Dia Saudaramu Bukan Musuhmu

Dia Saudaramu

Dia yang beriman adalah saudaramu. Maka perbaikilah hubunganmu dengannya dan takutlah kepada Allah, agar mendapat rahmat-Nya

Oleh. Angesti Widadi
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Manusia tidak dapat hidup sendirian karena nalurinya adalah hidup berdampingan dengan manusia lainnya. Allah Swt. menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk seperti yang telah dijelaskan di dalam firman-Nya:

"Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (TQS. At-Tin: 4)

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna yang Allah Swt. ciptakan dibanding dengan makhluk yang lain. Manusia memiliki akal yang digunakan untuk menemukan kebenaran dan hati nurani yang berjalan sesuai dengan fitrahnya. Manusia juga mempunyai naluri yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu naluri mencintai, naluri beragama, dan naluri mempertahankan diri.

Segala sesuatu yang telah Allah Swt. ciptakan merupakan sebuah anugerah kebaikan untuk manusia itu sendiri. Naluri mencintai untuk memperbanyak keturunan dari umat Rasulullah Saw. Naluri beragama untuk mempertebal keimanan dan menghamba kepada Allah Swt. Sedangkan naluri mempertahankan diri adalah pagar ketahanan untuk menyelamatkan diri sendiri dari bahaya yang mengancam.

Namun, manusia juga diciptakan dengan kelemahan dan keterbatasan untuk menunjukkan bahwa hanyalah Allah Swt. Sang Pencipta alam semesta yang Maha Agung, Maha Segalanya. Dengan kelemahan dan keterbatasan yang dia miliki, maka wajar apabila di beberapa kondisi, manusia saling bersinggungan satu dengan yang lainnya.

https://narasipost.com/motivasi/05/2023/manusia-pilihan/

Telah disebutkan bahwa manusia memiliki naluri untuk mempertahankan diri atau bisa disebut dengan ego. Jika dia tidak bisa mengendalikan egonya, maka hanya kesesatan dan kehancuran yang akan ia dapatkan.

Betapa banyak manusia yang hidup dalam kerugian karena mementingkan ego diri dan mengedepankan hawa nafsu. Padahal keduanya jelas merupakan teman setan dan musuh manusia. Betapa banyak perselisihan di antara persaudaraan manusia yang turut membesar karena ego diri dan hawa nafsu. Banyak pula ikatan persaudaraan yang putus karena tidak bisa mengendalikan keduanya.

Sangat disesalkan bahwasannya fakta tentang kehancuran tali kasih sayang persaudaraan antarmanusia disebabkan karena terhasut setan untuk terus bersekutu dengan ego diri dan hawa nafsu amarah yang merajai. Padahal sudah jelas di dalam Al-Qur'an Allah Swt. berfirman,

"Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu." (TQS. Al-Baqarah: 168)

Setan dikirim ke dunia untuk menghasut manusia ke dalam lubang kebinasaan dan kehancuran. Setan selalu bermain di dalam ego dan hawa nafsu manusia. Ia merasa puas dan senang jika manusia berhasil menguasai amarahnya dan mengedepankan hawa nafsunya, terlebih memutus tali persaudaraan yang ada di antara sesama manusia.

Musuh yang nyata bagi manusia adalah setan, bukan manusia itu sendiri. Bersinggungan, berbeda pemikiran, dan pendapat itu adalah hal yang wajar dan dapat dimaklumi. Dia melakukan kesalahan dengan manusia lain bukan berarti membenarkan adanya permusuhan. Hal yang dapat dilakukan sebagai manusia adalah saling memaafkan dan melapangkan, karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Manusia melakukan banyak dosa kepada Allah Swt. baik dosa kecil maupun dosa besar secara berulang kali akan Allah ampuni dan maafkan serta Allah beri kesempatan untuk bertaubat hingga kiamat tiba. Seperti yang tercantum dalam firman Allah Swt.

"Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (TQS. Al-Hajj: 60)

Maka, sebagai manusia yang lemah dan penuh keterbatasan, sudah seharusnya kita memiliki jiwa pemaaf serta sikap lapang dada kepada manusia lainnya, karena musuh kita yang sebenarnya adalah setan.

Dia Adalah Saudaramu

Sebagai sesama muslim yang menghamba kepada Allah Swt. kita semua adalah bersaudara. Allah telah mengajarkan kepada kita semua bahwa sesama muslim harus saling menyebarkan kasih sayang dan secara berjemaah melawan musuh yang sama, yaitu setan yang secara masif menyesatkan manusia. Rasulullah saw. telah mencontohkan bahwasanya persaudaraan di antara sesama muslim adalah harta yang paling berharga, dengan cara mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar ketika berada di Madinah.

Dengan begitu, dapat dipahami bahwasannya ikatan persaudaraan di antara sesama muslim jauh lebih penting dibandingkan dengan mempertahankan ego diri dan hawa nafsu. Allah Swt. berfirman,

"Orang yang beriman adalah bersaudara. Maka dari itu perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu dan takutlah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (TQS. Al-Hujurat: 10)

Secara fitrah, manusia memiliki naluri mencintai dan berkasih sayang. Ketika kita berhasil mengendalikan ego diri dan hawa nafsu, maka hanya cinta dan kasih sayang yang akan terpancar. Tidak ada dendam dalam diri seseorang yang penuh dengan kasih sayang.

Dendam hanya dimiliki oleh orang-orang yang mengikuti langkah-langkah setan. Rasulullah saw. telah memberi contoh kepada umatnya, untuk tidak memiliki sifat dendam sedikit pun. Seperti Rasulullah yang tidak pernah menyimpan dendam kepada orang yang telah menyakiti hati beliau.

Secara fitrah, nurani manusia mencintai keamanan dan kedamaian. Tidak ada manusia yang menyukai permusuhan karena hanya akan menimbulkan kehancuran dan kebinasaan. Fakta yang sebenarnya terjadi adalah banyaknya manusia yang mementingkan ego dan hawa nafsunya dibanding mengedepankan hati nuraninya. Padahal Allah Swt. menciptakan hati manusia dalam kondisi yang suci dan bersih.

Dendam dan simbol permusuhan merupakan tanda hati manusia yang tidak pernah dibersihkan. Islam telah mengajarkan manusia untuk selalu menyucikan dan membersihkan hati. Banyak langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyucikan hati. Diantaranya adalah gemar membaca Al-Qur'an dan bersedekah.

Sebagai penutup, sudah seharusnya kita sebagai sesama umat Rasulullah saw. untuk tidak bermudah-mudahan dalam membenci seseorang. Ketahuilah bahwa dia adalah saudaramu. Membangun jiwa pemaaf dan saling menebar kasih sayang merupakan kunci untuk memperkuat persaudaraan di antara sesama muslim.

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Angesti Widadi Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Tradisi Kehidupan dan Pandangan Islam
Next
Ramadan Pangan Murah, Asli atau Ilusi?
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
7 months ago

mirisnya, sistem sekuler telah mengikis rasa persaudaraan di sebagian umat Islam hingga saudara seakidah pun dijadikan seperti musuh. naudzubillahi min dzalik

Ummifa
Ummifa
7 months ago

Saling memaafkan dan tidak mengulangi kesalahan..

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram