat berbunga ketika tulisanku masuk kategori 10 naskah motivasi terbaik yang memiliki nilai tinggi. Namun, pada detik-detik akhir challenge, berdatangan naskah yang masuk dan menggeser posisiku. Naskah-naskah itu mengantongi nilai jauh lebih tinggi dari pada naskahku. Aku pun tereliminasi. Tidak lagi masuk deretan 10 peserta naskah motivasi terbaik.
Aku merasa sedih sekali. Ibarat seorang anak kecil yang diberi permen lalu diminta lagi. Batinku menjerit "Kenapa sih Mom tidak nambah hadiah lagi? Sehingga yang sudah tercantum tidak perlu di-delete." Aku masih ingat ada dua peserta yang dieliminasi saat itu, salah satunya aku. Aku masih berharap tiba- tiba Mom mengubah keputusan, lalu menambah jumlah pemenang. Sehingga tidak ada peserta yang dieliminasi. Namun, sampai detik akhir challenge, ternyata tetap diambil 10 orang saja untuk naskah motivasi terbaik. Diriku benar-benar terlempar. Naskahku yang berjudul 'Usir Penyakitnya Pembelajar Al-Qur'an' belum bisa memikat hati tim juri untuk memberikan nilai tinggi. Yah, mungkin naskahku memang banyak kekurangannya pada KBBI atau EYD atau lainnya. Aku harus terus belajar dan belajar. Tidak boleh bosan untuk terus meningkatkan kualitas tulisanku. Kekecewaanku sedikit terobati saat naskah motivasiku ternyata dimasukkan dalam buku antologi kedua NP. Tetapi sayang, pada saat itu aku belum tergerak membelinya. Di samping memang belum ada dana.
Baca juga : https://narasipost.com/challenge-milad-np/10/2022/usir-penyakitnya-pembelajar-al-quran/
NP di Mataku
Itulah penggalan kisah pengalamanku mengikuti challenge NP. Namun, di balik aneka rasa dalam mengikuti challenge, aku punya pengalaman berkesan tentang pemrednya. Aku masih ingat saat pertama mengirim naskah ke NP. Sang Pemred begitu supel menyapa penulis baru dengan panggilan "Mbakku". Panggilan akrab serasa sudah lama kenal. Beliau juga selalu mengucapkan terima kasih atas kontribusiku yang masih sangat kecil sekali rasanya.
Saat ini aku melihat challenge NP semakin bergengsi. Hadiah yang dijanjikan tidak tanggung- tanggung. Ada laptop, emas, HP, uang, buku solo dll. Semoga semakin banyak yang disedekahkan semakin banyak pula limpahan rezeki untuk Mom Andrea. Dan semoga NP tetap eksis dan terdepan dalam mendakwahkan Islam ke penjuru dunia.
Khatimah
Secara fitrah manusia punya naluri yang sama, rasa ingin memiliki, ingin dihargai, ingin menjadi pemenang dalam lomba dsb. Apalagi jika naluri itu dirangsang dengan iming-iming hadiah. Maka, semua berharap menjadi pemenang. Dan itu adalah sesuatu yang tidak mungkin, karena dalam perlombaan pasti ada yang kalah, dan ada yang menang. Oleh karena itu, menjadi penting di sini untuk meluruskan niat. Yakni menghasilkan karya semata-mata untuk menggencarkan dakwah Islam melalui pena. Semoga aku dan para penulis lain bisa terus menjaga niat yang lurus. Sebagaimana pesan Rasulullah:
"Sesungguhnya setiap amal seseorang itu tergantung pada niatnya, dan bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR. Bukhari Muslim) []
Membaca rangkaian kata naskah ini, ketika mengingati penulis sudah almarhumah, ya Allah... Ada sekelebat haru dan pilu.
Hanya mampu berucap, innalillahi wa innailaihi raji'un.
Duhai sahabat, engkau telah mendahului kami. Sementara kam ada di posisi menanti, Sang Malaikat Maut tunaikan amanah dari-Nya menjemput kami satu per satu.
Semoga kita semua membawa amal terbaik di saat itu tiba.
MaasyaAllah, sampai tak terasa air mata menetes membaca tulisannya, doa terbaik untukmu Mba..
Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un
Mbak Dyah Rini kini telah tenang menghadap Ilahi Rabi....
Ada jejak naskah inspiratif yang tertinggal semoga menjadi amal jariyah....
Saya berteman di FB, tapi tidak dekat...
Sungguh kematian itu kapan saja menghampiri. ..kita semuanya akan kembali menghadap Ilaihi Rabi...
Al Fatihah..
MaasyaaAllah.. Dengan menulis, buah pikiran dan perasaan kita bisa menjadi pahala jariyah.
MasyaAllah
Masyaallah. Jadi baper baca naskahnya mba @Dyah Rini. Semangat yuuk
Jazakunnallah khairan sahabat KonaPost yang sudah mampir dan memberi koment pada naskah saya.. Lebih bahagia lagi hatiku jika kalian berkenan menyelipkan bintangnya. Juga.
Tetap semangat. Karena ada hikmah di setiap challenge NP
Barakallah.
Barakallaah mbak. Tergambar jeritan hatinya. Semoga next time bisa jadi pemenang. Aamiin
Aamiin. Jazakillah atas doanya Mbak
Masya Allah, speechless saya, Mbak.
Baarakallaah, Mbak.
Ya Allah mba Diyah Rini perasaanmu kok podo dengan hatiku
Dahulu, sempat bilang kayak gitu, coba di pisah aza ...yg gak pernah memang di kasih kesempatan sendiri
Kasihan 'kan., eh lama2 seiring waktu, aku kok enjoy menikmati tantangan NP huwaa..
Semangat mb Diyah ...klo sdh rezeki menang gak bakal melayang...wkwk
Masyaallah, kayaknya ini suara hati yang paling jujur dari peserta challenge. Semoga besok-besok bisa menang, bu. Barakallah
Aamiin. Jazakillah Mbak Sartinah telah menjenguk naskah saya
MasyaaAllah.. sepertinya Bu Pemred akan mewujudkan suara hati Mba.. akan ada challenge khusus nantinya. BARAKALLAH Mba..
Keren bun. Dari hati banget. Terima kasih telah menyuarakan isi hati hingga mommy bilang nanti yang juara2 bakal melawan tim inti NP. Biar kita yang newbie ga minder duluan.
Masyaallah ... keren tulisannya, Bu. Bu Dyah betul-betul mengungkapkan perasaan pribadinya dalam mengikuti challenge NP. Benar-benar menuliskan sisi 'NP di mataku'