Senja di Awal Ramadhan

Memeluk hangatnya
Menggenggamnya tak lepas
Bercerita tentang seabad tanpanya
Berbincang tentang gundah terasa


Oleh: Sifa Isnaeni

NarasiPost.Com-Senja berwarna jingga di ufuk barat
Salurnya bak selendang bidadari
Lembut hendak menopang malam
Bulan sabit bersiap menyambut
Cahayanya berpendar tipis

Tertatih ku melewati lembah ngarai
Menatapi raga di tepian sungai
Bayang diri tak lagi nampak
Tertutupi pekatnya senja

Sayup azan berkumandang
Membuncah rasa dalam dada
Ketika raga kehilangan asa
Bilakah dia datang?

Binar menggelora
Suka cita penuh harap
Bak oase di padang sahara
Seketika unta hilang dahaga
Bilakah dia tiba?

Berlari ku tak hendak tinggal
Gembira tak tertahan
Menyambut riang
Seriang anak kecil menikmati gulali
Bilakah dia kembali?

Memeluk hangatnya
Menggenggamnya tak lepas
Bercerita tentang seabad tanpanya
Berbincang tentang gundah terasa

Hati ini kian meronta
Tatkala kaum muslimin tak berdaya
Menjalani tahun-tahun tanpa Junah
Ukhuwah terkikis sudah
Terpecah-pecah
Tersekat-sekat
Terkotak-kotak

Padanya aku ingin bercerita
Tentang manusia yang selalu lalai
Tentang manusia yang makin abai
Melupakan syariat-Nya
Melanggar hukum-hukum-Nya
Bilakah mereka 'kan sadar?

Padanya aku ingin mengadu
Ketika pemimpin berbuat zalim
Menindas rakyatnya sendiri
Menjadi antek para penjajah
Bilakah datangnya keadilan

Kaum muslimin dalam tipu daya
Fitnah dunia di mana-mana
Maksiat menjadi biasa
Uang menjadi berhala
Bilakah azab 'kan menyapa?

Padanya aku ingin sampaikan
Ada darah tak berdosa tertumpah
Membasahi bumi para nabi
Kaum muslimin dibantai
Nabinya dihinakan
Namun, emasnya diperebutkan
Bilakah ini kan berakhir?

Manusia tak juga belajar
Banjir menerjang segala
Gunung memuntahkan laharnya
Tanah bergejolak
Mereka ingin berkata
Kami lelah
Bilakah kami boleh marah?

Dalam senja aku berharap
Luka ini 'kan sirna
Bencana menemukan muara
Terbawa debu tergerus waktu
Saat pertolongan-Nya tiba
Memecah malam yang kian pekat
Ketika senja tak lagi nampak
Berganti fajar menyingsing

Biarlah ini menjadi ceritaku
Tentang senja dan harapan
Tentang ramadhan terakhir
Tanpa khilafah minhaj nubuwwah[]


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
THR Pekerja Dicicil Lagi, Rakyat Terpaksa Gigit Jari
Next
Kenaikan Pangan Jelang Hari Besar, Fenomena Klasik Minim Solusi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram