Barang siapa hari ini lebih baik dari kemarin, dialah orang yang beruntung. Barang siapa hari ini sama dengan kemarin, dialah orang yang merugi. Barang siapa hari ini lebih buruk dari kemarin, dialah orang yang merugi.” (HR. Hakim)
Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Ini adalah sepenggal kisahku bersama sang maestro. Sosok yang kusegani karena ketegasan beliau dalam memimpin orkestra literasi. Sosok yang membuat diri ini harus berpikir ulang saat akan mengirim naskah dan pesan lainnya. Sang maestro itu dikenal dengan nama, Mom Andrea. Pemimpin, komponis, konduktor, dan si empu dari orkestra literasi dalam media dakwah NarasiPost.Com (NP). Seiring perjalanan menulis, siapa sangka aku menemukan sisi lain di balik sosok sang maestro. Semoga kisahku ini membawa hikmah bagi diri dan pembaca semuanya.
Tak Terduga
Ketika sang maestro memintaku menjadi anggota tim penulis inti NP pada 18 April 2023, aku bersyukur memiliki kesempatan belajar lebih. Telah lama aku mengagumi tulisan para penulis inti NP yang gamblang mengurai sebuah permasalahan. Sebelum menjalankan tugas, Mom Andrea mengadakan rapat dan kami mendapatkan materi penguatan dari teh Qory tentang urgensi dakwah melalui tulisan. Teh Qory menyampaikan bahwa kita harus bersyukur diberi Allah kelebihan untuk menorehkan dakwah melalui pena. Rasa syukur itu harus hadir dengan kesungguhan kita untuk menuntaskan tulisan tepat pada waktunya. Pengorbanan memang dibutuhkan, mengingat ini bagian dari sebuah perjuangan.
Pada awal Mei, akad-akad menjadi penulis inti dan informasi masa percobaanku selama dua bulan disampaikan oleh sang maestro. Aku mendapat tantangan untuk menulis naskah medical dan syiar yang maestro pinta. Sayangnya, aku masih kesulitan mencari kata pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dengan benar. Mom Andrea memintaku untuk bertanya kepada penulis inti lain hingga naskahku lolos tanpa revisi. Aku juga bersyukur karena terpilih menjadi penulis produktif pada Mei 2023. Namun, di tengah rasa senang yang kualami, ada informasi bahwa aku harus bersiap kembali sebagai warga Konapost (Kontributor NarasiPost.Com). Aku berusaha melobi sang maestro agar masa percobaanku tetap dua bulan. Aku ingin memperbaiki kesalahanku.
Awal Juni, sang maestro mengumumkan bahwa Juli akan diadakan event challenge menulis untuk tim NP dan masyarakat umum. Hatiku resah, "Akankah aku dapat bertahan dan mengikuti challenge tim NP? Jika masa percobaanku hanya dua bulan, bukankah Juli aku harus tereliminasi?" Tak disangka, kegelisahan hatiku disambut oleh dering telepon di gawaiku pada 1 Juni 2023. Ya, sang maestro itu meneleponku di tengah kesibukannya memublikasikan tulisan para kontributor NP.
Mom Andrea, sosok yang kusegani ternyata rela meluangkan waktu yang cukup lama untuk berbincang denganku. Aku mendengarkan dengan saksama, saat beliau berbicara dengan sangat ramah. Beliau lalu menjelaskan bahwa apa yang disampaikan sebelumnya hanyalah sebuah prank atau lelucon belaka. Beliau ingin menguji mentalku sebagai seorang penulis. Tangisku pun pecah seketika. Ada rasa sedih, senang, bingung, dan rasa lain yang tak mampu terucap dalam hatiku. Mom Andrea berusaha menenangkan tangisku dan memberikan gambaran bagaimana menjadi penulis yang andal. Mulai dari membangun mental, mengasah kemampuan, mencari ciri khas tulisan sendiri, dan lain sebagainya.
Mom Andrea juga menguatkan diriku, bahwa aku bisa menjadi lebih baik. Beliau memberi tahu apa saja yang harus kuperbaiki untuk tulisanku. Aku merasakan kehangatan pada dirinya seperti orang tua dengan anaknya. Aku kagum, meskipun sudah puluhan tahun menghabiskan waktu di luar negeri, bahasa Indonesia beliau sangat fasih kudengar. Aku salut pada perjuangan beliau yang selalu berusaha menghidupkan media NP dengan program-program yang dihadirkan.
Penguatan mental setelah dering siang itu, berlanjut hingga malam lari. Mom Andrea mengatakan dalam sebuah pesan bahwa NP memang memiliki sistem yang ketat dan keras tapi hangat. Jadi, jangan baper alias bawa perasaan. Harus kuat mental. Tak ingin larut dalam kesedihan, aku berusaha bangkit dan memperbaiki segala kekurangan. Meski naskah yang kukirim selama Juni tidak sebanyak bulan Mei, perubahan tulisan perlahan tampak pada tulisanku. Aku teringat pesan beliau bahwa orang yang bodoh adalah orang yang terjun pada kesalahan yang sama.
Aku pun teringat pada sabda Rasulullah saw.,
“Barang siapa hari ini lebih baik dari kemarin, dialah orang yang beruntung. Barang siapa hari ini sama dengan kemarin, dialah orang yang merugi. Barang siapa hari ini lebih buruk dari kemarin, dialah orang yang merugi.” (HR. Hakim)
Tak Ada yang Sempurna
Layaknya ungkapan tak ada gading yang tak retak, sang maestro juga manusia yang memiliki keterbatasan dalam kehidupan. Kondisi kesehatan yang sempat menurun membuat beliau memiliki kendala pada salah satu pendengarannya. "Dunia Tanpa Denting" adalah kisah nyata dari sang maestro yang kujumpai langsung. Peringai beliau yang tegas, apa adanya,dan teguh dalam pendirian mungkin dianggap sebagian orang adalah watak yang keras kepala. Apalagi ketika beliau berbicara lewat tulisan langsung tanpa basa-basi bahkan menusuk di hati, mungkin akan dianggap orang sebagai sosok yang tak berperasaan. Ketahuilah, bahwa karakter sang maestro merupakan bagian dari perjalanan hidup yang beliau rasakan. Rasa sedih karena ditinggal orang-orang tercinta, rasa sakit karena disakiti orang-orang terdekat, dan rasa kecewa karena tak mendapatkan apa yang telah dijanjikan, merupakan sebagian dari kisah yang dibagikan melalui story beliau di NP.https://narasipost.com/2023/03/23/risalah-cinta-untukmu-sang-pionir/challenge-true-story/
Beliau sebenarnya adalah orang yang mudah tersentuh hatinya. Memiliki perasaan yang peka dan sangat menghargai orang-orang yang merespons beliau. Setelah puluhan tahun menjalani kehidupan di luar negeri, mungkin membuat beliau memiliki karakter yang unik. Terlebih lagi ketika berjumpa dengan diriku asal suku Jawa yang memiliki tingkat bahasa dalam berbicara. Sampai saat ini sang maestro memainkan alunan orkestra literasi menjelang tiga tahun. Segala pengorbanan beliau lakukan. Baik berupa harta, tenaga, dan waktu. Support system beliau bangun agar naskah-naskah yang dihasilkan memiliki kualitas unggul dengan ciri khas ala NP. Berbagai program disediakan rutin sebagai bekal para penulis ideologis.
Sang maestro berharap agar para penulis memberikan kontribusi terbaik dalam dakwah,melalui tulisan. Beliau tak perlu pujian. Yang diinginkannya hanya aksi nyata dari para penulis. Beliau ingin melejitkan media dakwah NP di mata dunia. Menjadi rujukan sehingga manfaat dan keberkahan akan terus mengalir kepada penulis dan semua tim NP yang terlibat di dalamnya. Beliau ingin semua program NP berjalan secara maksimal dan optimal. Beliau juga ingin semua kontributor dan tim NP saling berlomba dalam kebaikan. Sang maestro bersama tim redaksi selalu memantau perkembangan para penulis ideologis yang ada dalam keluarga besar NP. Beliau akan meminang penulis yang berkualitas untuk direkrut menjadi bagian dari tim NP.
Untuk menjaga kualitas tulisan di media NP, seleksi alam pun terjadi. Jika ditelusuri, pergantian tim NP baik tim penulis inti dan redaksi sudah terjadi seiring berjalannya waktu. Secara umum, mereka yang tak mampu mengikuti alur dan target yang diberikan NP, akan kembali menjadi kontributor NP. Maka tak heran jika ada yang menyatakan bahwa NP bukan sembarang media dakwah. Orang-orang yang bergabung di dalamnya harus siap berjuang. Meskipun NP memiliki aturan yang ketat, siapa sangka NP telah banyak melahirkan penulis ideologis yang andal. Sebagian dari mereka bahkan telah mendirikan media dakwahnya sendiri. Menjadi mentor bagi penulis yang lain, menjadi editor, atau yang lainnya. Nyatanya, NP telah menyebarkan kebaikan kepada masyarakat jauh lebih besar lagi.
Sungguh, sang maestro telah melakukan jual beli yang baik di hadapan Allah Swt. Ini jelas terlihat dari segala pengorbanan yang beliau lakukan. Berbagai apresiasi juga beliau berikan kepada para kontributor dan tim NP atas perhatian mereka pada media NP. Allah Swt. berfirman,
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang beriman, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.” (TQS. At-Taubah : 111)
Harapan dan Terima Kasihku
Dering sang maestro adalah salah satu kisah dalam perjalanan menulisku. Ini merupakan pengalaman berharga yang ingin kubagikan agar para pembaca tidak mengulangi kesalahan yang pernah kulakukan dalam menulis. Jangan pernah malu untuk bertanya dan mencari ilmu yang belum kita pahami. Jangan pernah menyerah untuk terus belajar. Jangan putus asa ketika harapan tak sesuai fakta. Jalani dengan sabar dan ikhlas karena Allah semata. Teruslah berharap bahwa Allah akan memberikan jalan dan kemudahan bagi hamba yang menyandarkan diri kepada-Nya. Ingatlah, berputus asa dari rahmat Allah merupakan tindakan tercela yang harus muslim hindari sebagaimana firman-Nya dalam surah Yusuf ayat 87. Bahwasanya, mereka yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang kafir.https://narasipost.com/challenge-true-story/08/2023/sahabat-dalam-berjuang/
Jazakumullah ahsanal jaza’ kepada Mom Andrea, sang maestro orkestra literasi NP. Terimakasih telah memberikan kesempatan bagiku untuk terus belajar menjadi yang lebih baik. Terima kasih juga atas segala perhatian dan pengertiannya. Jazakunnallah khairan katsiran, aku ucapkan kepada semua tim NP. Sungguh, diri ini tidak akan mampu membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Diri ini hanya mampu membalas dengan doa untuk sang maestro beserta keluarga, tim NP, dan semua keluarga besar NP atas kebaikan dan kehangatan ukhuah islamiah. Kalian adalah bagian dari warna kehidupanku. Doa terbaik akan terus melangit sebagaimana perintah Rasulullah saw. saat para Sahabat Muhajirin tak mampu membalas kebaikan para Sahabat Ansar di Madinah.
Diri ini berharap, semoga kita semua selalu mengisi sisa hidup dengan kebaikan. Ingatlah lima perkara, sebelum lima perkara. Yaitu mengingat muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, dan hidup sebelum mati. Untuk sang maestro, semoga engkau sehat selalu dan dimudahkan dalam segala urusan. Dianugerahi Allah sifat pemaaf kepada orang yang pernah menyakiti engkau. Menjadi bagian dari golongan orang-orang yang sabar, hati yang bersih, dan terhindar dari segala kemaksiatan. Semoga semua lelah dan letih yang dirasakan menjadi keberkahan untuk kehidupan di dunia dan akhirat nanti. Untuk media dakwah NP, semoga selalu eksis dengan kualitas yang selalu terjaga bahkan lebih baik lagi. Semoga NP bisa menjadi sarana amal saleh para penulis ideologis. Untuk semua tim dan keluarga besar NP serta para pembaca, semoga kita digolongkan menjadi hamba yang saleh, mempersembahkan yang terbaik untuk Allah, mendapatkan ampunan dan rahmat sampai kita nanti kembali kepada-Nya. Amin.
Barakallah teh Firda. Tulisannya cantik. Kisah demi kisah diurai dengan rapi. Baru beberapa bulan kenal dengan beliau, tapi melalui temen2 bisa tau bagaimana mom Andrea. Dan itu yang aku rasakan juga.
Wa barakallahu fiik
Masyaallah, betul mbak Firda. Beliau memang sang maestro sejati yang akan tetsp hidup di hati kita sampai kapan pun ya.
Semoga Allah Swt selalu memberikan kesehatan dan rahmat bagi beliau sekeluarga. Aamiin
Masyaa Allah, barakallah Mba Firda
Wa barakallahu fiik mbak Mila
barakallah mbak Firda..
Wa barakallahu fiik
barokallohu fiikunna buat mom Andrea dan tim yang tak kenal lelah membesut para kontributornya untuk terus tumbuh melahirkan tulisan yang makin berkualitas
Aamiin. Wa barakallahu fiik
Tepat sekali gelar sang maestro disematkan untuk Mom Andrea
Yup, semoga Allah senantiasa memudahkan semua urusan beliau sekeluarga. Aamiin
Memang benar ya mbak, untuk menjadi yang terbaik harus ada pengorbanan, tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama,, waduh stage saya masih di sini, salut sama mbak dan semua kontap
Ayo belajar bareng-bareng seperti saya
Saya salut dengan Mbak Firda. Semangatnya luar biasa, bisa menaklukkan berbagai challenge termasuk menjadi penulis produktif. Kereen dalam satu bulan tulisannya murudul, saya sendiri menggarap satu aja butuh waktu yang cukup lama.
Saya juga masih belajar, mbak. Banyak yang harus diperbaiki.
Julukan lainnya untuk Mom Andrea. Sang maestro. Sungguh pas.
Ya, sang maestro, sang pionir, sang inspirator, dll. Banyak julukan yang patut untuk beliau. MasyaAllah
Masyaallah tabarakallah benar adanya begitulah sang maestro NP. Amat tegas tegas sekaligus amat lembut. Semoga Allah terus menjaganya. Aamiin
Aamiin
The real maestro untuk urusan NP ini. Super multitasking
Yup, benar sekali. Salut sekali dengan beliau. Belajar otodidak pun mahir apalagi punya dasar ilmunya. MasyaAllah