Bodohnya mereka nyaman.
Selalu ditipu dan dibohongi.
Mereka dungu tak ingin melawan.
Akal dan hati mereka telah mati.
Oleh: Bedoon Essem
NarasiPost.Com-Suara riuh riang membahana
Dalam semaraknya pesta
Diiringi gelak tawa
Semua senang semua gembira
Tak terlihat duka di sana
Semua makanan tersedia
Minuman apa saja ada
Begitu nyaman terasa
Tak semua bisa ke sana
Hanya para Baginda
Tertutup bagi yang lusuh
Apa lagi warga kumuh
Kesepakatan pun telah dibina
Laba pun telah di depan mata
Dari para jelata di sana
Dari perasan darah mereka
Di satu sisi kumuhnya dunia
Menangis merintih tak bersuara
Sakit sekarat meronta
Juga lapar yang mendera
Berjuang untuk hidup
Dalam dunia penuh tikus korup
Mengais sisa-sisa asa
Bilakah hilang nestapa
Diperas
Ditindas
Dibodohi
Dibohongi
Tak ada yang peduli
Apakah mereka hidup atau mati
Mereka tak ada arti
Nasib jelata negeri korporasi
Dalam pesta tadi malam
Mereka begitu diingat
Dalam rencana jahat
Mereka tumbal keramat
Bodohnya mereka nyaman
Selalu ditipu dan dibohongi
Mereka dungu tak ingin melawan
Akal dan hati mereka telah mati
Bahkan jika ada solusi
Mereka benci dikasihi
Bodohnya mereka cinta mati
Dengan kubangan lumpur demokrasi
Rusak
Dunia telah rusak
Ketika agama dibenci
Hilang Rahmat, berkah pun pergi
Hanya ambisi di sana
Tak peduli rusak bangsa negara
Asal peroleh laba
Begitu jika korporat berkuasa
Rusak
Dunia tanpa aturan Tuhan
Tak ada harapan
Menunggu kehancuran[]