Kala Hidayah Menyapa sang Panglima di Medan Laga

Kala Hidayah Menyapa sang Panglima di Medan Laga

"Maka benarlah apa yang dikatakan Khalid. Bisa jadi orang yang baru memeluk Islam dan sedikit amalannya lebih utama dibanding orang yang terlahir sebagai seorang muslim. Sebagaimana George hanya menunaikan satu kali salat dalam hidupnya, namun ia mendapatkan kemuliaan syahid di jalan Allah"

Oleh. Najwa Tsaqeefa. R
(Kontributor NarasiPost.Com dan Pelajar Cinta Islam)

NarasiPost.Com-Hidayah memang istimewa, ia mahal dan berharga. Kedudukan dan status sosial seseorang bukanlah ukuran untuk mendapatkannya. Gelimang harta pun bukanlah jalan untuk dapat memperolehnya. Terkadang hidayah datang pada waktu yang tidak disangka-sangka. Bisa jadi ia datang pada saat penyerunya mungkin sudah putus asa. Pada saat musibah datang, atau bahkan ketika kebencian dan permusuhan sudah mencapai puncaknya. Sebagaimana kisah George bin Todzira.

Hidayah datang kepada George bin Todzira, justru pada saat ia tengah bersiap berperang. Dia adalah panglima pasukan Byzantium. Pada Perang Yarmuk, ia menjadi pemimpin pasukan Roma yang berperang menghadapi umat Islam yang kala itu dipimpin oleh Khalid bin Walid radhiyallahu 'anhu. Sesaat sebelum pertempuran pecah, terjadilah kejadian yang menarik, hingga ia memeluk Islam dan berpindah posisi membela pasukan kaum muslimin.

Dalam kondisi yang demikian, bisa kita bayangkan apa yang dirasakan pasukan Romawi waktu itu, mental tempur mereka telah mengendur karena terkejut, dan pastinya mereka menjadikan George sebagai target pertama yang harus mereka bunuh.

Saat itu, ketika pasukan tengah berhadap-hadapan, George tiba-tiba memanggil sang pedang Allah, Khalid bin Walid. Khalid pun keluar dari pasukan dan berhadapan dengan George, sementara Abu Ubaidah menggantikan posisinya sebagai komando. Di tengah ribuan pasukan yang bersemangat, kedua panglima hebat itu berdiri berhadap-hadapan hingga leher kuda tunggangan mereka bertautan.

George berkata kepada Khalid, "Wahai Khalid, jawablah dengan jujur pertanyaanku ini, jangan berbohong karena orang merdeka tidak pantas berbohong. Jangan pula kau menipuku, sebab orang yang mulia tidak akan menipu."

George pun melanjutkan, "Apakah Allah menurunkan pedang dari langit kepada nabi kalian, lalu ia memberikannya kepadamu? Kemudian, tidakkah pedang itu berjumpa dengan suatu kaum kecuali ia berhasil mengalahkannya? Jawablah dengan singkat. Lalu mengapa engkau dipanggil dengan saifullah yakni pedang Allah?" cecar George menginginkan jawaban.

Khalid pun menjawab, "Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala mengutus nabi-Nya ke tengah-tengah kami untuk mendakwahi kami. Akan tetapi kami semua lari tak menghiraukannya, lalu ada sebagian dari kami yang membenarkan dakwahnya dan mengikutinya. Sedang yang lain menjauhi dan mendustakannya. Aku pun termasuk orang yang menjauhi, mendustakan, dan memeranginya. Namun, setelah itu Allah memberi hidayah kepada kami. Lalu kami pun mengikuti ajaran beliau. Beliau lalu berkata kepadaku, 'Engkau adalah pedang di antara pedang-pedang Allah yang ia terhunus kepada orang-orang musyrik'. Beliau lalu mendoakanku dengan kemenangan dan menamaiku dengan sebutan saifullah. Dari saat itulah aku menjadi orang yang paling keras memusuhi orang-orang musyrik." George pun berkata, kau telah jujur kepadaku wahai Khalid.

Kemudian George kembali bertanya kepada Khalid. "Beritahukan kepadaku apa yang kau serukan kepadaku! Kepada persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Dan meyakini bahwa apa yang ada padanya berupa wahyu, adalah dari sisi Allah."

Khalid pun kemudian menerangkan Islam padanya. George kembali bertanya, "Dan bagaimana jikalau mereka tidak mau menerima seruan kalian?" Khalid menjawab, "Mereka dijamin dengan membayar jizyah."

"Bagaimana jika mereka juga tidak mau membayar jizyah?" tanyanya lagi. Khalid kembali menjawab, "Kami akan memeranginya."

George pun bertanya lagi,"Lalu bagaimana kedudukan mereka yang menerima seruan kalian?"

