Kapitalisme, Mengubah Ibu Menjadi Monster

"Ibu adalah sebuah madrasah (tempat pendidikan) yang jika kamu menyiapkannya
berarti kamu menyiapkan (lahirnya) sebuah masyarakat yang baik pokok pangkalnya."

(Hafiz Ibrahim)


Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-TA (45) libatkan anak kandungnya, inisial Y (25), melakoni prostitusi online di Kabupaten Majalengka. Wanita muda itu hampir dua tahun dijadikan budak seks oleh sang ibu. Tersangka TA hanya bisa tertunduk dan diam saat dihadirkan di Mapolres Majalengka, Senin (5/4/2021). "Sudah hampir dua tahun," kata TA saat ditanya polisi. detikNews, Senin 5/4/2021.

Miris hati membaca berita hari ini, luar biasa memilukan, sedih bercampur marah. Bagaimana bisa seseorang yang mempunyai kedudukan dalam Islam begitu mulianya, malah tega melakukan hal nista bagi anaknya. Betapa tidak, dalam Islam seorang ibu mempunyai kedudukan yang tinggi. Ia dihormati dan dimuliakan, hingga ia akan dijaga oleh keluarga dan kaum muslimin, bahkan ia tak dibebani kewajiban mencari nafkah untuk keluarga.

Di tengah masyarakat, ia berperan sebagai Ummu Ajyal, yaitu ibu pencetak generasi. Sedangnya di rumahnya, ia menjadi Ummun yakni ibu dari anak-anaknya, juga sebagai Robbatun Bait yaitu pengatur urusan rumah tangga suaminya. Ia adalah pelaksana pendidikan pertama bagi anak-anaknya, makanya ia disebut Madrasah Al-ula. Darinya lah seharusnya pelajaran mengenal Rabb pencipta manusia dimulai. Darinya lah akidah ditanamkan sejak dini, bahkan dari dalam kandungan. Seorang penyair Arab ternama Hafiz Ibrahim mengungkapkan;

الأم مدرسة إذا أعددتَها
أعددتَ شَعْباً طَيِّبَ الأعراق

"Ibu adalah sebuah madrasah (tempat pendidikan) yang jika kamu menyiapkannya
berarti kamu menyiapkan (lahirnya) sebuah masyarakat yang baik pokok pangkalnya."

Bahkan Allah pun telah memuliakan kaum ibu begitu tingginya. Dengan meletakkan surga-Nya di bawah kakinya. Yang meletakkan rida-Nya setelah rida orang tua, terutama ibu. Yang Rasul-Nya pun telah menempatkan ia dalam tiga posisi teratas sebagai orang yang harus didahulukan segala penghormatan dan pelayanan. Begitu mulianya kedudukan ibu dalam Islam.

Sungguh kapitalisme telah telah merusak semua kemuliaan itu. Kapitalisme telah menghempaskan ketinggian posisi perempuan dalam level paling rendah dalam kehidupan. Jargon feminisme telah merusak Marwah perempuan. Ilusi kapitalisme telah memaksa perempuan-perempuan menjadi tak bernurani. Membuang segala jati diri sebagai simbol cinta kasih, simbol kemuliaan, dan simbol ketulusan. Kapitalisme telah mengubah Perempuan menjadi monster tak berhati, yang tega melakukan segala cara hanya untuk kesenangan dunia.

Sejatinya, kasus yang serupa telah banyak terjadi. Selama kapitalisme masih menjadi sistem kehidupan, maka sedikit demi sedikit Perempuan-perempuan muslim pun akan dirusak dan dihancurkan. Tak henti-hentinya musuh-musuh Islam berusaha menghancurkan umat Islam. Keluarga sebagai benteng pertahanan terakhir pun tak luput dari serangan, dan ini sudah banyak terjadi. Membuang fungsi suami sebagai pemimpin, dan menjadikan materi sebagai sarana bahkan sumber kebahagiaan.

Tuntutan gaya hidup konsumtif dan hedonisme telah merasuki diri perempuan muslim. Mereka rela menghalalkan segala cara untuk bisa tampil 'wah'. Tak peduli aturan agama asal bisa hidup mewah.

Semua itu telah membunuh nurani seorang ibu, berubah menjadi monster penghisap darah yang menghancurkan kehormatan sesama perempuan, bahkan anaknya sendiri.

Sungguh, kapitalisme harus segera diakhiri. Harus segera diganti dengan sistem Islam. Islam dengan sistem Khilafahnya, telah terbukti melindungi Marwah perempuan muslimah. Menempatkan mereka pada tempat alaminya sebagai ratu yang dimuliakan dan dilindungi. Khilafah juga mampu melindungi akidah umat dari kerusakan, dikarenakan ilusi dunia yang memabukkan yang terus dihembuskan oleh musuh-musuhnya.

Wallahu a'lam[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Selamat Datang Bulan Mulia
Next
Terorisme Kembali Mencuat, Waspada Adu Domba
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram