Menyelami EYD Menjadikan Tulisan Makin Kece

"Jika sedang menulis cepat, maka kosakata atau tanda baca yang saya ragu betul tidaknya, saya beri tanda tanya di belakangnya. Misalnya, saya ragu dengan kata "kuretasi". Maka, saya tulis seperti ini: kuretasi(?) Setelah selesai menulis, saya cek di kamus. Ternyata yang benar "kuretase".


Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kenikmatan khususnya nikmat iman dan Islam yang tidak ternilai harganya. Salawat dan salam juga tercurah kepada junjungan kita Baginda Rasulullah saw., keluarga, sahabat, tabiin, tabi'ut tabiin dan kepada juga umatnya yang mengikuti Beliau. Aamiin yaa Rabbal 'aalamin.

Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk sharing ilmu malam ini. Sebenarnya, apa yang akan saya sampaikan ini bukan merupakan hal yang baru. Apalagi bagi para mastah yang ada di sini. Jadi, ini hanya sebagai pengingat saja, khususnya bagi saya pribadi. Tapi, semoga tetap menjadi sharing yang istimewa.

Saya akan menyampaikan tema Menyelami EYD Menjadikan Tulisan Makin Kece.

Nah, kita akan membahas beberapa poin berikut:

Apa itu EYD?
Mengapa harus menggunakan EYD?
Hal-hal apa yang harus kita lakukan agar tulisan kita sesuai EYD?

Pertama, Apa itu EYD?

EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) adalah pedoman resmi yang dapat digunakan oleh instansi pemerintah maupun swasta, serta masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pedoman ini telah mengalami beberapa kali perubahan. Awalnya yang digunakan adalah Ejaan Van Ophuijsen (1901). Kemudian berubah menjadi Ejaan Soewandi (1994), Ejaan Yang Disempurnakan (1972), dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2015). Pemerintah kembali menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan edisi kelima pada tahun 2022.

Perubahan-perubahan ini terjadi sebagai akibat dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Akibatnya, pemakaian bahasa Indonesia semakin luas. Misalnya, terkait penggunaan huruf, kata, tanda baca, maupun unsur serapan. Dipilihnya istilah EYD ini, karena istilah ini sudah melekat dengan bangsa Indonesia.

Kedua, Mengapa harus menggunakan EYD?

Sebab, tulisan yang kita buat kita tujukan untuk seluruh bangsa Indonesia. Sedangkan di Indonesia terdapat banyak sekali suku dengan bahasa daerahnya masing-masing. Agar tulisan kita dipahami oleh semua kalangan dan tidak menimbulkan kesalahpahaman, tentu kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang benar.

Di samping itu, tulisan yang kita buat merupakan karya tulis ilmiah, sehingga harus menggunakan bahasa resmi.

Ketiga, Hal-hal apa yang harus kita lakukan agar tulisan sesuai EYD?

  1. Mempelajari EYD, mencatatnya, dan menerapkannya dalam tulisan kita. Semakin sering kita menulis, semakin mudah bagi kita untuk mengingatnya.
  2. Rajin membuka catatan dan kamus.
    Bisa jadi, kita tidak bisa langsung mengingat apa yang sudah kita pelajari. Bisa juga kita lupa dengan materi tersebut. Dalam kondisi seperti ini, jangan segan-segan untuk membuka kembali materi yang lupa itu. Kita dapat melihat kembali catatan kita.

Demikian pula dengan kosakata yang asing bagi kita. Kita dapat mencatatnya di buku tersendiri. Jika kita lupa, kita dapat langsung membukanya kembali. Jika kita tidak mencatatnya, maka kita cek langsung di kamus.

Saya sendiri termasuk orang yang sering lupa. Jika sedang menulis cepat, maka kosakata atau tanda baca yang saya ragu betul tidaknya, saya beri tanda tanya di belakangnya. Misalnya, saya ragu dengan kata "kuretasi". Maka, saya tulis seperti ini: kuretasi(?) Setelah selesai menulis, saya cek di kamus. Ternyata yang benar kuretase.-

Hal yang sama juga saya lakukan pada tanda baca, penggunaan huruf kapital, atau yang lainnya. Jadi, rahasia saya agar tulisan saya sesuai EYD adalah rajin menyontek.

Tanya Jawab

1. Firda Umayah

Izin tanya. Kalau cek KBBI insyaallah saya sudah paham. Kalau cek EYD itu, cara ceknya di mana?

Jawaban:

Bisa buka link di bawah ini:
https://ejaan.kemdikbud.go.id/
Nanti di sini sudah ada penjelasannya tiap topik. Ada 4 topik besar.

  1. Penggunaan huruf
  2. Penulisan kata
  3. Penggunaan tanda baca
  4. Penulisan unsur serapan

2. Afiyah Rasyad

Apakah ada trik khusus menaklukkan EYD?

Jawaban:

Kalau trik khusus, secara pribadi tidak ada. Perbanyak jam terbang saja saat membaca. Kalau itu sering kita praktikkan saat menulis, insyaallah kita akan ingat.

3. Ragil Rahayu

Pertama, mengenai ragam cak, aturan bakunya ditulis miring atau tidak? Di NP tidak dicetak miring, tetapi di media lain dicetak miring. Standar yang baku apa?

Kedua, terkait kutipan, kenapa di NP dicetak miring?

Jawaban:

Terkait pertanyaan dari Mbak Ragil, ini pertanyaan untuk Admin. Mewakili Tim Redaksi NP, kami sampaikan bahwa:
Perlu diketahui bahwa setiap media baik online maupun cetak punya hak prerogatif terhadap medianya. Termasuk di dalamnya gaya penulisan atau teknis penulisannya.

Pertanyaan pertama, di NP menyepakati bahwa setiap ragam cak yang sudah masuk dalam KBBI (meskipun ada keterangan "cak") tidak kita miringkan atau tidak italic. Kecuali bila ragam cak tersebut belum masuk dalam KBBI, maka dimiringkan.

Pertanyaan kedua, semua kutipan, termasuk di dalamnya perkataan/pernyataan langsung dari seorang tokoh dalam berita, maupun tidak langsung dari perkataan seorang ulama, penulis, penyair yang dikutip penulis dalam naskahnya, hadis, ayat Al-Qur'an, dsb. dimiringkan atau italic.

Tugas

Manakah yang benar di bawah ini?
 
Di mana kamu tinggal?
Atau
Dimana kamu tinggal?
 
Pergi lah ke sekolah.
Atau
Pergilah ke sekolah!
 
Pada zaman dulu atau Pada zaman dahulu
 
Jawaban yang benar:

Di mana kamu tinggal?
Pergilah ke sekolah!
Pada zaman dahulu
 
Sekian dan terima kasih.[]


Photo : Pribadi
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Konser Coldplay antara Kampanye L987 dan Pamer Gaya Hidup Hedonisme?

”Harga tiket yang begitu fantastis bukanlah penghalang untuk memenuhi standar kebahagiaan mereka. Berbagai upaya pasti akan dilakukannya demi mendapatkan tiket tersebut, walaupun dari segi ekonomi mereka sebenarnya tidak mampu.”


Oleh. Nur Hajrah MS
(Kontributor NarasiPost.Com dan Aktivis Dakwah Nisa Morowali)

NarasiPost.Com-Coldplay adalah salah satu band musik rock asal Inggris yang berdiri pada 1997 hingga saat ini. Band yang beranggotakan lima orang ini, merupakan grup band musik rock yang begitu terkenal hingga mancanegara dan terbilang paling sukses di dunia. Benar saja, untuk di negaranya sendiri, Coldplay memiliki banyak fans atau pendengar, yaitu mencapai 1.528.735 pendengar per bulan. Lalu ada Mexico sebanyak 1.446.999 pendengar dan Sao Paulo 1.412.006 pendengar. Sementara itu untuk di wilayah Asia, Indonesia merupakan negara pendengar Coldplay terbanyak, yaitu mencapai 1.040.763 pendengar per bulan. (cnnindonesia.com, 9/5/2023)

Selain itu Coldplay adalah grup band yang sangat peduli dengan lingkungan, bahkan dalam mengadakan konser pun sebisa mungkin mereka akan mengadakan konser yang ramah lingkungan. Hal ini pula yang menjadi salah satu alasan mengapa Coldplay banyak memiliki penggemar di seluruh mancanegara. Tidak ketinggalan dengan penggemarnya yang ada di Indonesia. Walaupun para fans -nya pernah merasa kecewa karena Coldplay menolak untuk mengadakan konser di Indonesia, dengan alasan Indonesia gagal menjaga lingkungannya. Tetapi hal itu tidak menumpas rasa kagum di hati penggemar Coldplay di Indonesia.

Saat ini khalayak publik kembali dihebohkan oleh grup band ini. Dikabarkan Coldplay akan menggelar konser di Indonesia dalam rangka Music of the Spheres World Tour, yang akan diadakan pada 15 November 2023. Tidak tanggung-tanggung, harga tiketnya pun dibanderol dengan nilai yang fantastis, yaitu mulai dari harga Rp800 ribu hingga Rp11 juta. Pemerintah pun ikut antusias akan konser Coldplay ini, Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, meyakini dengan diadakannya konser Coldplay di Indonesia, akan membantu meningkatkan perekonomian Indonesia di sektor pariwisata. Baik itu peningkatan jumlah wisatawan domestik maupun asing serta akan membawa keuntungan bagi pelaku event dan pelaku ekonomi kreatif. (kontan.co.id, 10 Mei 2023)

Lantas, apakah hanya sebatas itu dampak yang akan diberikan? Bagaimana dampaknya bagi perekonomian Indonesia? Apakah akan menguntungkan masyarakat, khususnya bagi pelaku UMKM? Atau mungkin hanya menguntungkan pihak tertentu? Bagi pelaku penyelenggara misalnya?

Dilansir dari m.kumparan.com, menurut Ekonom INDEF, Eko Listiyanto, konser musik internasional akan memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia. Namun nilainya masih terlalu kecil dibandingkan dengan sektor perdagangan, industri, dan pertanian. Selain itu beliau juga mengatakan, sektor UMKM pun harus merasakan efek diadakannya konser musik internasional ini. Jangan hanya pihak-pihak tertentu yang diuntungkan. (13/5/2023)

Tolak Konser Coldplay?

Konser Coldplay di Indonesia pada November yang akan datang, tentu saja menjadi kabar bahagia bagi penggemarnya. Namun, ada pula masyarakat yang menolak Coldplay mengadakan konser di Indonesia, PA 212 salah satunya. Mengapa demikian?

Menurut Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin, alasan mereka menolak diadakannya konser tersebut, karena Coldplay merupakan grup musik band yang begitu mendukung komunitas L987 dan penganut paham ateisme. Sehingga, sebagai negara dengan jumlah penduduk penganut agama Islam terbanyak di dunia, tentu sudah tahu bagaimana hukumnya terkait L987 ini. Sehingga, jika konser ini tetap diadakan maka sama halnya ikut mengampanyekan komunitas mereka. Di mana hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan Pancasila. Untuk itulah PA 212 sangat berharap kepada pemerintah agar sejalan dengan pemikiran mereka dan menolak Coldplay mengadakan konser di Indonesia. Namun, jika harapan mereka tak diindahkan maka PA 212 tidak segan-segan akan melakukan demo besar-besaran, mengepung bandara Soekarno-Hatta, serta memblokir lokasi konser, yaitu Gelora Bung Karno (GBK). (bbc.com, 16/5/2023)

Gaya Hidup Hedonisme

Beginilah penampakan jika suatu negara telah terkontaminasi paham sekuler-liberal. Nilai-nilai agama tak lagi diindahkan, bila perlu tidak diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, semakin banyak masyarakat yang ingin hidup dalam kebebasan. Tidak ingin diatur kehidupannya, serta bersifat individualis yang hanya mementingkan diri sendiri. Sesuatu yang diharamkan oleh agama pun dianggap halal untuk dilakukan, apalagi jika itu memberikan manfaat yang besar, dalam hal ini materi atau keuntungan.

Diberitakan, dalam waktu sehari saja tiket konser Coldplay telah habis terjual, bahkan untuk harga tiket Rp11 juta habis terjual dalam waktu enam menit. Dari hal ini semakin tampak bahwa, banyak masyarakat saat ini bergaya hidup hedonisme. Di mana kesenangan hidup serta kenikmatan materi, menjadi standar kebahagiaan atau kepuasan mereka. Harga tiket yang begitu fantastis bukanlah penghalang untuk memenuhi standar kebahagiaan mereka. Berbagai upaya pasti akan dilakukannya demi mendapatkan tiket tersebut, walaupun dari segi ekonomi mereka sebenarnya tidak mampu. Bahkan, diberitakan banyak penggemar Coldplay nekat mengambil pinjaman online demi mendapatkan tiket konser tersebut. Ya, pada dasarnya alasan mereka begitu antusias terhadap konser ini hanya sebatas senang-senang saja. Mereka tidak peduli akan hukum ber- ikhtilat atau bercampur baur, tidak berpikir panjang bahwa tindak kejahatan bisa terjadi kapan saja, apalagi di tempat umum yang banyak orang.

Siapa yang Diuntungkan?

Namun perlu diketahui, budaya bersenang-senang seperti ini justru negaralah yang menyetujui dan memfasilitasinya. Katanya ini akan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia dan membantu para UMKM. Namun, siapa sebenarnya lebih diuntungkan dari kegiatan ini? Merujuk pada konser Blackpink yang dilaksanakan pada Maret 2023, dapat dilihat pihak yang lebih diuntungkan adalah pihak penyelenggara, bank sebagai tempat pembayaran tiket, jasa transportasi, hotel, platform pinjaman online dan lain-lain. Sedangkan untuk sektor UMKM hanya mendapatkan serbuk-serbuknya saja, itu pun beberapa dari mereka harus keliling menawarkan jualan mereka.

Sedangkan untuk masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah tentu tidak akan mendapatkan apa-apa. Mereka hanya bisa terdiam dan bergumam, jangankan untuk beli tiket konser, biaya untuk makan sehari-hari saja belum tentu mereka mampu untuk membelinya. Lantas, di mana rasa empati penguasa negeri ini dan pihak penyelenggara konser tersebut? Di saat mereka mampu memfasilitasi kesenangan masyarakat hedonisme, apakah mereka mampu menciptakan kesenangan bagi warga miskin? Apakah mereka peduli terhadap apa yang dibutuhkan masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah saat ini? Atau setidaknya mengenyangkan perut-perut yang sedang kelaparan, apakah mereka mampu? Sepertinya itu adalah hal yang mustahil untuk mereka kerjakan. Karena ketika suatu negara yang telah condong pada paham kapitalisme tujuan utama mereka hanyalah keuntungan materi. Jadi, ketika sesuatu yang tidak memberikan manfaat, mereka tidak mau peduli akan hal itu.

Menjadi Khairu Ummah

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia tentulah sudah tahu bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik, firman Allah Swt. yang artinya, "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."
(TQS. Ali 'Imran 3:110)

Untuk itulah sebagai umat pilihan yang terbaik, tidak akan pernah merasa terbebani menjalankan perintah Allah Swt. Semua perintah dan larangan-Nya dikerjakan dengan tulus ikhlas demi mendapatkan rida Allah. Islam sebagai agama yang sempurna lagi paripurna begitu teratur mengatur kehidupan manusia termasuk dalam urusan membelanjakan harta. Umat Islam dilarang bersenang-senang di saat masih ada orang di sekitarnya yang kelaparan atau hidup dalam kemiskinan. Umat Islam diperintahkan untuk membelanjakan harta yang dimiliki sebaik mungkin, agar mendapatkan tiket menuju surga-Nya Allah. Karena mendapatkan rida dan surga Allah adalah standar kebahagiaan umat Islam.

Selain itu, suatu negara yang menjunjung tinggi akidah Islam, yaitu Khilafah, tentu tidak akan melakukan konser-konser musik seperti di era saat ini, atau kegiatan-kegiatan lainnya yang mengandung aktivitas haram di dalamnya. Apalagi sampai mengajarkan masyarakatnya bergaya hidup hedonisme dan tidak memiliki rasa empati serta bersifat individualis. Khilafah akan selalu berupaya agar semua masyarakatnya bisa merasakan kenikmatan yang sama dengan adil tanpa ada yang dibeda-bedakan. Jangankan kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder dan tersier pun akan diberikan Khilafah baik secara gratis maupun murah dan akan diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Sebagai warga Daulah Khilafah pun tidak mau hidup bergaya hedonisme walaupun ia mampu melakukannya. Tetapi sebagai hamba yang bertakwa tentu ia lebih mementingkan rida Allah dibandingkan kesenangan dunia.
Wallahu a'lam bish-shawab.[]


Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Surga Juga Buat Remaja, Lo!

"Remaja kita juga berhak, lo, atas surga yang disediakan oleh Allah. Maka menjadi alasan yang kuat bagi penulis untuk membimbing mereka melalui tulisan-tulisan ideologis yang memberikan pencerahan untuk remaja."


Oleh. Irma Sari Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Enggak PD sebenarnya waktu diminta kesediaan untuk sharing ilmu dengan teman-teman. Siapalah saya, hehe. Saya juga masih harus banyak belajar, belajar, dan belajar. Bismillah, ilmu yang sedikit ini semoga bisa menjadi manfaat untuk semua. Saya coba untuk sharing tentang strong why menulis bergenre teenager

Kalau teman-teman mengikuti berita di media atau mungkin melihat secara langsung, berita-berita tentang kenalakan remaja banyak banget, ya? Mulai dari tingkah absurd yang bikin kita geleng-geleng kepala sampai bikin kita mengelus dada. Di kota saya, tawuran pelajar sudah jadi santapan media setiap hari. Bahkan saya pernah terjebak di arena tawuran yang terjadi pagi hari di bulan Ramadan. Ngeri-ngeri sedap enggak sih?

Ada apa sih dengan remaja kita? Padahal dari sisi usia, banyak lo yang sudah balig. Mereka sudah paham baik buruk belum sih? Nah, kondisi inilah yang menjadi alasan saya untuk menulis genre remaja. Adik-adik ini adalah bagian dari umat yang berhak untuk disentuh dakwah. Mereka juga korban dari buruknya sistem kapitalisme yang semakin kuat mencengkeram kehidupan. Bisa jadi di antara remaja kita ada yang sama sekali buta dengan ajaran Islam, atau malah enggak peduli.

Lebih parah lagi remaja kita sudah menganggap agama itu enggak penting. Enggak punya agama juga santai aja. Sedih 'kan? Belum lagi kalau mereka berasal dari keluarga yang juga tidak terlalu peduli dengan urusan agama. Tambahlah jauh kehidupan mereka dari kebaikan.

Ide-ide kufur telah sukses merancuni pemuda Islam sehingga mereka lebih suka mager, leyeh-leyeh, lebih suka main game online dibandingkan baca Al-Qur'an. Banyak, lo, anak SMA yang masih baca iqra. Bahkan salat pun ditinggalkan. Duuh. Ngenes!

Kalau kita membaca sirah Rasul, dakwah Nabi saw. meliputi semua genre usia, tapi yang paling banyak menyambut dakwah beliau adalah para pemuda. Bahkan kegemilangan Islam tercetak melalui tangan-tangan para pemuda muslim. Maka, enggak mustahil kalau kondisi ini akan terjadi lagi kelak. Bukankah Allah sudah menjanjikan melalui bisyarah Nabi-Nya bahwa umat Islam akan kembali memimpin dunia?
Neh, tugas para penulis ideologislah untuk menyampaikan kebenaran ini, bahwa kehidupan yang dijalankan remaja saat ini buruk akibat diterapkannya sistem yang buruk. Kemudian mengungkapkan bahwa solusi satu-satunya untuk keluar dari keburukan tersebut adalah dengan diterapkannya syariat Islam secara kaffah dan itu sudah pernah terjadi. Meminjam istilah Mbak Cory dalam buku beliau, kita harus digging up the truth
Yup! Gali kebenaran Islam yang telah lama terkubur.

Remaja kita juga berhak, lo, atas surga yang disediakan oleh Allah. Maka menjadi alasan yang kuat bagi penulis untuk membimbing mereka melalui tulisan-tulisan ideologis yang memberikan pencerahan untuk remaja.

Banyak kok tema yang bisa diangkat untuk jadi tulisan teenager Tinggal kita kemas saja dengan bahasa ala remaja supaya pas dengan kehidupan remaja yang fresh, simple, easy going dan enggak mau ribet.

Kira-kira tema apa sih yang bisa kita tulis?

  1. Persoalan yang melingkupi remaja (tawuran, kekerasan, freesex, challenge nirfaedah, mental health dll.)
  2. Peristiwa politik dalam negeri atau luar negeri. Biar remaja kita melek politik juga. Mungkin berat buat mereka, tetapi enggak apa-apa. Remaja kita harus dipaksa berpikir kritis dan peduli dengan sekitarnya. Terutama saudara-saudara muslim lainnya.
  3. Motivasi. Ini juga penting lo. Remaja 'kan gampang galau. Nah, saatnya untuk di-charge semangatnya biar menyala lagi. Insyaallah teman-teman yang biasa menulis motivasi, bisa dong, ya. Biar remaja kita bangun.

Nah, gimana? Masih galau menulis genre teenager?

Bismillah. Niatkan apa yang kita lakukan semata-mata karena Allah dan untuk meraih rida-Nya. Banyak berlatih and don't forget banyak berdoa supaya tulisan kita enggak hanya sekadar bisa tayang, tapi juga memberikan manfaat. Mungkin awalnya sulit, tapi Insyaallah bisa kok.

Sekian dulu ya dari saya, semoga bisa diambil manfaatnya. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan. Kuy, lah sahabat Konapost, kita sama-sama fastabiqul khairat. Karena surga bukan hanya milik orang tua, tapi buat remaja juga, lo!

Tanya Jawab

1. Hesty Andyra

Berapa persen bahasa gaul yg diizinkan dalam naskah teenager?

Jawaban:

Afwan, terus terang saya tidak terlalu paham dengan jumlah pastinya ya. Hanya yang saya tau, sekalipun menggunakan bahasa gaul tetap harus sesuai dengan aturan KBBI. Tapi untuk kata sapaan seperti Guys, Sob, Bro, Bestie, Buddy masih diizinkan. Misal: kalau anak remaja ngobrol mereka pakai kata "biarin aja". Nah kalau di tulisan gak boleh begitu, tapi "biarkan saja"

2. Rini dy

Bagaimana caranya merangkai bahasa gaul remaja dalam tulisan kita tapi tidak menyalahi EYD?

Jawaban:

Jujur saya masih sambil belajar. Kadang-kadang masih dapat surat cinta juga dari tim redaksi untuk diperbaiki. Kalau cara saya, ketika menulis suka dibaca lagi sambil bersuara. Sudah bergaya remaja belum ya? Apa masih kaku? Kalau belum pas saya ubah lagi. Tapi tetap kaidah EYD dan PUEBI gak boleh lupa.

3. R. Raraswati

Bagi emak-emak yang sudah baya, agak sulit menulis yang pas dengan karakter remaja. Bagaimana kita memilih kata-kata yang bisa membuat remaja tertarik membaca tulisan kita?

Jawaban:

Cara memilih kata-kata yang pas untuk tulisan kita, baca buletin remaja. Pelajari gaya bahasanya. Kalau saya suka tanya ke adik-adik tim remaja, yang sekarang sedang tren di kalian bahasa yang bagaimana. Atau saya tanya keponakan yang anak SMA. Dari sana kita bisa pelajari terus tuangkan dalam tulisan. Bisa, ya, Guys, ya.

4. Dewi Pancawati

Jawaban:

5. Yana Sofia

Walau sering menulis opini rasa remaja, saya sering terjebak di beberapa topik opini yang sulit sebenarnya untuk diajak santai mengeksekusinya. Kalau Mbak, gimana cara menyiasatinya?

Jawaban:

Sama kok mbak. Saya pun pernah mengalami itu. Kalau saya mencoba memosisikan diri sebagai subyek, artinya saya sebagai si remaja itu sendiri. Bagaimana sudut pandang remaja ketika memahami suatu peristiwa. Ketika sudah dapat, posisikan lagi kita teh mau mengajak teman sebaya untuk memahami apa yang kita pahami. Biasanya nanti akan mengalir tuh bentuk tulisannya. Tapi kalau ujung-ujungnya mentok, lebih baik ganti topik lain daripada maksain tetapi gak dapet feel -nya.

6. Neni Nulaelasari

Misal terbiasa nulis opini, mencoba ingin menulis bertema remaja, padahal kita tau kenakalan remaja, pernah mencoba menulis bertema remaja, namun ujungnya tetap sulit mengungkapkan bahasanya. Kayak enggak bisa keluar dari gaya bahasa opini. Adakah tipnya?

Jawaban:

Tipnya perbanyak baca tulisan-tulisan bertema remaja. Coba tulis beberapa paragraf. Kalau mentok, berhenti dulu. Nanti coba lagi. Berapa lama bisa menguasai menulis teenager pastinya beda-beda tiap orang. Bismillah saja. Belajar, sabar, belajar lagi

7. Atien

Jawaban:


Photo : Koleksi pribadi
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Dampak Radiasi Handphone pada Kesehatan

"Menggunakan handphone dengan bijak, serta penggunaan tak berlebihan, dapat mengembalikan fungsi handphone sebagaimana mestinya, yakni sebuah kemudahan."


Oleh. Nurjanah Triani
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Siapa yang tidak tahu benda mungil nan kotak satu ini? Yups, handphone. Benda ini bak perangko yang tak boleh tertinggal di mana pun.Keberadaan yang sangat melekat pada manusia hari ini merupakan bagian dari kemajuan teknologi yang patut kita syukuri nih, Guys.

Handphone sudah menjadi bagian hidup dari kebanyakan orang. Seseorang bahkan bisa menggunakan handphone dalam waktu berjam-jam hingga lupa waktu. Tak jarang, banyak orang menaruh handphonenya dalam kantong celana, kantong baju, bahkan di bawah bantal kala tidur.

Tak dapat dimungkiri memang, bahwa sebagian kegiatan telah diambil alih melalui benda ini. Segala macam rutinitas bisa tergantikan dengan menggunakan handphone. Teknologi ini memang merupakan salah satu kemajuan zaman yang patut kita syukuri keberadaannya. Kemudahan yang ditawarkan membuat manusia menjalani kehidupan yang lebih praktis dari sebelumnya.

Kemudahan ini mencakup segala bidang kehidupan, mulai dari pendidikan, komunikasi, kesehatan, transportasi, transaksi, sampai dengan hiburan. Kendati demikian, di balik kemudahan ini, ada dampak negatifnya juga lho. Ibarat pisau bermata dua, teknologi bisa membantu kita dalam mempermudah segala urusan, namun juga bisa menghanyutkan kita dalam kebiasaan buruk yang dilakukan.

Salah satu dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan handphone adalah radiasinya. Radiasi yang dipancarkan oleh handphone dapat memengaruhi kesehatan tubuh. Meskipun dampaknya tidak kita rasakan secara langsung, namun dengan penggunaan yang terus-menerus disertai kebiasaan buruk dalam penggunaannya, maka dampak buruknya pun akan muncul.

Dampak Radiasi Handphone

Risiko paparan radiasi pada handphone yang berlebihan dapat menimbulkan efek tidak menyehatkan bagi tubuh antara lain:

1. Gangguan insomnia (susah tidur)

Cahaya biru yang dipancarkan dari Handphone dapat menghambat produksi hormon melatonin, yakni hormon yang berfungsi mengatur tidur dan mengganggu ritme sirkadian (jam biologis tubuh). Dari gangguan tidur, maka akan menimbulkan permasalahan lain pada kesehatan.

2. Merusak konsentrasi

Radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh handphone membuat aliran darah tidak maksimal, yang dapat mengakibatkan gagal fokus dan kurang konsentrasi.

3. Menurunkan kualitas tidur

Penggunaan handphone sebelum tidur dapat memengaruhi kualitas tidur. Hal ini disebabkan adanya rangsangan fisiologis dan psikologis ketika menggunakan handphone sebelum tidur.

4. Meningkatkan risiko kanker

Handphone memiliki pancaran radiasi yang tinggi meskipun tak kasat mata. Pancaran radiasi ini bersifat karsinogenik yang dapat memengaruhi susunan saraf manusia. Hal ini dapat mengakibatkan tumbuhnya sel kanker atau tumor.

5. Menyebabkan sakit kepala

Penggunaan handphone terlalu lama juga dapat menyebabkan sakit kepala. Hal ini dikarenakan adanya gelombang RF yang dipancarkan oleh handphone disertai gelombang cahaya yang masuk ke mata secara terus-menerus dapat mengakibatkan sakit kepala, pusing, mual-mual, bahkan hingga muntah.

6. Terbakar dan meledak

Tak jarang diberitakan, seseorang yang meninggal karena luka bakar yang diakibatkan dari ledakan handphone. Hal ini terjadi karena menaruh handphone di samping atau di bawah bantal kala tidur sambil mengisi baterai.

7. Merusak sel-sel otak

Radiasi yang dipancarkan oleh handphone dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak karena gelombang elektromagnetik mudah menembus ke otak. Dengan rusaknya sel-sel otak akan dapat meningkatkan risiko terjangkitnya berbagai jenis penyakit seperti tumor otak, Alzheimer, autism, dan masalah pada perilaku.

8. Rusaknya mata

Gelombang radiasi yang dipancarkan melalui cahaya handphone masuk ke mata secara terus-menerus dapat mengakibatkan kerusakan pada mata seperti rabun jauh.

Beberapa studi epidemiologi menyatakan bahwa penggunaan handphone secara berlebih rentan mengakibatkan gangguan kesehatan antara lain seperti sakit kepala, kelelahan, gangguan konsentrasi, sulit tidur, masalah pendengaran, dan masih banyak lagi gangguan-gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel.

Penggunaan Handphone

Kemudahan yang kita dapatkan dari kemajuan teknologi tetap memerlukan penyaringan dalam hal pemanfaatannya. Agar fungsi handphone dapat menjadi maksimal tanpa menimbulkan efek apa pun. Penggunaan handphone juga perlu diperhatikan dalam hal ini. Sebab, tak jarang dampak radiasi yang dirasakan disebabkan oleh penggunaannya yang lupa waktu. Menggunakan handphone dengan bijak, serta penggunaan tak berlebihan, dapat mengembalikan fungsi handphone sebagaimana mestinya, yakni sebuah kemudahan.

Tak jarang, kemudahan yang ada justru menimbulkan masalah lain di belakangnya. Semisal handphone dapat membuat yang jauh terasa dekat, namun handphone juga membuat yang dekat terasa jauh. Hal ini terjadi karena penggunaan handphone yang tidak tepat, seperti hanya fokus pada handphone saat berbicara dengan orang lain. Banyak pula para orang tua yang rindu mengobrol dengan anaknya, namun anak lebih memilih sibuk dengan handphonenya.

Kemajuan teknologi tak terlepas sedikit pun dari Sang Pencipta. Meski lahir dari tangan-tangan manusia, namun tetap dengan kehendak-Nya lah semua tercipta. Seiring berjalannya zaman, kemudahan begitu dapat dirasakan. Namun, tak semua kemudahan membawa keberkahan. Di antara mereka ada yang menjadikan kemudahan teknologi sebagai jalan berdakwah, dan sebagian yang lain menjadikan kemudahan teknologi sebagai jalan bermaksiat kepada-Nya.

Allah Swt. berfirman,

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوْٓا اَهْوَاۤءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوْا مِنْ قَبْلُ وَاَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَّضَلُّوْا عَنْ سَوَاۤءِ السَّبِيْلِ ࣖ

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan (telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. Al-Maidah : 77)

Penggunaan handphone secukupnya membuat kita tetap dapat merasakan manfaat dari kemajuan teknologi, tanpa dampak negatif yang mengiringi. Pada dasarnya, segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Sama halnya dalam penggunaan handphone.

Allah Swt. tidak menyukai segala sesuatu yang berlebihan. Semua harus pada porsinya. Tatkala kita memang membutuhkan handphone, namun ada kalanya juga kita fokus pada kehidupan nyata. Tatkala kita fokus berkomunikasi lewat sosial media, maka ketika di dunia nyata pun harus menghargai lawan bicara.

Allahu a'lam bish shawwab.[]


Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com