Produktivitas di Tengah Segudang Aktivitas

"Untuk memaksimalkan produktivitas di tengah segudang aktivitas, maka yang perlu dijaga adalah semangat yang mendasarinya, yakni keimanan akan balasan Allah terhadap orang yang bersungguh-sungguh berusaha."


Oleh. Isti Da'iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Bismillah, niat sharing karena ingin mendapat tambahan ilmu dari teman-teman di grup ini. Meskipun sebenarnya belum merasa pantas untuk sharing masalah produktivitas di tengah segudang aktivitas. Karena saya yakin anggota Konapost pasti jauh lebih produktif dari saya.

Di sini bukan berarti saya lebih bisa atau lebih berpengalaman, karena sebenarnya banyak anggota di sini yang lebih produktif dan berpengalaman dalam dunia literasi. Hanya saja kali ini kesempatan itu jatuh pada saya.

Lebih tepatnya diberi kesempatan untuk sharing pengalaman agar tetap bisa menghasilkan sebuah karya tulis, meskipun banyak aktivitas offline dan online.

Mungkin ketika pandemi, aktivitas menulis atau dakwah lewat media punya porsi waktu banyak. Karena kita dituntut tidak keluar rumah. Semua aktivitas bisa di dalam rumah. Sehingga waktu untuk berinteraksi dengan media online juga lebih fleksibel. Maka tidak heran selama pandemi muncul penulis-penulis baru termasuk saya… he he

Sehingga ketika aktivitas kembali normal, maka diperlukan sebuah cara tersendiri agar tetap bisa menghasilkan sebuah tulisan dakwah. Baik berupa opini, SP (untuk media cetak), Motivasi, Family, dan berbagai tulisan lainnya.

Bagi saya pribadi, ini perlu sebuah energi lebih untuk melakukannya, selain semangat dan niat agar pertolongan Allah segera tiba, semangat itu timbul karena saya menyadari betapa saya belum mampu berbuat banyak untuk dakwah Islam. Ingin mempersembahkan sesuatu, sebagai bukti kalau kita adalah umat yang mencintai Rasulullah, dengan tetap menyampaikan risalahnya.

Dorongan ingin berkontribusi dalam dakwah lewat aksara, ingin meninggalkan jejak di alam semesta agar ada jariah yang bisa meringankan hisab kita nantinya.
Karena tugas dakwah kita adalah melalui lisan dan tulisan, maka menulis haruslah juga dilakukan.

Selain itu, adanya semangat dan dorongan yang terus menerus yang kita terima dari berbagai komunitas menulis, terutama dari Konapost membuat semangat untuk melakukan dakwah lewat aksara, semakin membara.

Sebenarnya alfakir bukanlah orang yang sibuk. Namun sok sibuk, mengapa? Karena saya bukan ibu pekerja kantoran, bukan bidan, bukan dokter, atau mom entrepreneur.

Kesibukannya sebagaimana ibu rumah tangga dan anggota masyarakat pada umumnya. Menjadi sibuk karena memang kita menyibukkan diri ambil bagian di dalamnya. Agar kita berdaya guna di masyarakat dan paling tidak bisa menjadi teman curhat di masyarakat, karena saya belum bisa menjadi seorang ibu yang bisa menjadi rujukan umat.

Namun, jujur kegiatan di masyarakat dan sebagai ibu rumah tangga menjadikan kita benar-benar harus banyak beraktivitas. Banyaknya komunitas menjadikan kita dituntut untuk lebih banyak beraktivitas.

Untuk menyingkat waktu, prolognya segini saja ya… (udah panjang kali lebar kok masih prolog)

Maksudnya kita akan bahas ke pembahasan lebih lanjut. Yakni, pada titik tekan ke manajemen waktu dan beberapa tip untuk meningkatkan produktivitas kita sebagai muslimah

Produktivitas di Tengah Segudang Aktivitas

Untuk memaksimalkan produktivitas di tengah segudang aktivitas, maka yang perlu dijaga adalah semangat yang mendasarinya, yakni keimanan akan balasan Allah terhadap orang yang bersungguh-sungguh berusaha. Yang tentunya semangat ini akan bisa menghasilkan produktivitas sebagaimana yang diinginkan. Karena tanpa semangat keimanan segala aktivitas tidak akan berbekas bagi siapa saja.

Hal yang perlu dilakukan di antaranya:

1. Manajemen waktu.

Setiap manusia punya jatah waktu sama dalam satu hari, yakni 24 jam. Sering ingin waktu tambahan agar kita bisa mengerjakan banyak tugas yang menumpuk, namun itu tidak akan mungkin. Karena Allah sudah menetapkan bahwa rotasi bumi 24 jam.

Sehingga yang perlu kita lakukan adalah menjadikan 24 jam itu menjadi berkah dan produktif. Produktif tentunya bukan dihitung dari materi yang dihasilkan, namun amal saleh apa yang telah kita lakukan.

Beramal dengan penuh perencanaan, merancang apa yang harus dilakukan agar segala yang kita lakukan bisa terkontrol.
Sering kita merasakan dalam sehari bisa melakukan banyak hal. Namun, tidak jarang kita dalam sehari serasa tidak ada yang beres, padahal kita sudah merasa melakukan banyak hal. Sehingga di sinilah pentingnya sebuah manajemen waktu.

Membuat Planing List yang harus kita kerjakan akan sangat membantu kita dalam manajemen waktu ini. Sekali lagi saya tekankan di sini sifatnya hanya sharing. Karena jujur ketika di Konapost diri saya masih sering minder, dan ini juga sebagai pengingat diri pribadi saya. Lanjut.

Rambu-rambu memanfaatkan Waktu:

  1. Pilih waktu dan tempat nyaman untuk belajar, membaca, termasuk menulis
  2. Membagi setiap kegiatan sesuai waktu yang dibutuhkan. Terutama kegiatan online dan offline
  3. Jika bosan maka sebaiknya menghibur diri.

Kalau saya hiburannya adalah menulis dan bisa kirim ke media. Tayang adalah sebuah reward, apalagi bisa tayang di NP. Dan menjadi artikel TBA (The Best Artikel) adalah bonus yang patut disyukuri.

Kuadran Waktu/Aulawiyat atau Prioritas Amal

Terkadang ada satu kondisi yang membuat kita harus memilih. Namun, jika sama-sama kewajiban, semaksimal mungkin dilakukan sesuai jadwal. Di sinilah pentingnya self management.

  1. Penting + Mendesak
  2. Penting dan tidak mendesak
  3. Tidak penting tapi mendesak
  4. Tidak penting dan tidak mendesak (hindari)

Maka setiap aktivitas kita atur sesuai kuadran waktunya. Berusaha menguatkan azam dan tawakal.
Letakkan tawakal di depan, persis setelah azam (begitu yang saya dapat dari guru saya, jika salah mohon koreksi).

Mencatat Proses dan Progres dalam Buku Target.

Misalnya target dalam kegiatan sehari-hari al-fakir.

  1. Ibadah tepat waktu (termasuk di dalamnya menyangkut ibadah wajib dan sunah)
  2. Tilawah Al-Qur'a+terjemah+satu ayat berkesan (minimal 3 sampai 4 juz per minggu)
  3. Menuntut ilmu baik online atau offline sepekan minimal 3 kali.
  4. Berbagi ilmu sepekan minimal 2 kali
  5. Dakwah dan kontak personal. (sebanyak-banyaknya).
  6. Jalan bersama anak-anak atau suami/olah raga (ke taman sebelah rumah) seminggu sekali.
  7. Menulis minimal seminggu 3 judul (boleh SP, Opini, SN (berita lugas), dan lainnya.
  8. Medsos seperlunya
  9. Kegiatan kemasyarakatan sesuai jadwal (minim seminggu sekali) untuk menjaring target dakwah kepada umat.
  10. Kegiatan harian, termasuk tugas rumah tangga, termasuk memasak, mencuci, menjemput anak, jualan produk, dan lainnya.
    (membuat cek list untuk memanfaatkan waktu semaksimal mungkin)
    Makin cepat selesai, makin cepat kita bisa eksekusi sebuah tulisan.

Setiap orang punya kewajiban yang berbeda, intinya sesuaikan dengan aulawiyat masing-masing, membuat self management masing-masing dan komitmen atas apa yang sudah dibuat.

Demikian juga dengan aktivitas menulis. Jangan sampai karena kesibukan, kita akan bergelar mantan penulis. Sayang sekali ilmu yang sudah kita dapatkan jika tidak dipraktikkan.

Mencintai aktivitas menulis, termasuk di dalamnya banyak membaca, agar memperbanyak khazanah pengetahuan dan kosakata kita. Target diri kita untuk meluangkan waktu dalam berkarya. Jangan menunggu waktu sisa. Selesaikan tulisan yang sudah kita mulai.

Tidak ada karya yang kedaluwarsa. Semua akan menemukan jodoh pembacanya. Bersemangat untuk meninggalkan jejak karya di alam semesta, agar setelah kita tiada setiap karya kita bisa menghasilkan jariaah pahala kepada kita. Buatlah mimpi dalam dunia literasi. Misalnya berkeinginan punya buku Solo atau buku Antologi.

Karena demikianlah pengalaman alfakir selama ini. Ingin punya buku sejak mulai menggoreskan aksara. Awalnya ikut proyek menulis buku antologi, kemudian bermimpi ingin mempunyai sebuah buku solo kumpulan opini dan berbagai tulisan yang tayang di media.

Awalnya terkendala biaya. Namun tidak ada sesuatu yang mustahil jika itu adalah rezeki kita. Kedua buku solo saya adalah hadiah.
Dan buku dengan judul Jejak Karya Impian adalah memang benar-benar buku yang saya impikan. Insyaallah buat berdakwah di tengah umat, kalau Islam punya segala solusi permasalahan yang ada.

Lanjut ke topik semula, yakni masalah produktivitas di poin berikutnya:

  1. Fokus pada tujuan, kembalikan untuk apa tujuan kita menulis, yakni mendakwahkan Islam. Karena setiap kita punya kewajiban beramal makruf nahi mungkar. Ingat menulis dan tidak menulis adalah pilihan, yang semuanya akan ada sebuah pertanggungjawabannya.

Memang, semua manusia pasti punya masalah, namun masalah itu hendaklah tidak memalingkan kita dari tujuan hidup kita, mencari rida Allah Swt.

Sobat Muslimah harus bisa berpikir jernih, untuk apa kita ikut pembinaan, belajar, dan menuntut ilmu, tidak lain adalah agar kita bisa tahu mana yang benar, dan yang salah, agar tahu mana yang Allah rida dan Allah larang. Dan ini juga perlu disampaikan kepada umat.

Sobat, ingat perjuangan kita adalah untuk li isti’na’ fi hayati Islam. Menulis dari hati akan sampai ke hati, bukan menulis karena pujian dan target laporan.

  1. Mencari komunitas yang bisa mendukung aktivitas menulis kita. Sebenarnya ini diperlukan bukan hanya dalam aktivitas menulis saja. Lingkungan dan komunitas yang kondusif juga akan sangat mendukung dakwah kita.

Mencari sahabat yang bisa mengingatkan kita, yang bisa memberikan semangat kita, agar kita bisa gerak cepat dalam berdakwah. Sehingga kita akan mempunyai rasa malu ketika rasa malas berdakwah bersarang dalam diri kita.

  1. Upgrading diri.

Jangan bosan untuk belajar. Yang ingin berdakwah lewat tulisan segera belajar meng- upgrade diri dengan belajar menulis. Yang ingin punya amal jariah mengajak orang mengenal Islam kaffah, banyak belajar cara mengontak. Sehingga kebenaran Islam tersampaikan.

Banyak mengasah diri dan belajar menyampaikan dakwah dengan lisan atau tulisan. Jangan malu bertanya. Dan jangan biarkan kita hanya menjadi pengemban dakwah yang hanya titip absen tapi no action.

  1. Evaluasi diri. Mencari kelemahan diri sendiri untuk meningkatkan kualitas diri. Lapang dada dalam menerima segala kritik dan masukan. Eliminasi perasaan sensi ketika karya kita dikritisi. Karena sebuah evaluasi akan bisa mengantarkan kepada sesuatu yang lebih baik lagi.
  2. Banyak berdoa agar pertolongan Allah segera tiba. Berdoa agar tetap semangat mendakwahkan Islam, agar terhindar dari rasa jumud dan kemalasan.
  3. Istikamah dan berusaha meninggalkan perbuatan sia-sia agar bisa lebih banyak berkarya.
    Sebagaimana sabda Nabi saw.: “Sebagian dari kebaikan seorang muslim adalah meninggalkan perbuatan yang sia-sia,” (HR. Imam At-Thirmidzi).

Tanya Jawab

1.Ummu Aynissa

Terkadang saat sedang menulis berbenturan dengan amanah dakwah/aktivitas lain yang wajib juga, misal meriayah anak dan lain-lain. Karena saya punya anak kecil yang luar biasa aktif. Sementara untuk bergadang saat ini sudah enggak bisa karena masalah kesehatan, jadi menulis lebih ke siang hari, nyambi-nyambi. Jadi kadang tulisan kita tinggal dulu, nanti pas luang lanjut lagi. 

Tapi terkadang tulisan sampai berhari-hari atau akhirnya tulisan itu tidak selesai atau tema sudah basi karena banyak kendala tadi.
Bagaimana menurut mbak Isti jika menghadapi masalah seperti ini?

Jawaban:

Wa'alaikumusalam.
Benar banget, ini adalah masalah yang sering banget dihadapi sebagian besar para penulis. Termasuk saya.

Namun, ketika kita sudah berniat menyelesaikan tulisan, (untuk masalah teknis menulis sudah di share di grup ini. Tulisan Mbak Ragil Rahayu, jadi kita tidak membahas masalah teknis menulis).

Kuncinya, menikmati aktivitas menulis. Namun, kalau memang terbentur waktu, tulisan agar tidak basi, menurut pengalaman saya, tulisan tersebut akan saya jadikan tulisan Suara Pembaca.

2. Cahaya

Terkait manajemen waktu. Terkadang kita sudah buat list kegiatan, ternyata ada amanah/ agenda mendadak yang tidak terduga. Biasanya semua jadwal jadi kacau dan hilang semangat untuk beraktivitas. Bagaimana mengatasi hal tersebut?

Jawaban:

Betul, sejak peralihan dari online ke offline aktivitas menulis total jadi berkurang. Dulu kita bisa melakukan sesuatu cukup hanya di rumah. Sekarang harus keluar, apalagi kalau amanah itu mendadak. Namun, kita bisa menyiasati dengan membuat target di awal usbuk, apalagi sekarang Tor NP terbit di awal usbuk. Itu bisa memudahkan kita untuk memanajemen aktivitas menulis dengan agenda mendadak tadi. Ada waktu lebih panjang dalam menyelesaikan sebuah tulisan.
Dengan dibantu list agenda mingguan.

3. Raras

Sudah dibuat jadwal menulis dan komitmen. Kalau otak lagi encer, mungkin bisa nulis langsung tuntas. Tapi kadang otak mengental hingga kata-kata sulit dirangkai menjadi cerita opini bermakna. Ketika menulis, butuh baca bahan tulisan lebih banyak, apalagi jika menulis tema yang bukan bidangnya. Akhirnya waktu habis untuk baca dan belum mulai menulis, atau menulis hanya beberapa paragraf awal. Sedangkan waktu harus segera digunakan untuk aktivitas lain.

Bagaimana mengatasi hal ini? Bagaimana bisa menulis sampai tuntas dengan waktu yang sudah direncanakan?
Perlukan menulis hanya sesuai bidangnya? Padahal terkadang ingin menulis bidang lain untuk keluar dari zona nyaman. Jazakillah khairan

Jawaban:

Wa'alaikumussalam.
Masyaallah, mbak Raras juga sudah banyak karyanya.
Kalau lagi buntu boleh ditinggal sejenak dengan melakukan aktivitas lain. Bukankah sebuah karya tidak ada yang kedaluwarsa. Mungkin memang faktanya berbeda, namun analisis dan solusinya insyaallah akan tetap sama. Apalagi saat ini , semua permasalahan berakar dari satu muara yang sama yakni kapitalisme sekuler.

Kalau menurut saya, mencoba menaklukkan tantangan dalam menulis di bidang lain dan keluar dari zona nyaman perlu dilakukan. Agar kita bisa meng- upgrade diri.

4. Maftucha

Buku-buku yang seperti apa yang menunjang untuk kita membuat tulisan (selain buku wajib atau artikel sesuai TOR)

Jawaban:

Alhamdulillah, terima kasih untuk sahabat Konapost dan tim NP yang di sini. Sebagai muslimah, memang kita dituntut untuk lebih sat set (baca produktif) dalam menjalankan peran kita. Maka sudahkah kita melaksanakan yang 5 sebelum 5?

Mungkin itulah sebagai pelecut bagi saya yang fakir ilmu ini. Agar punya bekal jariah di akhirat kelak. Agar Allah meringankan hisab kita di akhirat kelak. Dan Allah rida atas segala perbuatan kita sehingga kita layak ke surga Allah Swt. Sekali lagi mohon dimaafkan atas segala kesalahan dan khilaf al fakir ini.

5. Rini Diyah

Izin bertanya, pernahkah Mbak Isty merasa ada kejenuhan dalam menulis? Ditambah pas kondisi fisik habis beraktivitas full seharian. Bagaimana membuatnya fresh kembali?

Jawaban:

Jujur pernah, apalagi sehabis agenda full. Semua ide kadang juga melayang. Ini bisa disiasati jika kita punya ide, kita tulis dan simpan di Hp. Kalau sudah siap nanti kita akan eksekusi.

Untuk membuat semangat fresh lagi untuk saat ini karena sudah kembali offline, kita perlu rehat sejenak. Atau menulis SP dikirim ke media cetak, nanti tayang (tulisan tayang adalah obat jenuh bagi penulis).

Dan jangan lupa berteman dengan banyak penulis agar semangat tetap bisa menular ke kita.

6. Firda Umayyah

Untuk menulis opini, biasanya Mbak Isty lebih memilih menulis opini sedikit tapi berkualitas (minim kesalahan) atau lebih mengejar menulis opini banyak meskipun mungkin kurang maksimal?

Jawaban:

Saya lebih memilih sedikit yang berkualitas dan komplet. Kecuali ketika kita sudah berkomitmen mengikuti challenge yang mengharuskan banyak kita penuhi akad itu semaksimal mungkin.

7. Maya Rohmah

Mbak Isty, apakah tinggal dengan selain keluarga inti? Atau rumahnya sering ada tamu atau sering dijadikan tempat pertemuan?
Sering, saat ada ibu mertua menginap atau ada pertemuan-pertemuan di rumah, susah sekali konsentrasi untuk melakukan aktivitas pribadi seperti menulis. Setelah ibu mertua atau tamu-tamu pulang, rasanya lelah.

Jawaban:

Alhamdulillah kami tinggal dengan keluarga inti. Dan ini memang membantu sekali untuk bisa duduk diam konsentrasi menulis. Karena jujur, kalau ada tamu boro-boro mau nulis, pegang hp serasa tidak sempat. Apalagi kalau tamunya adalah orang tua yang harus dimuliakan dan didengarkan ceritanya, maka total diri saya tidak bisa menulis. Namun, insyaallah pahalanya juga besar.

Closing Statement

Melaksanakan yang 5 sebelum yang 5. Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :

[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,

[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,

[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,

[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,

[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu. (HR. Al-Hakim)

Wallahu a'lam[]


Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Otocephaly, Kelainan Organ Tubuh yang Mematikan

"Kelainan pada janin atau bayi yang dilahirkan seperti otocephaly atau yang lainnya merupakan bagian dari kehendak dan ketetapan Allah Swt. Sebagai muslim, kita harus menerima kenyataan itu sembari melakukan evaluasi di balik kejadian tersebut."


Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Dewasa ini, kelainan organ saat bayi dilahirkan semakin beragam. Salah satunya adalah otocephaly. Sesuai namanya, otocephaly adalah gangguan kesehatan pada organ cephalic (kepala). Dalam wikipedia, otocephaly terjadi karena tidak adanya mandibula (rahang) dengan kondisi telinga menyatu tepat di bawah dagu. Otocephaly juga merupakan gangguan agnathia yaitu gangguan karena tidak adanya sebagian atau keseluruhan dari satu atau kedua rahang. Kelainan organ ini sangat langka dan mematikan. Kelainan ini terjadi pada embrio dengan perbandingan satu banding tujuh puluh ribu embrio.

Penyebab dan Penanganan Otocephaly secara Medis

Otocephaly disebabkan karena gangguan pada perkembangan arkus brankial pertama. Arkus brankial merupakan struktur mesoderma yang mengelilingi endoderm dan ditutupi oleh ektoderma. Otocephaly adalah kelainan pada faktor genetik dan teratogenik dalam perkembangan malformasi janin (malformation chiari). Di mana terjadi kelainan pada pembentukan struktur tengkorak pada masa trimester awal. Kelainan langka ini menyebabkan sebagian otak masuk ke saluran saraf tulang belakang.

Sebagian bayi dengan kelainan otocephaly dapat dideteksi saat janin berada dalam kandungan melalui USG (Ultrasonografi). Dari sebagian bayi yang terkena otocephaly, sangat sedikit yang dapat hidup melewati masa bayi mereka. Saat bayi ini lahir, bayi biasanya tidak menangis dan harus segera mendapatkan pertolongan seperti membuat jalan napas darurat. Karena otocephaly memiliki prevalensi gagal napas yang tinggi.

Memberikan pertolongan jalan napas dapat dilakukan dengan cara membuat lubang pada dinding anterior trakea agar tidak terjadi sumbatan jalan napas. Tindakan ini disebut dengan trakeostomi. Gastrostomi atau tabung makan juga diperlukan untuk untuk memberikan asupan makanan, obat, cairan, dan hal lain yang dibutuhkan bayi agar tidak mengalami kesulitan sistem pencernaan. Bahkan, sebagian bayi membutuhkan operasi rekonstruksi mandibula.

Pola Hidup Tak Sehat Penyebab Otocephaly

Otocephaly selain disebabkan karena perkembangan wajah yang abnormal, juga disinyalir disebabkan karena beberapa hal sebagai berikut.

Pertama, rahim yang terpapar asap rokok. Sudah hal yang umum bahwa merokok dan asap rokok dapat menyebabkan keguguran kelainan pada janin. Bahan kimia di dalam rokok yang masuk dan mengalir ke aliran darah ibu hamil dapat mengalir pula pada aliran darah janin. Akibatnya, ibu bisa mengalami keguguran pada trimester pertama atau bayi yang dilahirkan memiliki kecacatan baik fisik maupun mental.

Kedua, penggunaan alkohol. Ibu hamil yang mengonsumsi alkohol juga berisiko memiliki janin yang cacat. Alkohol dapat menghambat perkembangan otak bayi, menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan mental, serta beresiko melahirkan bayi prematur.

Ketiga, penggunaan antibiotik streptomisin. Penggunaan antibiotik ini harus dihindari oleh ibu hamil karena memiliki risiko pada perkembangan janin seperti bayi lahir dalam keadaan tuli. Tak hanya streptomisin, beberapa jenis antibiotik lain juga disinyalir tidak aman bagi ibu hamil. Diantaranya adalah antibiotik golongan tetrasiklin, golongan makrolida, golongan sulfonamida, metronidazol, klindamisin, dan fenoksimetilpenisilin.

Keempat, terpapar radiasi. Penggunaan radiasi pengion pada ibu hamil pada umumnya dihindari untuk ibu hamil karena ada bahaya dari paparan radiasi tersebut pada janin. Radiasi pengion adalah salah satu jenis radiasi yang membawa energi untuk mengionisasi molekul atau atom. Prinsipnya adalah dengan melepaskan elektron dari molekul atau atom tersebut. Radiasi pengion dapat dilakukan di luar tubuh seseorang (radiasi eksternal) maupun dengan cara memasukkan sumber radiasi di dalam tubuh (radiasi internal).

Anjuran Islam kepada Ibu Hamil

Kelainan pada janin atau bayi yang dilahirkan seperti otocephaly atau yang lainnya merupakan bagian dari kehendak dan ketetapan Allah Swt. Sebagai muslim, kita harus menerima kenyataan itu sembari melakukan evaluasi di balik kejadian tersebut. Bisa jadi, di balik semua hal yang terjadi, Allah Swt. hendak menegur dan memberikan peringatan kepada manusia akan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Seperti kasus otocephaly yang dapat disebabkan oleh pola hidup manusia yang tidak sehat atau tidak sesuai dengan syariat Islam.

Dalam Islam, mengandung adalah sebuah anugerah sekaligus amanah yang harus dijaga. Oleh karena itu, ibu yang sedang mengandung tidak boleh mengabaikan kesehatan dan keselamatan diri dan janin yang dikandungnya. Begitu beratnya masa mengandung, Allah Swt. memberikan kemuliaan bagi para ibu yang mengandung secara ikhlas dan semata-mata karena Allah. Dalam Al-Qur'an surah Lukman ayat 14, Allah Swt. berfirman,

"Dan kami perintahkan manusia (untuk berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandung dalam kondisi lemah dan bertambah berat, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kedua orang tuamu. Hanya kepada Akulah kamu kembali."

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Mutafaq'alaih juga dijelaskan bahwa Rasulullah saw. pernah didatangi seseorang dan ditanya soal siapakah yang berhak diperlakukan baik pertama kali oleh seorang anak. Maka Rasulullah saw. menjawab "ibumu". Oleh karena itu, seorang ibu yang mengandung hendaknya juga selalu memperhatikan syariat Islam agar anak yang dikandungnya dapat menjadi anak yang sehat, sempurna fisik dan imannya.

Berikut ini beberapa hal yang bisa diperhatikan saat kehamilan tengah dirasakan.

Pertama, ibu hamil hendaknya selalu menjaga setiap asupan nutrisi yang masuk pada dirinya. Makan makanan yang halal, sehat dan baik adalah anjuran dalam agama Islam. Seperti dalam surah Al-Baqarah ayat 168, Allah Swt. mengingatkan muslim agar makan makanan yang halal dan baik dari semua yang ada di bumi.

Kedua, ibu hamil hendaknya selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt. Selama masa kehamilan, seorang perempuan pasti akan mengalami perubahan pada bentuk tubuh dan juga emosinya. Sehingga membuat ibu hamil kerap mengalami mood swing. Oleh karena itu, mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan wajib dan sunah, dapat mengatasi perubahan emosi seorang ibu hamil yang juga bisa memengaruhi perkembangan janin.

Ibu hamil dapat memperbanyak doa, zikir, salat sunah, membaca Al-Qur'an, dan yang lainnya. Hal ini agar janin juga dapat mendengarkan dan merasakan apa yang dilakukan oleh ibunya. Tak hanya itu, ibu yang banyak melakukan amal saleh juga berharap bayi yang dikandungnya memiliki tumbuh kembang yang baik dan menjadi generasi saleh karena telah terbiasa dengan aktivitas kebaikan yang dilakukan ibunya.

Ketiga, melakukan pola hidup sehat. Pola hidup sehat tidak hanya terdapat pada pola makan saja. Ini juga mencakup aktivitas apa saja yang dilakukan. Melakukan pola hidup sehat tentu akan menjaga stamina ibu dan bayi yang dikandungnya. Melakukan olahraga ringan dan pemeriksaan rutin saat kehamilan dapat mencegah terjadinya kelainan pada janin sebab perkembangan janin selalu terpantau.

Penutup

Bagi seorang muslim yang mengimani Allah, otocephaly merupakan bagian dari kehendak dan ketetapan-Nya. Manusia hanya bisa mengambil hikmah dan melakukan evaluasi bahwa di balik fenomena otocephaly ada pola hidup tak sehat yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Oleh karena itu, muslim harus senantiasa menjaga diri dan keluarga dari segala hal yang dapat merusak, membahayakan serta yang bertentangan dengan syariat Islam. Sebab bagaimanapun juga, segala sesuatu yang diberikan kepada muslim tersebut merupakan amanah yang harus dijaga.

Wallahu a'lam bishawab.[]


Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com