"Kedudukan kami sama, setara dalam kewajiban-kewajiban yang Allah perintahkan kepada kami, baik itu orang mulia ataupun orang biasa. Baik itu yang memeluk Islam lebih dulu maupun yang terakhir," jelas Khalid.

George pun kembali mengajukan pertanyaan, "Apakah orang yang hari ini memeluk Islam sama saja ganjarannya?"

Khalid menjawab, "Ya, bahkan bisa jadi ia lebih utama."

George kembali bertanya dengan heran, "Bagaimana bisa sama dengan kalian, padahal kalian lebih dulu memeluk Islam?"

Khalid kembali menjelaskan, "Kami memeluk Islam dan berbaiat kepada nabi kami di saat kami menjumpainya, datang padanya kabar-kabar tentang kitab-kitab, kemudian ia memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah kepada kami, orang-orang yang melihat apa yang kami lihat dan mendengar apa yang kami dengar membenarkannya, mereka berislam dan membaiatnya. Akan tetapi, kalian belum pernah menjumpai apa yang kami jumpai, belum pernah mendengar apa yang telah kami dengar, berupa mukjizat-mukjizat juga hujah. Jika kalian memeluk Islam dengan tulus dan sungguh-sungguh, tentu itu lebih baik dari kami," jelas Khalid berusaha memecahkan kebingungan George.

"Wahai Khalid, demi Allah engkau berkata jujur, tidak menipuku, dan tidak berpura-pura padaku bukan?" tanyanya lagi berusaha mendapatkan jawaban yang pasti dari Khalid.

Khalid pun menjawab, "Demi Allah, aku telah berkata jujur kepadamu, aku tidak berkepentingan apa pun kepadamu, atau salah seorang dari kalian. Sesungguhnya Allah menjadi saksi atas apa yang engkau tanyakan padaku." George pun berkata, "Engkau telah jujur padaku."

Pada saat percakapan itu terjadi, George yang masih dalam persiapan berperang mulai luluh hatinya mendengar penjelasan dan seruan Khalid bin Walid radhiyallahu 'anhu. Hatinya mulai bergetar dan cenderung kepada Khalid. Kemudian di tengah medan perang dan posisi siap berperang itulah, George kembali mengucapkan perkataan yang mengejutkan. "Ajarkanlah aku tentang Islam!" pintanya kepada Khalid. Lalu Khalid mengajaknya masuk ke tendanya dan menyediakan air untuk digunakan George bersuci. Kemudian George menunaikan salat dua rakaat. Sejak saat itulah George telah memeluk Islam.

Sungguh Khalid bin Walid dan para sahabat telah memberikan teladan kepada kita, bahwa berangkat ke medan perang bukanlah hanya untuk membunuh, tetapi tujuan utamanya adalah menyampaikan hidayah Allah. Mereka adalah contoh terbaik setelah Rasulullah, merekalah yang telah mereguk teladan terbaik dari tarbiah beliau. Mereka paham bahwa hidayah bisa menyapa siapa saja dan kapan saja, dan mereka ingin menjadi orang-orang mulia yang menyampaikan hidayah Allah kepada manusia. Sebagaimana Allah firmankan dalam surah Fushilat ayat 33.

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, melaksanakan kesalehan, dan yang berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?’"

George telah keluar dengan pasukan Byzantium dengan permusuhan yang memuncak, ia memimpin pasukan untuk memerangi Islam dan kaum muslimin. Akan tetapi, ternyata pada saat itulah hidayah Allah datang kepadanya. Ini adalah pelajaran bagi kita, bahwa janganlah kita berputus asa dari rahmat Allah. Begitulah George menyambut hidayah dengan dia mau membuka hati berdialog tentang Islam dengan Khalid sebelum peperangan meski dalam peperangan rasa permusuhanlah yang lebih dominan. Dan Khalid pun mencontohkan, ia masih mengharapkan hidayah untuk kepala pasukan yang hendak membunuh dan memeranginya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Az-Zumar ayat 53.

۞ قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

"Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'."

George pun kini berbalik posisi, ia berdiri di sebelah Khalid untuk memerangi pasukan Byzantium. Namun, dalam perang itu ia menderita luka parah dan menemui syahidnya di Yarmuk. Setelah masuk Islam, ia hanya satu kali melakukan salat dan sujud dalam dua rakaat, kemudian ia gugur di medan jihad. Maka benarlah apa yang dikatakan Khalid, bisa jadi orang yang baru memeluk Islam dan sedikit amalannya lebih utama dibanding orang yang terlahir sebagai seorang muslim. Sebagaimana George hanya menunaikan satu kali salat dalam hidupnya, namun ia mendapatkan kemuliaan jihad di jalan Allah, dan menjemput kematian sebagai seorang syuhada. Masyaallah.

Wallahu a'lam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Najwa Tsaqeefa R Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Tercorengnya Profesionalisme Kepolisian
Next
Mengulik Hikmah di Balik Gempa Turki dan Suriah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram