Mewaspadai Bahaya Kanker Serviks Sejak Dini

"Penyakit yang datang pada diri manusia memang di luar kuasanya. Hal tersebut menjadi ketetapan dari Sang Pencipta sebagai ujian dan cobaan bagi manusia. Namun ketaatan diri dalam menjalankan perintah Ilahi merupakan sebuah kewajiban."


Oleh. Atien
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Penyakit kanker serviks menjadi momok menakutkan bagi kaum perempuan. Bagaimana tidak? Penyakit ganas ini menyerang bagian tubuh yang sangat vital pada perempuan, yaitu organ kewanitaan.

Kekhawatiran kaum perempuan terhadap kanker serviks bukan tanpa alasan. Berdasarkan data pada tahun 2022 dari World Health Organization (WHO), kanker serviks menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2 persen dari total kasus kanker di Indonesia. Sedangkan data dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo Jakarta memperlihatkan bahwa 94 persen pasien meninggal dunia dalam kurun waktu dua tahun.
(sardjito.co.id, 24/06/2023)

Minimnya pengetahuan dan kesadaran tentang kanker serviks disinyalir sebagai penyebab tingginya kasus penderita kanker ini. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan yang benar tentang kanker serviks dan segala yang berhubungan dengannya.

Di samping itu, ada hal yang perlu diperhatikan dan digarisbawahi oleh para perempuan, agar mereka tidak menganggap remeh kanker serviks. Kenyataan membuktikan bahwa kanker ini tidak mengenal tingkatan usia, yang membuat semua perempuan memiliki risiko yang sama tanpa memandang tua atau muda. Hal itu disampaikan oleh dr.Triskawati Indang, So, OG (K) Onk, saat menjadi pembicara dalam webinar bertema Mewaspadai Silent Killer pada Perempuan dengan Melakukan Deteksi Dini agar Hidup Tetap Sehat dan Berkualitas.
(Mediaindonesia.com, 24/2/2022)

Kanker Serviks dan Gejalanya

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini terjadi saat ada sel-sel yang tidak normal yang berkembang terus-menerus dan tak terkendali. Hal itu mengakibatkan tumbuhnya tumor pada serviks.

Pada stadium awal, kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Gejala munculnya kanker ini baru terlihat setelah lebih dari stadium satu dengan ciri-ciri berikut ini:

Pertama, keputihan dalam jumlah banyak dan berbau. Kedua, pendarahan vagina ketika melakukan hubungan seksual (contact bleeding). _Ketiga, pendarahan dari vagina padahal sedang tidak haid. Keempat, siklus haid tidak teratur dan cenderung menjadi lebih panjang. Kelima, rasa sakit pada panggul (perut bagian bawah), pinggang ( punggung bawah) dan kaki. Keenam, hilangnya nafsu makan sehingga berat badan menurun. Ketujuh, badan terasa lemah dan mudah lelah.

Metode Pengobatan

Oleh karena itu, jika gejala yang muncul mengarah kepada kanker serviks, maka ada beberapa jenis pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan. Hal itu agar kanker serviks yang muncul bisa segera terdeteksi dan mendapatkan penanganan sejak dini.
Pemeriksaan lanjutan tersebut bisa berupa tes skrining. Metode skrining itu sendiri terdiri dari dua pilihan yaitu tes IVA dan pap smear.

Tes IVA (Inspeksi Visual Asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker serviks sedini mungkin dengan metode pengasapan asam asetat atau asam cuka dengan kadar 3-5 persen pada leher rahim. Sedangkan pap smear adalah prosedur untuk mendeteksi kanker serviks sehingga dapat menemukan sel-sel abnormal (sel prakanker) yang terdapat di dalam rahim dan leher rahim.

Faktor Penyebab

Ada banyak faktor yang menyebabkan munculnya penyakit kanker serviks. Namun penyebab terbesarnya adalah infeksi dari virus HPV (Human Papilloma Virus) yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual.
Risiko menjadi makin tinggi saat hubungan seksual tersebut dilakukan dengan berganti-ganti pasangan.

Perilaku seks bebas tersebut memang menjadi hal yang lumrah di sistem sekarang. Perilaku tersebut tidak hanya menjangkiti para remaja. Mereka yang sudah berkeluarga pun tidak luput dari perilaku tersebut.

Hal itu bisa terjadi karena mereka menganut prinsip kebebasan. Prinsip ini dijadikan tolok ukur dalam kehidupan termasuk menyalurkan hasrat seksual. Mereka hanya memikirkan kenikmatan dunia yang hanya sementara. Kebebasan tersebut akhirnya berujung malapetaka yang menimpa pada diri manusia.

Islam dan Penjagaan Syariat

Berbanding terbalik dengan Islam, yang berlandaskan halal haram dalam memberikan penjagaan kepada umatnya melalui aturan-aturannya yang begitu sempurna. Islam sangat menjaga dan mengutamakan kebersihan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga wudu.

Khusus bagi para muslimah, Islam juga sudah memberikan aturan yang lengkap dan tepat. Di dalam ranah ini terdapat perintah untuk mandi wajib atau mandi besar bagi perempuan setelah mereka selesai haid, melahirkan, nifas dan berhubungan badan dengan suami. Adanya kewajiban mandi wajib tersebut menjadikan organ kewanitaan senantiasa terjaga kebersihannya.

Aturan Islam juga berlaku dalam ranah pergaulan laki-laki dan perempuan, termasuk aktivitas seksual di antara keduanya.
Hal itu diterapkan agar penyaluran seksual yang membara tidak sampai melanggar aturan Allah Swt.

Penyaluran hasrat seksual sebagai reaksi dari rasa saling mencintai adalah bagian pemenuhan gharizah atau naluri na'u. Keberadaan naluri ini merupakan sesuatu yang pasti dimiliki oleh setiap individu. Aktivitas seksual tersebut ternyata hanya bisa dilakukan oleh pasangan suami istri yang telah terikat oleh tali pernikahan.

Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah saw. yang artinya, "Tidak ada penawar yang lebih manjur bagi dua orang insan yang saling mencintai dibanding pernikahan."
(HR. Ibnu Majah, Al- Hakim dan Al-Bazzar)

Pernikahan itu sendiri menjadi penjagaan untuk menghindari diri dari perbuatan yang keji. Hal itu jelas-jelas merupakan sebuah keharaman.
Peringatan dan larangan berzina telah Allah Swt. sampaikan dalam firman-Nya yang artinya, "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk."
(TQS. Al- Isra' : 32)

Dari penjelasan ayat di atas, sudah sangat jelas bahwa untuk mendekati zina saja sudah dilarang. Lantas jika sampai terjadi hubungan seksual yang bukan dengan pasangan sahnya, bukankah hal itu merupakan perbuatan zina yang begitu nyata?

Penyakit yang datang pada diri manusia memang di luar kuasanya. Hal tersebut menjadi ketetapan dari Sang Pencipta sebagai ujian dan cobaan bagi manusia. Namun ketaatan diri dalam menjalankan perintah Ilahi merupakan sebuah kewajiban. Maka, sudah selayaknya bagi kita yang mengaku sebagai orang yang beriman untuk menjauhi apa-apa yang menjadi larangan Allah Swt. Adanya larangan tersebut menjadi benteng yang kuat untuk menjaga dan melindungi umat dengan cara taat kepada aturan syariat.

Perilaku seks bebas sudah terbukti membawa keburukan dan timbulnya penyakit mematikan, berupa kanker serviks yang membuat tubuh bergidik. Ketika pengetahuan medis memberikan cara pencegahan sedari awal, ternyata jauh sebelum itu Islam sudah lebih dulu memberikan penjelasan secara terperinci untuk melindungi diri sejak dini.

Wallahu a'lam bi ash-shawwab.[]


Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tip Taktis Tulisan Lolos Deteksi Mesin Plagiat

"Satu-satunya cara yang dapat dilakukan agar naskah kita lolos dari mesin plagiat adalah dengan mengubah redaksi kalimat aktif menjadi pasif, mengubah redaksi kalimat pasif menjadi aktif, mengganti beberapa kata dengan kata lain yang memiliki arti sama, serta mengganti struktur redaksinya, dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung."


Oleh. Muthiah Al Fath
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Bismillah, dengan bermodalkan tekad ingin menempuh ilmu menulis. Karena aku tahu di NP, selain sebagai media, juga sering mengadakan sharing ilmu. Jadi, ini sharing ilmu menulis perdana saya selama terjun ke dunia literasi.

Umumnya, sebuah media mempunyai kriteria tersendiri mengenai batas maksimal tingkat plagiat. Namun terkadang, meskipun tulisan kita 100% buah pikiran sendiri, tidak menjamin untuk lolos dari deteksi mesin plagiat. Iya, jika beberapa kalimat kita terdeteksi di mesin plagiat, tidak berarti kita seorang plagiator, ya. Sebab aplikasi pengecek hanya menandai bagian-bagian yang mirip dari sumber internet. Artinya, jika tidak ada di internet, tidak akan terdeteksi.

Tentu saja, kemiripan tidak selalu identik dengan aksi plagiat atau mencuri karya seseorang. Apalagi jika kita mencantumkan sumber berita/kutipan secara benar dan etis. Namun, jika persentasenya melebihi 15%, ini menjadi peringatan bagi kita untuk meminimalisasi tingkat plagiatnya. Karena para editor umumnya berpatokan pada hasil mesin plagiat. Mengingat naskah yang masuk begitu banyak dan editor juga ingin bekerja cepat. Karena tidak mungkin naskah kita diteliti satu per satu, membanding-bandingkan dengan naskah yang pernah tayang. Itu memakan waktu.

Tulisan telah selesai, tapi setelah dicek ternyata plagiatnya besar sekali. Waduh, gimana dong? Tenang, jangan panik! Malam ini, aku kasih beberapa tip yang dapat dilakukan agar tulisan lolos deteksi mesin plagiat. Yah, walaupun terkadang bagian dalil tetap saja akan terdeteksi.

Walaupun tip ini sudah menjadi makanan sehari-hari akhwatifillah. Tapi, tidak ada salahnya untuk mengulang teorinya. Tidak ada cara lain. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan agar naskah kita lolos dari mesin plagiat adalah dengan "mengubah redaksi kalimat tanpa mengubah maknanya" alias parafrasa. Beberapa cara tersebut, di antaranya:

  1. Mengubah redaksi kalimat aktif ( S-P-O-K) menjadi pasif (O-P-S atau S-P).

Misalnya, jika kalimat aktif yang bertuliskan:

Khilafah akan segera menganalisis penyebabnya dan segera menyelesaikan masalah ketika harga sembako naik.

Namun, jika kalimat tersebut tersorot sebagai plagiat. Maka ubahlah menjadi kalimat pasif. Salah satunya bisa seperti ini:

Ketika harga sembako naik maka penyebab masalahnya akan segera dianalisis dan diselesaikan oleh Khilafah.

  1. Mengubah redaksi kalimat pasif menjadi aktif.

Misal, kalimat pasif yang bertuliskan:

Sektor energi akan dikelola sepenuhnya oleh negara, tidak diserahkan pada swasta.

Dianggap sebagai plagiat. Maka ubahlah menjadi kalimat aktif, salah satunya bisa seperti ini:

Negara akan mengelola sektor energi dan tidak menyerahkanya pada swasta.

  1. Mengganti beberapa kata dengan kata lain yang memiliki arti sama (sinonim).

Misalnya pada kalimat berikut ini:

Khilafah menerapkan sistem mata uang dinar dan dirham yang telah teruji memiliki nilai konstan.

Tersorot sebagai plagiat, maka bisa kita ubah menjadi:

Khilafah memberlakukan sistem mata uang emas dan perak yang telah teruji stabil.

Pengubahan kata yang sinonim tersebut bisa dilakukan pada semua kata, atau hanya beberapa seperti contoh di atas. Di sini yang penting bisa menghilangkan atau menurunkan tingkat plagiatnya, tanpa mengubah makna.

  1. Mengganti struktur redaksinya, dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung.

Misal, kalimat bertuliskan:

"Selama negeri ini masih dalam cengkraman sekularisme, apalagi rezimnya masih sama maka nasib rakyat akan tetap sengsara," tegasnya.

Dideteksi sebagai plagiat, maka bisa diubah menjadi kalimat tak langsung, seperti:

Dia mengungkapkan bahwa selama negeri ini masih dalam cengkeraman sekularisme, apalagi rezimnya masih sama, maka nasib rakyat akan tetap sengsara.

  1. Menggabungkan beberapa cara di atas.

Misalnya, kalimat aktif diubah menjadi pasif sekaligus mengganti beberapa kata-kata yang sinonim. Contoh:

Seorang wanita pernah mengkritik Khalifah Umar bin Khattab terkait kebijakan pembatasan mahar.

Bisa diubah menjadi:

Khalifah Umar bin Khattab pernah diprotes oleh seorang wanita mengenai aturan pembatasan mahar.

  1. Setelah kalimat yang terdeteksi plagiat diubah, silakan uji sekali lagi naskahnya ke perangkat mesin plagiat.

Insyaallah, persentase plagiatnya akan terkikis secara signifikan. Jika sudah begitu, jangan lupa baca naskah secara keseluruhan sebelum dikirim ke media. Setelah semua oke, kalimat tersusun padu, barulah dikirim. Jangan lupa baca basmalah sebelum mengirim. Semoga berkah.

Tanya Jawab

  1. Haifa Aiman

Adakah tip pada terjemahan ayat?

Jawaban:

Ada beberapa tip untuk ini:

  1. Bisa menggabungkan seperti ini:
    Misalnya:
    "Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (TQS. Al-Maidah: 44)

"Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim." (TQS. Al-Maidah: 45)

"Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik." (TQS. Al-Maidah: 47)

Ketiga terjemahan ayat di atas bisa diubah menjadi:

Ada tiga golongan yang memutuskan perkara/hukum tidak berdasarkan syariat Islam. Mereka adalah kafir, fasik, dan zalim. Hal itu sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah Swt. pada Surah Al-Maidah ayat 44, 45, dan 47.

Atau

Bisa juga mengubah kalimat awalnya.

Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 44, artinya, "Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir."

Diubah menjadi seperti di bawah ini:

Dalam Surah Al-Maidah ayat 44 yang berbunyi, "Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (TQS. Al-Maidah: 44)

  1. Ragil Rahayu

Kalau untuk standar NP 'kan harus ada dalil, apakah jika kita mencantumkan versi yang sudah diubah itu terkategori sudah menyebutkan dalil?

Jawaban:

Pertanyaan ini akan dijawab oleh admin grup yang notabene tim editor NP.

Menurut standar NP, dalam satu naskah setidaknya dicantumkan satu dalil berupa :
a. Tulisan arab dan terjemahannya, atau
b. Cukup terjemahannya saja.
Jangan lupa disertakan nama surah berikut ayatnya.

Yang patut digaris bawahi adalah:
Jika mencantumkan dalil lebih dari satu, maka dalil lainnya dipersilakan jika ingin ditulis dalam bentuk tafsirnya. Namun, tidak melupakan poin a dan b di atas.

Tugas

“Saat ini, bahwasannya saya melihat konser Coldplay itu tidak lagi dianggap sebatas hiburan, melainkan sudah naik level menjadi sebuah sesembahan di kalangan anak muda,” jelas Ustaz tersebut.

Misalnya, kalimat di atas terdeteksi plagiat, bagaimana cara mengubahnya?

Jawaban:

Ustaz tersebut menjelaskan bahwa konser Coldplay saat ini tidak lagi dianggap sebatas hiburan, tetapi sudah menjadi sesembahan di kalangan anak muda.

Sekian dan terima kasih.[]


Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tajuk Tak Bertuan

"Tajuk tak bertuan melalang buana tiada henti
Alarm Ilahi diabaikan tanpa memahami arti
Mengorek cacat dan cela yang masih tersembunyi
Merangkai episode kehidupan yang tak pasti
Meski mengetahui bahwa segala yang bernyawa akan mati"


Oleh. Afiyah Rasyad
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sehelai kisah menyelinap dalam ingar bingar kehidupan
Memori terus membisu di tengah ilustrasi kepalsuan
Dendang tertabuh dengan ramai di antara kesunyian
Merapal lafaz tanpa arti di tengah huru-hara perdamaian
Melukiskan sinyal kepedihan dalam senampan keegoisan

Mendung bergelayut di sudut-sudut gelap penuh dengki
Sejuntai asa menguap dalam kebusukan seduhan diksi
Pintalan harap terpental ke dalam jurang sunyi
Memupuk bibit kebencian hingga membubung tinggi
Tajuk tak bertuan bergentayangan di relung sanubari

Kuatnya komitmen mulai tergerus sang waktu
Hilir mudik peristiwa disambut ekspresi yang tak menentu
Menyambut mendung tebal yang sering bertamu
Membentang jarak dengan segudang kebaikan bermutu
Tertipu dengan bantuan dan kesenangan semu

Lirikan penuh kebencian terus menyapa
Kidung kecurigaan disebar ke mana suka
Menempel syak wasangka di rongga dada
Pada tajuk tak bertuan yang penuh alpa
Tak kenal dengan titah Tuhan Yang Maha Kuasa

Rentetan memori memudar tanpa bisa dihentikan
Melengserkan segala ingatan tentang triliunan kebaikan
Sejumlah angka bertahta menjadi sesuatu yang patut dibanggakan
Siaran prestasi di sana sini dengan penuh kejemawaan
Meski tajuk tanpa tuan menihilkannya dalam sebuah kenyataan

Kemudi disetir dalam hantaman ombak tak tentu arah
Mengarungi gelombang ujian dengan begitu pongah
Sok asyik meski mata hati tak bisa merekah
Tajuk tak bertuan disampirkan dengan bangga dan gagah
Tak tebersit kerinduan akan muara janah

Kejernihan akal terlalu keruh dengan gemerlap dunia
Rasa masygul menghilang penuh rahasia
Setiap suluk tergelincir pada hal yang sia-sia
Pada penyakit hati seolah menghamba dengan setia
Bermacam prasangka dilakoni dengan gembira ria

Tajuk tak bertuan melalang buana tiada henti
Alarm Ilahi diabaikan tanpa memahami arti
Mengorek cacat dan cela yang masih tersembunyi
Merangkai episode kehidupan yang tak pasti
Meski mengetahui bahwa segala yang bernyawa akan mati

Bumi Allah, 24 Mei 2023.[]


Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kebangkitan dan Cita-cita Milenial Sejati

"Sepanjang sejarah berdirinya Khilafah Islamiah, umat Islam telah mencapai berbagai prestasi dan berhasil mencapai puncak kebangkitan hakiki. Dari masyarakat yang bangkit inilah kemudian lahir sosok-sosok pemuda berkualitas dari segi iman dan kepemimpinan, sosok yang adil dan selalu mengedepankan kemaslahatan umat, seperti Salahuddin Al-Ayyubi dan Sultan Al-Fatih, di mana sejarah mengenal mereka sebagai sosok pemuda penakluk dunia."


Oleh. Yana Sofia
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Tahukah kamu, Bestie? Baru-baru ini, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta agar peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dijadikan momentum untuk bangkit mewujudkan Indonesia lebih baik. Visi ini digadang-gadang demi terealisasinya pembangunan di segala bidang. Di mana kaum muda wajib berpartisipasi di dalamnya, menyongsong masa depan bangsa yang lebih cerah. Dikutip Detik.com, (19/05/2023)

Namun amat disayangkan, Bestie! "Semangat untuk bangkit" yang menjadi tema Harkitnas, malah tidak sejalan dengan kondisi pemuda yang kian terpuruk hari ini. Dekadensi moral di kalangan generasi masih menjadi persoalan krusial bagi bangsa kita, lo. Seperti seks bebas, LGBT, prostitusi, tawuran, begal, narkoba, dan banyak lagi. Hal ini diperparah dengan krisis multidimensi yang berkelindan pula dengan kepemimpinan yang inkompeten. Wah, paket komplet, ya, masalah yang menimpa negeri kita!

Nah, kira-kira nih, Bestie! Mampu gak, ya, milenial mengampu tugas kebangkitan di tengah berbagai masalah yang mendera bangsa? Apa yang harus dilakukan milenial agar bisa membawa bangsa keluar dari kondisi terpuruknya? Yuk, kita bahas bersama!

Dalam Pusaran Kapitalisme

Ya, seperti yang kita ketahui, Bestie. Kendati kita hidup di alam yang begitu kaya raya, tak membuat negara kita menjadi sejahtera. Sebaliknya, negara saat ini tengah mengalami masalah yang kompleks dan sangat serius. Krisis multidimensi tengah melanda Indonesia meliputi krisis ekonomi, hukum, sosial, politik, hingga disintegrasi.

Kita gak bisa menafikan, krisis multidimensi ini telah membawa Indonesia ke dasar lembah keterpurukan. Di antaranya korupsi di tubuh pemerintahan, kemiskinan yang terstruktur, hingga dekadensi moral yang melahirkan berbagai kejahatan di kalangan remaja yang kian hari, angkanya semakin menggila.

Di samping itu, di balik hiruk pikuk kehidupan modern generasi, dihantam pula oleh badai liberalisme dan moderasi beragama. Dua ide rusak ini telah menggerus akidah dan mentalitas pemuda. Imbasnya, kawula muda menjadi semakin liberal dan susah diatur. Berbuat sesuka hati tanpa peduli kerusakan yang ditimbulkan dari berbagai pilihan perbuatan yang minim tanggung jawab, karena berbuat dengan dorongan hawa nafsu.

Seperti yang kita lihat, Bestie! Perilaku generasi hari ini tidak jauh-jauh dengan pergaulan bebas, perzinaan, narkoba dan obat-obatan terlarang, hingga kekerasan seperti begal dan tawuran. Hampir setiap hari kita mendengar kasus-kasus kebobrokan moral oleh generasi memenuhi media massa. Semua ini menunjukkan betapa kompleksnya masalah yang menimpa umat, khusunya bagi mereka yang kelak akan meneruskan estafet kepemimpinan di masa depan.

Tentu saja, hal ini tak luput dari pengaruh sekularisme yakni paham yang menganggap agama sebagai racun dalam kehidupan bernegara. Ide ini telah melahirkan berbagai paham berbahaya yang membuka peluang penjajahan SDA dan budaya ketimuran kita. Sekularismelah yang telah melahirkan paham kebebasan kepemilikan, Bestie! Ide ini menjamin liberalisasi sektor publik yang seharusnya milik umat untuk dikuasai oleh pihak kapital dan pemodal.

Selain paham kepemilikan, sekularisme juga telah melahirkan ide rusak lainnya yakni kebebasan berperilaku dan berekspresi. Sehingga generasi bebas memilih akidah dan bertingkah laku sesuai dengan landasan dan ukuran materi yang nisbi. Mereka lalu menyebut kebebasan ini, sebagai potret "kebangkitan" bagi kawula muda masa kini. Padahal, kebangkitan yang dimaksud ini adalah open minded yang bablas dengan mengabaikan moralitas. Akibatnya, generasi rela melakukan apa saja demi mengejar eksistensinya berupa kesenangan dalam bentuk materi.

Karenanya, Bestie. Boro-boro bangkit, generasi kita hari ini malah sedang dalam kondisi sakit. Generasi sakit ini tidak bisa diajak bangkit sebelum disembuhkan terlebih dahulu, dengan cara mengembalikan nilai-nilai kepribadian Islam atau dikenal dengan sebutan syakhsiyah Islamiah ke tubuh generasi muslim. Di mana pemikiran dan perbuatan generasi, wajib koheren dengan syariat Islam sebagai landasan kehidupannya.

Konsekuensi Iman dan Kekufuran

Seperti peribahasa, Bestie, "bagaimana ditanam, begitulah dituai" yang bermakna seseorang akan mendapatkan apa yang ia upayakan. Jika seseorang melakukan kebajikan, maka akan berbuah kebaikan pula. Namun, jika melakukan keburukan, maka akan berbuah bencana. Peribahasa ini, related dengan kondisi kita saat ini. Berbagai konflik multidimensi yang tengah mendera umat hari ini, tidak lain karena meninggalkan Islam sebagai petunjuk dan landasan berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh negara.

Saat manusia meninggalkan agama sebagai petunjuk hidupnya, maka kehidupan akan kacau dan mengalami krisis. Manusia akan saling membunuh demi berebut kekuasaan, alam akan dirusak oleh pada kapitalis yang mencari keuntungan, sementara generasi kehilangan masa depan sebagai konsekuensi mereka mengejar kesenangan dunia dengan cara mencampakkan agama.

Parahnya, umat Islam hari ini telah termakan dogma sekularisme, Bestie. Tak sedikit pemuda hari ini mengukur kebangkitannya dengan nilai-nilai Barat, yakni kapitalisme, di mana parameternya adalah keuntungan materi dan kepuasan syahwat belaka. So, bisa kita bayangkan, bagaimana rusaknya bangsa jika generasi model ini, yang memimpin bangsa di masa akan datang.

Tentu berbeda dengan Islam yang memandang kebangkitan sebuah bangsa diukur dari terlaksananya nilai-nilai kedaulatan dalam sebuah negara. Dalam Islam, negaralah yang wajib menjamin kedaulatan politik, ekonomi, SDA, bahkan budaya. Sedangkan warga negaranya disebut bangkit jika berada dalam kesejahteraan lahir dan batin, terjamin pendidikan, kesehatan, dan keamanan, hingga sandang, papan, dan pangannya. Inilah buah dari implementasi syariat Islam secara kaffah, khususnya dalam aspek politik, ekonomi, dan pemerintahan.

Allah sendiri yang telah menjelaskan kaidah kausalitas yang menjadi sebab dan akibat diturunkan rahmat di muka bumi. Sebagaimana yang tertera dalam firman-Nya di surah Al-A'raf ayat 96 yang artinya,

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi."

Kebangkitan Hakiki

Dalam kitab An-Nidzhamul Islam, Syekh Taqiyuddin An-Nabhani menjelaskan, bangkit atau tidaknya manusia tergantung pada pemikirannya tentang alam semesta dan keberadaannya sebagai hamba di hadapan Allah Swt., yang wajib taat dalam kondisi dan situasi apa pun. Nah, agar manusia bangkit, Bestie, haruslah ada perubahan yang mendasar dan menyeluruh tentang pemikiran manusia, yang memengaruhi mafhum-nya tentang nilai-nilai hidup, yakni berhukum secara total hanya dengan hukum Allah saja.

Bukankah kita telah sepakat mengakui bahwa sekularisme adalah sumber bencana? Maka melakukan perubahan yang mendasar yakni mencampakkan ide sekularisme, lalu menggantinya dengan sistem Islam harusnya menjadi satu-satunya prioritas yang kita lakukan.

Terlebih, Islam adalah agama universal, Bestie. Sebagai muslim, kita pastinya tahu bahwa tak ada satu pun masalah yang tak mampu diselesaikan oleh syariat Islam. Karena Islam adalah din (agama) sekaligus millah (ideologi), jalan hidup untuk mengurusi berbagai urusan baik terkait politik, hukum, sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan, dan sebagainya. Semua ada solusinya dalam Islam. Allah berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 3,

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu jadi agama bagimu."

Hanya saja, Bestie, dalam praktiknya pelaksanaan seluruh urusan ini wajib dikontrol oleh ulil amri alias pemimpin negara yang kita kenal dengan sebutan khalifah. Khalifahlah yang wajib menjamin terlaksananya seluruh kebutuhan umat. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. riwayat Al-Bukhari,

“Imam (Khalifah) yang menjadi pemimpin manusia laksana penggembala. Hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap (urusan) rakyatnya.”

Tentu, dalam kepemimpinan ini Rasulullah saw. adalah role model paling sempurna dalam praktik kepemimpinan yang berlandaskan Islam. Sejak daulah Islam berdiri untuk pertama kali di Madinah, Rasul telah menetapkan bahwa hukum syarak adalah satu-satunya landasan bernegara. Paska Rasul wafat, kepemimpinan Islam diganti oleh para sahabat. Dimulai dari kepemimpinan Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, hingga diteruskan oleh tabiin dan tabiut tabiin. Kepemimpinan ini terus berganti, namun landasan negara yakni syariat Islam tak pernah digantikan, selama periode Kekhilafahan sepanjang 1.300 tahun lebih.

Karenanya, Bestie, sepanjang sejarah berdirinya Khilafah Islamiah, umat Islam telah mencapai berbagai prestasi dan berhasil mencapai puncak kebangkitan hakiki. Rakyatnya sejahtera, negara aman sentosa. Dari masyarakat yang bangkit inilah kemudian lahir sosok-sosok pemuda berkualitas dari segi iman dan kepemimpinan, sosok yang adil dan selalu mengedepankan kemaslahatan umat, seperti Salahuddin Al-Ayyubi dan Sultan Al-Fatih, di mana sejarah mengenal mereka sebagai sosok pemuda penakluk dunia.

Nah, dari sini kita sepakat ya, Bestie! No, debat! Generasi bangkit dan mampu membawa kebangkitan hanya bisa diwujudkan dalam sistem Islam. Karena itulah, seluruh elemen masyarakat wajib mengambil perannya. Berjuang dalam rangka meninggikan Islam, sehingga Islam mampu membawa umat pada puncak peradaban sebagaimana sejarah di masa lalu pernah mengukirnya.

Khatimah

Untuk memperjuangkan kebangkitan Islam, tentunya dibutuhkan komitmen yang kuat, Bestie! Khususnya, dalam upaya mewujudkan semangat dakwah memperjuangkan Islam kaffah. Ini adalah cita-cita jangka pendek kita. Sedangkan visi ke depannya adalah menjamin kebangkitan hakiki terealisasi bagi seluruh umat manusia dari Sabang hingga Merauke, bahkan Maroko di ujung benua Eropa. Itulah cita-cita milenial sejati. Wallahu a'lam bishawab[]


Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com