Di Islam dikenal filosofi "rumahku surgaku", bahwa rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga merupakan sumber kebahagiaan, kenyamanan, dan kedamaian yang sebanding dengan surga.
Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Rumah harusnya menjadi tempat ternyaman di dunia. Rumah bukan sekadar tempat tinggal, melainkan juga tempat menciptakan kenangan, mengejar impian, dan menemukan kenyamanan sejati. Namun, rumah bukan hanya sebuah tempat untuk bersantai yang hanya melahirkan generasi kaum rebahan.
Rumah mestinya menjadi tempat aktivitas ibadah, pendidikan, selain untuk pertemuan keluarga yang memperkaya kehidupan kita. Ia bukan hanya keindahan fisik yang diperhatikan, melainkan juga jauh lebih penting adalah keindahan perilaku penghuninya. Selain memberikan kenyamanan kepada tuan rumahnya, ia harusnya memberi ketenangan pula bagi lingkungan sekitarnya.
Di dalam konsep kehidupan kapitalisme, keindahannya selalu saja dilihat dari sisi materialnya, mulai dari desain interior hingga perlengkapan rumahnya yang serba mewah. Padahal, rumah yang indah tidak identik dengan kemewahan, melainkan suasananya menyenangkan hingga atmosfer yang hangat dan ramah. Kenyamanan secara spiritual adalah kunci untuk menjadikan rumah sebagai tempat yang membangkitkan semangat dan menenangkan pikiran.
Secara fisik rumah yang nyaman, bukan berarti karena perlengkapannya yang dibeli dengan mahal. Kita bisa menata perabotan rumah tangga yang sederhana, pencahayaan yang tepat, dan dekorasi yang personal adalah beberapa faktor yang dapat menciptakan suasana estetik di rumah.
Rumah untuk Ketenangan Sejati
Bagi orang yang beriman rumah bukan sekadar tempat tinggal, namun juga sarana untuk mendekatkan diri pada Allah Swt. Di dalamnya, kita dapat menemukan kedamaian melalui ibadah. Sudut-sudut kecil yang disediakan bisa untuk menempatkan kitab suci atau buku-buku agar mudah untuk dibaca.
Menciptakan suasana spiritual yang menguatkan. Rumah adalah tempat di mana kita selalu berinteraksi dan merasakan kehadiran Allah Swt. Selalu mencari ketenangan yang sejati, yaitu dengan memperbanyak mengingat Allah Swt. Sebagaimana yang Allah Swt. sampaikan di dalam QS. Ar Ra'd ayat 28, "Ingatlah! Hanya dengan mengingat Allah, hati akan merasakan ketenangan."
Selain itu, rumah juga merupakan sekolah pertama untuk menciptakan generasi Rabbani, yaitu generasi yang memiliki fondasi tauhid yang kuat dan karakteristik ketakwaan. Dari kehidupan di dalam rumah terlahir pada pengemban dakwah yang tangguh dan sukses mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi.
Oleh karena itu, rumah harus menjadi tempat yang ideal untuk pendidikan. Ini tidak hanya berarti membaca buku atau mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi juga belajar dari pengalaman sehari-hari. Keluarga adalah guru terbaik, dan rumah adalah tempat di mana nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, dan tanggung jawab diajarkan dan dipraktekkan. Dengan adanya ruang yang nyaman dan aman, rumah memberikan lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan intelektual dan emosional.
Rumah adalah tempat di mana kita bisa menghabiskan waktu bersama-sama, berbagi cerita, tawa, dan candaan. Kumpul bersama keluarga adalah salah satu momen paling berharga dalam hidup. Ruang tamu yang cukup luas, dapur yang ramah, atau bahkan halaman belakang yang indah menjadi tempat di mana hubungan keluarga diperkuat. Ini adalah tempat di mana kita belajar tentang sejarah keluarga, mempererat ikatan, dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan.
Rumah bukan hanya tempat kita tinggal, tetapi juga merupakan pusat kehidupan kita. Ia menyediakan kenyamanan fisik dan spiritual, mendukung pendidikan, dan memfasilitasi interaksi keluarga yang berarti. Dengan menghargai peran multifungsi rumah, kita dapat menciptakan lingkungan yang membangun, mendukung, dan memperkaya kehidupan kita serta orang-orang yang tinggal di dalamnya.
Surga di Bumi
Di dalam Islam dikenal filosofi "rumahku surgaku" yang menggambarkan konsep bahwa rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga merupakan sumber kebahagiaan, kenyamanan, dan kedamaian yang sebanding dengan surga.
Konsep ini mencakup beberapa fungsi utama rumah yang sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip dalam filosofi tersebut.
Pertama, fungsi rumah sebagai baitul ruhaniyah.
Dalam konsep "rumahku surgaku", rumah berfungsi sebagai tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sudut ibadah di rumah, seperti ruang salat, menyediakan tempat untuk refleksi spiritual dan pencarian ketenangan. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung ibadah, rumah menjadi tempat di mana kita dapat merasakan kehadiran Ilahi dan menemukan kedamaian dalam doa.
Kedua, fungsi rumah sebagai baitul tarbiyah.
Rumah juga berfungsi sebagai pusat pendidikan, di mana nilai-nilai dan pengetahuan diajarkan dan dipelajari setiap hari. Dalam filosofi "rumahku surgaku", pendidikan tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan akademis, tetapi juga dengan pengajaran nilai-nilai moral, etika, dan kebijaksanaan. Dengan memberikan lingkungan yang mendukung, rumah memfasilitasi pertumbuhan intelektual dan emosional anggota keluarga.
Ketiga, fungsi rumah sebagai baitul riyadah.
Salah satu fungsi utama rumah dalam konsep "rumahku surgaku" adalah sebagai tempat untuk melatih keterampilan saat berkumpul bersama keluarga. Ruang tamu yang hangat, dapur yang ramah, atau taman yang indah menjadi tempat di mana ikatan keluarga diperkuat. Di sinilah kita berbagi cerita, tawa, dan candaan, serta menciptakan kreativitas dan kenangan yang tak terlupakan bersama orang-orang tercinta.
https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/membangun-keluarga-muslim-yang-produktif/
Dan terakhir, keempat, fungsi rumah sebagai baitul hikmah.
Rumah harus didesain sebagai tempat yang membuat penghuninya bisa untuk saling memberi nasihat dan hikmah kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek penting dalam konsep "rumahku surgaku" adalah dengan menyediakan tempat istirahat yang baik, ruang untuk relaksasi, dan suasana yang hangat, rumah menjadi tempat di mana kita merasa aman dan tenteram. Dengan demikian, rumah berfungsi sebagai tempat untuk memulihkan diri dari kelelahan dan stres dunia luar.
Dengan demikian, rumahku surgaku di muka bumi karena fungsinya yang mencerminkan nilai-nilai spiritual, pendidikan, dan keluarga yang penting bagi kita. Dengan memahami dan menghargai peran multifungsi rumah ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang membangun, mendukung, dan memperkaya kehidupan kita serta orang-orang yang tinggal di dalamnya.
Konsep Pendidikan Keluarga
Para sahabat Nabi dan ulama salafusaleh sangat memprioritaskan pendidikan agama dalam rumah. Mereka mengajarkan nilai-nilai Islam, seperti iman, akhlak mulia, dan ketaatan kepada Allah, sebagai dasar dari segala aspek kehidupan. Keluarga mereka menjadi tempat di mana anak-anak didik belajar tentang ajaran agama secara langsung, serta melalui contoh-contoh nyata yang diperlihatkan oleh orang tua.
Hal ini seperti yang diungkapkan Aisyah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, "Sebaik-baik di antara kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku." (HR. At-Tirmidzi)
Mereka mengajarkan pendidikan melalui pendekatan praktis dan pengalaman langsung. Anak-anak didik diajak untuk mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam ibadah maupun dalam interaksi sosial. Misalnya, para sahabat Nabi sering mengajak anak-anak mereka untuk ikut serta dalam ibadah, seperti salat berjemaah atau membantu sesama.
Para sahabat Nabi dan ulama salafusaleh mengajarkan pendidikan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Mereka menggunakan kesempatan sehari-hari, seperti dalam perjalanan, makan bersama, atau saat bekerja, untuk memberikan pelajaran dan nasihat kepada anak-anak didik mereka. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya terbatas pada kelas atau waktu khusus, tetapi terjadi secara kontinu dalam setiap momen kehidupan.
Pendidikan karakter dan etika menjadi fokus utama dalam pendidikan rumah menurut contoh para sahabat Nabi dan ulama salafusaleh. Mereka mengajarkan kejujuran, kesabaran, keadilan, dan sikap bertanggung jawab kepada anak-anak didik mereka sebagai bagian integral dari pendidikan mereka. Contoh nyata dari orang tua menjadi model bagi anak-anak dalam mengembangkan karakter yang kuat dan bermoral.
Mereka juga memberikan perhatian pada pembinaan keterampilan dan pengetahuan praktis. Mereka mengajarkan anak-anak mereka keterampilan seperti membaca, menulis, berhitung, dan keterampilan hidup yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu anak-anak untuk menjadi individu yang mandiri dan produktif dalam masyarakat.
Konsep pendidikan dalam rumah yang dicontohkan oleh para sahabat Nabi dan ulama salafusaleh menekankan pentingnya pendidikan agama, karakter, keterampilan, dan pengalaman praktis. Mereka menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan kepribadian dan moral yang kuat. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang memberdayakan anak-anak untuk menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Wallahu'alam bish Shawwab. []
Bismillah artikel ini menjadi motivasi untuk lebih baik dalam menciptakan surga di dalam rumah. . ..
Masyaallah ... rumah dengan paradigma sangat komplet ini. Rumah adalah tempat ternyaman untuk ditinggali dan belajar.
Masyaallah. Ternyata rumah merupakan tempat yang ideal untuk berbagai hal demi tercapainya keluarga yang Islami. Jazakillah Khoir untuk penulis atas tambahan ilmunya