Hentikan Dominasi Kapitalisme Global!

"Kita tau kan bahwa cengkeraman hegemoni kapitalis di dunia hari ini dilakukan oleh negara adikuasa yakni Paman Sam, Amerika Serikat. Maka, untuk dapat melawan itu kita juga harus menggunakan kekuatan negara adikuasa. You know what I mean lah. Yup, bener banget. Khilafah yang aku maksud, Guys."

Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hai, Guys. Akhir-akhir ini dunia Islam sedang dalam sorotan media nasional maupun internasional. Kasus yang belum lama terjadi adalah Ukraina vs Rusia yang disinyalisasi perang antara dua negara tersebut bisa meletus kapan saja. Jika kita flash back, Ukraina dan Rusia ini sebenarnya sudah terlibat konflik yang membara sejak 2014 lalu. Berawal dari Ukraina yang menggulingkan presidennya yang pro-Rusia, sedangkan militer Rusia menyeberang ke wilayah Ukraina, mencaplok Krimea dan juga mengobarkan pemberontakan oleh separatis di Ukraina timur. Ketegangan itu bahkan telah menewaskan lebih dari 13.000 tentara dan warga sipil.

Sadar nggak sih Guys, kalau ini adalah sebuah proyek globalisasi yang dilakukan oleh sekelompok bangsa untuk melakukan eksploitasi dan dominasi atas bangsa-bangsa lain di atas dunia. Jika kemarin adalah Kazakhstan, maka target mereka hari ini adalah Ukraina khususnya di wilayah semenanjung Krimea.

Kalian nggak perlu kaget bin heran dengan proyek globalisasi yang seolah sangat mencekam ini. Karena sesungguhnya globalisasi ini sudah pernah terjadi sejak beberapa ratus tahun yang lalu. Hanya bentuk dan metodenya saja yang berbeda, Guys. Ketahuan kan kalian nggak hobi baca… Hahaha. Kalian tau nggak istilah kolonialisme? Keterlaluan nih kalo nggak tau! Pelajaran sejarahmu dapat nilai berapa sih? Hayoo ngaku!

Okey, Aku kasih tahu ya, proyek globalisasi di zaman dulu dikenal dengan istilah tadi, yakni kolonialisme. Metode yang mereka gunakan adalah penjajahan secara fisik atas negara-negara sasaran koloni-koloninya. Negara-negara koloni tersebut selanjutnya dikeruk kekayaan sumber daya alamnya untuk keperluan pengembangan industri di negara kolonial.

Lalu, bagaimana bentuk globalisasi di abad 21 ini? Apakah metodenya sama di zaman kolonial? Jawabannya adalah big no, Guys. Bentuk dan metodenya jelaslah berbeda karena penjajahan gaya baru telah muncul setelah Perang Dunia II berakhir. Tapi bukan berarti proses penjajahan telah berakhir ya, Guys. Penjajahan tetap ada kok tapi tidak lagi secara fisik Guys, melainkan dengan upaya dominasi kapitalisme global.

Kalian pada tau kan saat ini mata uang Dollar AS diberlakukan sebagai mata uang internasional? Ya, karena Barat ngotot mau menggantikan mata uang emas dan perak yakni dinar dan dirham yang dikeluarkan oleh Kekhilafahan Turki Utsmani belasan abad yang lalu. Terus, mereka membentuk organisasi IMF (International Monetary Fund) sebagai lembaga untuk menjaga stabilitas moneter internasional. Selain itu, mereka juga membentuk WB alias World Bank untuk memberi "utang" berkedok dana untuk membiayai proyek-proyek pembangunan negara-negara bekas jajahannya. Yang terakhir, Guys mereka juga membentuk Pencanangan GATT (General Agreement on Tarrif and Trade), untuk mengatur lalu-lintas perdagangan internasional. Lebih jahat mana coba, penjajahan fisik di zaman kolonial atau globalisasi di zaman milenial?

Guys, kalau kita telaah lebih dalam, sesungguhnya apa-apa yang mereka lakukan di atas itu adalah bagian dari hidden agenda mereka yakni agenda tersembunyi untuk melanggengkan penjajahan mereka atas dunia Islam, khususnya ya. Apa buktinya?

Coba kita perhatikan negara kapitalis dunia saat ini dengan leluasa menjalankan hegemoni ekonomi atas negara-negara bekas jajahannya (yang notabene adalah negeri-negeri Muslim). Bahkan berlangsung hingga saat ini lho, Guys. Ketika Dollar AS dinyatakan sebagai mata uang resmi untuk perdagangan internasional, sejak saat itulah proses hegemoni ekonomi dunia berjalan dengan sangat mudah. Pada akhirnya, semua negara bekas jajahan yang sudah menyatakan kemerdekaannya dipersilakan membuat mata uang lokal. Syaratnya adalah banyaknya mata uang yang dicetak di negara tersebut harus disandarkan pada banyaknya devisa yang mampu disimpan di Bank Sentralnya. Dan ternyata, Guys devisa yang menjadi sandarannya adalah Dollar AS.

Ini baru hegemoni mata uang. Belom aspek lain yang menjadi sasaran empuk dominasi negara-negara kapitalisme global. Seperti hegemoni utang luar negeri berkedok kepentingan pembangunan negara yang dikoordinasi oleh lembaga keuangan World Bank yang mereka buat itu, Guys. Betapa ngerinya jika dituntut untuk mengembalikan utangnya, ternyata tidak bisa dalam bentuk mata uang lokal, namun harus dalam bentuk Dollar AS ditambah dengan bunga alias ribanya. Iihhh.. Ngeri banget nggak sih, Guys. World Bank itu sejatinya lembaga rentenir besar dunia yang telah menetapkan beban bunga kepada negara debiturnya.

Apa Kabar Dunia Islam?

Dari kasus-kasus yang menimpa umat Islam baik di negeri minoritas seperti Ukraina, maupun di negeri mayoritas seperti Kazakhstan dinilai bahwa Islam adalah agama yang berada dalam krisis di seluruh dunia saat ini lho, Guys. Kejam nggak? Enak aja bilang Islam adalah agama krisis. Mereka mengklaim bahwa radikalisme penyebab dunia Islam sedang mengalami krisis. Sekali-kali tidak!

Dunia Islam sejatinya hanya berada dalam dominasi kapitalisme global. Jika kita flash back, flash back mulu ya, wkwkwk.. Merekalah yang menjajah, menindas dan membunuh kaum Muslim. Kaum Muslim dijauhkan dari pedoman Islam yang sesungguhnya selama beberapa abad lamanya sehingga membuat dunia Islam rentan terhadap skema kolonia atau sekarang tepatnya adalah globalisasil ini.

Jadi Guys dunia Islam sedang tidak krisis, ya. Akan tetapi yang terjadi saat ini adalah krisis global yang dibuat sendiri oleh negara-negara kapitalis di bawah pengawasan tatanan global liberal yang mereka yakini. Tentu mengganti tatanan global liberal negara kapitalis adalah dengan tawaran tatanan global alternatif, yakni kembalinya tatanan Islam di panggung dunia.

Khilafah Menghentikan Dominasi Kapitalisme Global

So, how can we get out of the grip of global capitalism?
Of course the answer is easy, Guys. Sok inglish banget ya gue. Hahaha. Jadi gini, kita tau kan bahwa cengkeraman hegemoni kapitalis di dunia hari ini dilakukan oleh negara adikuasa yakni Paman Sam, Amerika Serikat. Maka, untuk dapat melawan itu kita juga harus dong menggunakan kekuatan negara adikuasa juga. You know what I mean lah. Yup, bener banget. Khilafah yang aku maksud, Guys.

Sebagai anak milenial yang produktif, kreatif, dan inovatif, saatnya libatkan dirimu untuk meng-goal-kan langkah-langkah strategis yang kudu ditempuh demi kembalinya tatanan Islam di panggung dunia.

Pertama, pahami satu per satu pengaruh globalisasi negara kapitalis. Saat ini emas dan perak tidak lagi menjadi mata uang dunia, kan. Maka saatnya gaungkan untuk berlepas dari dominasi dollar AS. Lakukan kajian mendalam tentang emas dan perak bahwasanya nilainya stabil. Tidak akan pernah mengalami inflasi. Yakinkan umat bahwa emas dan perak ini harus menjadi mata uang negara, dalam hal ini adalah Khilafah, untuk keperluan perdagangan dalam negeri maupun luar negeri. Brarti Khilafah harus diwujudkan dulu dong? Ya iyalah. Coz, hanya Khilafah yang mampu membalikkan keadaan, Guys. So, mendakwahkan penegakan Khilafah hukumnya wajib. Titik.

Kedua, kita harus mewujudkan perekonomian yang mandiri. Guys, dalam negara Khilafah, tidak dikenal istilah menggunakan utang luar negeri. Khalifah yang memimpin negara Khilafah akan senantiasa mendorong dan memotivasi seluruh rakyat untuk menginfakkan harta kekayaan mereka untuk membantu negara dalam membiayai pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang mandiri dipastikan tidak akan bergantung pada negara mana pun.

Oke Guys. Kali ini aku bahas dari aspek ekonominya dulu, ya. Soalnya kepanjangan nih kalo kudu bahas aspek geopolitiknya. Hihihi. Next time ya. Intinya, kita harus menegakkan tiang-tiang penyangga agar Khilafah berdiri kokoh tanpa mudah dihancurkan lagi sebagaimana yang pernah terjadi belasan abad yang lalu. So, kontribusimu sangat diperhitungkan demi tegaknya Khilafah melalui tiang-tiang penyangganya. Apakah itu? They are ketakwaan individu, kontrol masyarakat, dan penerapan hukum-hukum Islam oleh negara.

In syaa Allah Khilafah mampu mewujudkan itu semua, Guys. Tidak hanya untuk kepentingan umat Islam saja, akan tetapi untuk kepentingan nonmuslim juga. Bahkan, segenap makhluk yang ada di alam semesta ini akan merasakan kemakmurannya. Because Islam is rahmatan lil 'aalamiin. Wallaahu a'lam bi ash-shawab.[]


Photo : Uprise RI

Lorong Gelisah

Akal dan pikiran sukarela diracuni
Gaya hidup bebas dan hedonisme setia dilakoni
Para penggawa dan hulubalang terus mengamini
Kemaksiatan membubung dan tumbuh subur di sana sini
Menjadikan jiwa liar generasi kian berani
Rekayasa cinta dijajakan menghapus rasa yang murni

Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Tak ada yang spesial dalam empat belas Februari
Ia hanyalah bisikan setan yang tiap tahun menari-nari
Membekap dan terus membelenggu diri
Kilau cokelat dan setangkai bunga membuat jiwa berseri
Dalam pusaran maksiat sehari-hari

Rerimbunan dosa semakin menutupi bumi
Terselubung dalam rasa cinta yang katanya bersemi
Tak ada lagi keindahan rasa yang alami
Hantaman huru-hara V-day laksana tsunami
Terbentang dari barat ke timur seakan tak dapat dibasmi

Akal dan pikiran sukarela diracuni
Gaya hidup bebas dan hedonisme setia dilakoni
Para penggawa dan hulubalang terus mengamini
Kemaksiatan membubung dan tumbuh subur di sana sini
Menjadikan jiwa liar generasi kian berani
Rekayasa cinta dijajakan menghapus rasa yang murni

Gegap gempita perayaannya selalu dinanti
Tak peduli benar salah harus diikuti
Segala rasa hanyut dalam lantunan kinanti
Ukiran kata indah melenyapkan tajamnya belati
Kebenaran diabaikan tersebab buta mata hati

Sampai pada satu titik yang dilalui
Lorong gelisah tiba-tiba hadir mencumbui
Gejolak gundah ikut serta menghantui
Terhirit pada altar dosa yang selama ini mengelabui
Hanya rona bahagia yang terlanjur diakui

Kini telah sirna istimewa yang terpatri
Rasa cinta yang berubah menjadi misteri
Di lorong gelisah segenap rasa disusuri
Lembaran demi lembaran dosa dalam tiap memori
Penyesalan beterbangan mencabik murninya naluri

Satu kesempatan tak kan dibiarkan pergi
Walau lorong gelisah berkerumun membentuk elegi
Azam yang kuat telah membentuk strategi
Memdawamkan cinta agar tak lagi terbagi
Bersandar pada Allah agar terhindar dari hidup yang merugi

Sebuah persangkaan kini hanya bisa berdiam diri
Tenggelam dalam tobat nasuha yang terus bersinar bak mentari
Tak tampak lagi lorong gelisah di jalan penuh duri
Sajak-sajak cinta harum dan merekah dalam sanubari
Saat bersandar pada Ilahi Robbi Sang Maha Penggenggam Naluri[]


Photo : Unsplash

Konspirasi di Balik Hari Valentine

"Setiap tahunnya, Aida sebagai aktivis dakwah kampus selalu ditunjuk untuk menjadi narasumber ketika talkshow Valentine's Day diselenggarakan, sehingga ketika berdiskusi dengan Lubna, ia bisa dengan lugas menjelaskan sisi gelap dari perayaan jahiliah tersebut."

Oleh. Dian Afianti Ilyas
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Warna merah jambu menghiasi Town Square Mall, menandakan hari kasih sayang sebentar lagi akan tiba. Berbagai ornamen dan pernak-pernik perayaan Valentine tertata rapi menghiasi setiap sudut dan ruang. Beberapa pegawai toko sibuk membagikan flyer promosi harga produk kepada pengunjung yang melewati tokonya. Sekumpulan remaja tanggung terlihat sedang mengerubungi salah satu toko yang menawarkan cokelat dan bunga.

Atmosfer hari Valentine sudah terasa bahkan satu minggu sebelum hari perayaannya tiba. Aida yang diminta oleh Lubna untuk menemaninya berbelanja di mal pun menggeleng-gelengkan kepala. Ia tak habis pikir melihat semarak penyambutan yang katanya merupakan hari kasih sayang.

Sesampainya di rumah, Aida tanpa aba-aba langsung menumpahkan unek-uneknya kepada Lubna, adik sepupunya yang sudah dua hari ini datang berkunjung ke rumahnya.

"Aku sungguh miris melihat kondisi kaum muslimin hari ini, Na," keluh Aida

"Memangnya ada apa, Kak?" Tanya Lubna.

"Kamu lihat di mal tadi? Betapa banyak umat muslim yang terjerembab dalam kesesatan. Sebuah perayaan yang bukan berasal dari Islam namun disambut begitu meriah," jelas Aida tanpa sela.

Aida yang merupakan aktivis Lembaga Dakwah Kampus begitu prihatin atas kondisi umat muslim yang begitu jauh dari agamanya. Ia sedari kecil sudah dipahamkan terkait keharaman perayaan Valentine, sehingga tak pernah satu kali pun turut latah akan fenomena berburu cokelat dan buket bunga.

"Maksud kak Aida Valentine's Day?" Tanya Lubna dengan polosnya.

"Ya, Dek. Banyak umat muslim yang latah merayakannya, padahal V-Day itu kebudayaan pagan Romawi yaitu Festival Lupercalia yang memuja kenikmatan badaniah seperti sex dan nuditas. Perayaan ini diadakan untuk memuja Lupercus Sang Dewa Kesuburan dan Hera Sang Dewi Pernikahan. Setiap tahunnya pada 13-18 Februari, kaum pagan Romawi merayakannya. Sungguh miriskan? Umat muslim berbondong-bondong merayakannya, padahal ini bersinggungan dengan akidah," jelas Aida berapi-api kepada adik sepupunya.

Lanjut Aida, "Pada malam puncak festival, pria dan wanita yang mengikuti perayaan tersebut akan dipasang-pasangkan lalu diizinkan untuk meneguk minuman keras hingga dibolehkan untuk berhubungan badan."

"Ih, ngeri yah, Kak. Kok aku baru tahu sejarahnya di umur segini. Malah aku pernah hampir menerima cokelat dari teman kuliahku yang cowok, kupikir hanya hadiah Valentine biasa, ternyata doi ada hati. Cokelatnya langsung kubuang loh, Kak. Soalnya kuingat betul pesan Kak Aida untuk tidak mendekati zina lewat jalan pacaran," pengakuan Lubna yang dari dulu menjadikan Aida sebagai teman curhatnya.

"Kita ini sedang berada dalam kehidupan yang jauh dari kata ideal, sangat jauh dari penerapan syariat Islam kafah, Dek. Bukan hanya pacaran saja yang haram, turut merayakan V-Day juga haram walaupun dengan niatan hanya sekadar untuk seru-seruan," terang Lubna kepada adik sepupu satu-satunya.

"Di Amerika Serikat, ada sebuah peringatan yang dikenal dengan Nation Condom Week yang digelar setiap empat belas Februari. Hal ini dikarenakan hubungan badan banyak terjadi pada perayaan tersebut. Di Indonesia, tingkat penjualan kondom naik drastis menjelang hari V-Day ini, berarti ini menunjukkan apa kira-kira?" Tanya Aida ke Lubna.

"Astagfirullah, generasi muslim hari ini banyak yang terperangkap dalam jurang syirik yang dikemas modern, betul begitu, Kak?" Jawab Lubna.

Setiap tahunnya, Aida sebagai aktivis dakwah kampus selalu ditunjuk untuk menjadi narasumber ketika talkshow Valentine's Day diselenggarakan, sehingga ketika berdiskusi dengan Lubna, ia bisa dengan lugas menjelaskan sisi gelap dari perayaan jahiliah tersebut.

"Itu hanyalah permukaannya saja, Dek. Selain tradisi kaum kafir, V-Day juga merupakan bagian dari konspirasi musuh-musuh Islam untuk mengajak umat muslim kepada kemaksiatan. Konspirasi ini disebut gazwul fikr atau perang pemikiran," tutur Aida menggebu-gebu.

"Maksud perang pemikiran apa sih, Kak?" Sela Lubna tak sabar.

"Jadi gini, musuh-musuh Islam bersiasat agar generasi muda mau 'membeli' apa yang mereka jajakan. Maka dari itu, mereka melakukan propanda di negeri-negeri muslim, seolah-olah perayaan V-Day ini tidak bertentangan dengan Islam, seakan-akan mereka yang merayakan V-Day adalah orang yang trendy dan tidak kuper alias kurang pergaulan. Dibuatlah 'iklan' semenarik mungkin hingga membuat generasi terbuai dengan propaganda tersebut."

"Pernah tebersit nggak dalam pikiran terkait siapa yang diuntungkan tiap kali V-Day tiba? Mereka adalah para kaum kapitalis yang bergerak dalam industri cokelat dan kondom. Jadi, mereka akan terus berusaha membuat generasi muslim tersesat agar pangsa pasarnya tidak lari. Caranya dengan menyusupkan pemikiran-pemikiran ke kalangan milenial lewat film dan lagu romantis hingga tertanam dalam pikiran mereka bahwa kasih sayang itu haruslah diumbar dengan memberikan sebatang cokelat dan bunga," jelas Aida membedah sejarah V-Day.

Lubna yang dari tadi menyimak sampai dibuat takjub dengan penjelasan yang runut dari kakak sepupunya. Ia yang selama ini berpandangan bahwa V-Day hanyalah persoalan sepele, kini mendapatkan penjelasan yang terang benderang tentang apa yang ada di balik perayaan kaum pagan Romawi tersebut.

"Aku jadi ingat perkataan seorang tokoh Yahudi, Samuel Zwemmer, 'Misi utama kita bukanlah menjadikan kaum muslimin meninggalkan agamanya, melainkan cukup dengan menjauhkan mereka dari Islam," kata Lubna.

"Masih ada hal yang lebih mencengangkan, Dek. Di balik cokelat-cokelat yang terpampang di supermarket-supermarket, ada tangis pilu anak-anak Afrika Barat. Sekitar tujuh puluh persen kokoa yang merupakan bahan dasar pembuatan cokelat berasal dari Afrika Barat. Produsen-produsen cokelat mempekerjakan anak di bawah umur sebanyak 284.000 orang dengan upah yang sangat rendah. Miris kan?" Lanjut Aida.

Lubna terperangah mendengar fakta yang baru saja dijelaskan oleh Aida, "Astagfirullahaladzim, kaum kapitalis maunya menang banyak, bahkan aspek kemanusiaan pun mereka abaikan," tutur Lubna dengan nada sedikit kesal.

"Dalam surah Al-Baqarah ayat 120, Allah Swt. menegaskan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rida kepada kaum muslim hingga kaum muslim mengikuti 'milah' mereka. Maksud 'milah' adalah kebiasaan dan tradisi orang-orang Yahudi dan Nasrani tersebut," terang Aida.

"Tapi, pemeluk Islam di Indonesia kan mayoritas, dari segi jumlah kita tergolong banyak. Kok bisa yah sampai sekarang terus-terusan menjadi target musuh-musuh Islam?" Tanya Lubna

"Sebab dasar dari dibangunnya negara ini adalah ideologi sekularisme, yaitu pemisahan agama dari urusan bernegara. Jadi tak mengherankan jika kondisi negeri yang mayoritas muslim tapi tidak mengenal agamanya sendiri," jawab Aida

"Berdakwah butuh ilmu, Dek. Maka dari itu, penting sekali untuk mengkaji Islam kafah secara intensif. Selain untuk membentengi diri dari pemikiran-pemikiran yang batil, juga sebagai ikhtiar kita dalam mempersiapkan diri mengajak umat untuk mengenal agamanya. Juga mempersiapkan umat agar mau hidup dalam naungan khilafah yang menerapkan syariat-syariat Islam," kata Aida bersemangat.

"Ya, Kak. Lubna sudah sangat paham. Makasih yah, Kak. Sesi diskusi kali ini membuat aku jadi mengerti kenapa setiap muslim wajib untuk menuntut ilmu Islam. Aku mau dong ikutan ngaji seperti kak Aida," kata Lubna antusias.

"MasyaAllah, Allahu Akbar. Boleh dong, Dek. Nanti kuhubungi temanku yang sekampus denganmu yah untuk dibuatkan jadwal ngaji," ucap Aida sembari memeluk adik sepupunya itu.

Diskusi alot di antara dua saudara sepupu itu diakhiri oleh kumandang azan magrib, mereka pun bersegera menyambut panggilan Allah tersebut dengan berwudu dan menunaikan tiga rakaat salat.

Tak lupa Aida memanjatkan doa bagi adik sepupunya agar bisa istikamah dalam mengarungi medan dakwah yang penuh dengan bebatuan cadas. Juga mendoakan agar generasi muslim semakin banyak yang tersadarkan atas kondisi miris yang mendera umat muslim hari ini.[]


Photo : Canva

February 14, 2022: The Path of Destruction of Islam, Not Valentine's Day

"Malam Valentine mereka abadikan dengan lumuran maksiat dan dosa besar. Bahkan, ada yang iseng merekam aktivitas menjijikkan itu lalu disebarkan ke berbagai penjuru. Bukankah ini bencana besar? Come on, Guys di manakah rasa malumu itu? Di manakah rasa keprihatinanmu pada umat ini? Kelakukan kalian benar-benar menghancurkan peradaban."

Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-What???? Di mana-mana serba pink, bertabur bunga, juga banyak cokelat berpagar ayu ria di beberapa etalase toko dari mini market hingga mal-mal besar. Bukan hanya itu, para pelanggan dari om-tante, bapak-ibu, oma-opa dan kebanyakan anak remaja berduyun-duyun membeli love greeting card. Wait..wait.. kok kesannya kayak menunggu sesuatu yang spesial di tanggal 14 Februari, ya?? Emang ada apa sih di tanggal itu? Perasaan hanya seperti hari biasa deh. Yawdah deh… Daripada sibuk tebak-tebak nggak berhadiah, mendingan kita ke rumah Om Gugel aja, yuk buat nyari tau ada apa sebenarnya dengan tanggal 14 Februari hari ini?

Ouw… Ya ya ya… Ternyata kebanyakan orang menganggap 14 Februari itu hari berkasih sayang atau lebih dikenal dengan Valentine’s Day. Tapi kan Valentine’s Day ini budaya luar? Kok bisa merembes masuk ke sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia yang notabene Muslim, ya?

Gubraksss! katanya Februari bulan penuh cinta? O em ji hellow, emang kalian mengharapkan apa sih di bulan Februari ini? Berharap dapat pacar baru? Atau makin disayang ama pasangan nonhalal mu? Istighfar Guys, istighfar. Tau nggak kalau Islam gak kenal sama sekali yang namanya Valentine’s day? Kalo kita tengok sejarahnya jauh banget dari ajaran Islam, seujung kuku pun nggak ada sangkut pautnya sama Islam. Berarti nggak boleh dong dirayain??? Ya iyalah.

Aku kasih tau ya kalau Valentine’s day di negara barat itu luar biasa mengerikan, Guys. Mereka anggap 14 Februari itu adalah hari kebebasan mengekspresikan cinta. Kalian pada tau kan bagaimana bablasnya pergaulan di negara Barat. Yup. Bebasnya bukan main. So, kamu nggak perlu latah dengan V-day ini. Nggak banget deh buat diikuti. Apalagi perayaan ini berasal dari agama lain lho, Guys.
Nggak percaya? Kita kupas bareng-bareng aja, yuk sejarahnya.

Sejarah Valentine's Day

Guys, kita semua pada tau ya V-day itu jatuh pada tanggal 14 Februari dan seolah menjadi perayaan universal bagi seluruh umat manusia, tak terkecuali dunia Islam. Apalagi fenomena yang terjadi di Arab Saudi sekarang ini bikin meringis. Arab Saudi yang merupakan kampung halaman Nabi kita benar-benar berubah 180° Guys. Syu'ur Islamnya tak lagi menguat. Ke mana ya para pemimpin Islam Saudi? Bisa-bisanya membebaskan negeri jejak para nabi menjual pernak-pernik V-day. Belum lagi anak remaja khususnya wanita semakin bebas melakukan apa pun, termasuk merayakan hari Valentine ini. Bahkan, polisi agama yang sebelumnya ditakuti oleh rakyat Saudi kini dikekang hanya karena perubahan sosial yang tengah di alami Saudi. Ujug-ujug mendiversifikasi ekonomi yang sebelumnya hanya bergantung pada minyak saja.

V-day ini benar-benar menerobos benteng dunia Islam lho, Guys. Why did I say like that? Karena V-day ini nggak peduli latar belakang agamanya apa. Mau dia Islam, Kristen, Hindu, Budha, dll., V-day udah menyebar bak penyakit kanker di tubuh umat Islam, khususnya anak remaja. Kalau Aku mau bilang, V-day ini tak ubahnya hari maksiat sedunia. Kasih sayang ibarat racun berbungkus madu yang secara perlahan membunuh identitas kaum muslim dan parahnya kita nggak menyadari itu, Guys. Huhuhu… sedih banget.

Aku ingatkan lagi ya, Guys bahwa perayaan valentine day itu berasal dari perayaan nonmuslim. Ia dikenal Lupercalia yang merupakan rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love), Juno Februata. Di hari itu, nama-nama gadis yang ada di dalam kotak diundi oleh para pemuda itu, Guys. Lalu diambil secara acak dan tadaaaa… Gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk sekadar having fun dan sebagai objek hiburan. Ihhhh… Jijik banget, ya! Terus besoknya (15 Februari), mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki melecut orang dengan kulit binatang dan wanitanya berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur. No!!!

Lanjut dulu ya, Guys. Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka juga ikutan mengadopsi seremonial ini dengan nuansa ala Kristiani. Tradisi mereka berbeda dengan pensucian di masa Romawi kuno. Umat Katolik justru mengubah nama-nama para gadis menjadi Paus atau Pastor. Aksi ini didukung oleh Kaisar Constantine dan Paus Gregory I. Ajaran Kristen ini juga kental lho, Guys. Hal itu dilihat dari kebijakan Paus Glasius I pada 496 M yang menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (tengok di The World Book Encyclopedia 1998).

Ada yang aneh tau, Guys. Mau nyari di sumber mana pun nggak pernah ada penjelasan siapa St. Valentine itu. Kisahnya juga ngeburam, soalnya nggak pernah diketahui ujung-pangkalnya seperti apa karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. According to the First Version, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine. Katanya sih dia menyatakan tuhannya adalah Isa al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan ini lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada yang telah menikah. Dari sini nih, sang kaisar melarang pemuda-pemudanya untuk menikah. Tapi, Guys karena St.Valentine ini merasa nggak nyaman, akhirnya dilanggarlah aturan itu dan dia diam-diam menikahkan banyak pemuda. Akhirnya ditangkap deh, lalu dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.

Satu lagi, Guys. Jangan bete baca ya sama sejarah V-day ini. Mau nggak mau kita kudu kupas, Guys biar sobat muslim kita di luar sana berhenti latah merayakan V-day, Okey? Lanjut, kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri nggak ada kaitan juga dengan St. Valentine. Pada 1415 M Geoffrey Chaucer, sang penyair Inggris malah mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (tengok lagi di The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998).

Lalu ucapan yang sering kita dengar "Be My Valentine" menurut artikel Should Biblical Christians Observe It? Valentine yang diklaim berasal dari bahasa Latin ini memiliki arti Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa. Nah, kekata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, Guys yakni Tuhannya orang Romawi. Maka, mereka yang meminta orang menjadi “be my Valentine”, adalah mereka ingin melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi Sang Maha Kuasa) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Ckckck…

Tentu saja ini syirik dalam Islam ya, Guys. Adapun "Cupid" si bayi bersayap dengan panah, katanya sih putranya Nimrod, sang dewa Matahari. Malah disebut juga sebagai tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita. Wkwkwkwkwk.. Ada-ada aja deh. Lebih parahnya lagi Guys, menurut sumber, bahkan ia juga berzina dengan ibunya sendiri! Hello, demi apa coba? Tepok jidat!

The Path of Destruction of Islam

Guys, setelah baca sejarah di atas, apa yang ada di benak kalian? Yup, benar banget. Valentine's day itu tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan nggak ada kaitannya dengan kasih sayang sama sekali. Big no, Guys. Mulai sekarang berhentilah menyambut dan merayakan V-day. Karena sama sekali nggak ada istimewanya. Yang ada, kita hanya menjadi pengekor budaya Barat yang secara nggak langsung mengamini acara ritual mereka. Padahal Allah Swt. berfirman dalam kitabullah,

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabnya?" (TQS. Al-Isra’[17]: 36)

Guys, sadar nggak sih kalau V-day ini menjadi jalan menghancurkan Islam dan identitas kita sebagai muslim. Karakter dan kepribadian kita akan hancur jika mengikuti tren atau budaya yang berasal dari kafir Barat. Ingat, Guys Barat itu musuh umat Islam. Masa iya kita mau aja dihancurkan lewat tren sesatnya. Harusnya tuh ya kita serang balik menghancurkan tren yang menyesatkan pemuda-pemudi muslim. Kita harus menjadi muslim yang berada di garda depan menghancurkan berbagai budaya yang bukan berasal dari Islam. Apalagi nggak pernah dicontohkan oleh kakek kita, yaitu Nabi Muhammad saw.

Asal kalian tau aja intensitas zina meningkat pesat di malam valentine lho, Guys. Mereka menjadikan V-day adalah hari atau momen yang paling romantis untuk mengungkapkan rasa cinta kepada pacar atau pasangan nonhalalnya. Nggak ada tuh mereka merayakan V-day hanya sekadar pacaran dan makan malam, setelah itu pulang ke rumah masing-masing. Ini cara Valentine zaman 70-an, Guys. Udah kuno! V-day di zaman now, telah berubah dan resmi menjadi hari zina internasional.

Buket bunga dan cokelat yang menjadi simbol khas V-day diselipi dengan kondom. astaghfurullaha'adzhim. Nggak percaya? Langsung ke lapangan aja deh tanya bagian resepsionis hotel, yang booking kamar hotel banyakan dari kalangan remaja atau om-tante untuk rayakan V-day ini? Bayangin, Guys malam Valentine menjadi kesempatan besar bagi para lelaki pecundang untuk merobek mahkota para gadis polos itu. Entah diimingi apa sehingga para gadis rela menyerahkan mahkotanya. Na'udzubillah.

Betapa hancurnya generasi muslim. Malam Valentine mereka abadikan dengan lumuran maksiat dan dosa besar. Parahnya lagi, Guys ada yang iseng merekam aktivitas menjijikkan itu lalu disebarkan ke berbagai penjuru. Bukankah ini bencana besar? Come on, Guys di manakah rasa malumu itu? Kok aku jadi nangis ya ngetik ini. Di manakah rasa keprihatinanmu pada umat ini? Kelakukan kalian benar-benar menghancurkan peradaban. Bertobatlah!

There is No V-Day in Islam

Kalau kita ngomongin kasih sayang atau cinta, seharusnya cinta tertinggi yang ada di dalam hati kita hanya tertaut pada satu tujuan saja, Guys yaitu Allah Swt. Tiada Tuhan selain Allah. Sekali lagi hati-hati dengan V-day karena hanya akan menjauhkan kita dari Allah. Setelah Allah, tentu saja cinta kita tautkan pada kekasih Allah, yaitu Nabi Muhammad saw. Di detik-detik Nabi Muhammad sebelum meninggal saja mengkhawatirkan keadaan kita hari ini lho, Guys umatnya. Nabi sangat mencintai kita, saking cintanya beliau rela menanggung beban betapa sakit dan pedihnya sakaratul mau agar rasa sakitnya itu nggak terlalu dirasakan sama kita hari ini.

Bagaimana kabar ayah-bunda? Sudahkah kalian menghubungi mereka? Sekadar menanyakan kabar mereka? Sungguh dipertanyakan rasa kasih sayangmu jika kepada orang tua saja kau bahkan lupa hanya karena lagi dekat dengan si “dia”apalagi di tanggal 14 Februari ini. Di dalam pikiranmu hanya ada "dia", "dia", dan "dia". Come on, Guys masa orang tua jadi nomor sekian di hati kamu? Dengan mudahnya menggeser posisi orang tuamu karena "dia" yang belum tentu jadi pasangan halalmu. Huuftt…

Jangan ngeyel ya seolah V-day bukan hanya buat kekasih, tapi juga bisa diungkapin buat orang tua. Hey… Anak muda! Ya kali ungkapkan cinta harus di tanggal 14 Februari. Masa iya ungkapan cinta ke orang tua sekali setahun. Kalo kamu muslim pasti kamu nggak butuh tanggal 14 Februari untuk menunjukkan rasa cintamu pada orang tua. Karena kamu tau di setiap salat ada doa-doa yang senantiasa kamu panjatkan untuk orang tua. Apalagi kalau kamu rajin salat sunah juga. Dijamin nggak diragukan lagi rasa cinta dan kasihmu ke orang tua. Tau doanya, kan? Kebangetan kalau doa untuk kedua orang tua juga nggak tau!

So, there is no Valentine’s day in Islam. kita tau kan pembahasan V-day pastinya gak jauh-jauh dari pasangan muda-mudi yang lagi dimabuk asmara. Padahal, Guys pergaulan kita aja dengan lawan jenis itu di atur dalam Islam. Lengkap dengan adab-adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Contohnya nih ya berduaan aja kena semprit dalam Islam. Nggak boleh dong. Nih aku kasih hadisnya,

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah setan”. (HR. Ahmad)

Apalagi kalo pada janjian buat ngerayain ama pasangan masing-masing, nyewa hotel lah, home stay lah, dll. Jatuhnya ikhtilat, Guys alias kumpul kebo. Haram dalam agama kita. Udah berapa banyak tuh dosanya dari sejak awal kamu baca tulisan ini sampai bagian ini? Bisa-bisa kamu bakal kena pasal berlapis lho di pengadilan Allah kelak kalau nggak tobat sekarang juga.

Say No to Valentine's Day

Sudah saatnya kamu yang mengaku sebagai remaja muslim katakan tidak pada V-day. Bukan aku yang ngelarang kamu, ya. Tapi ini berdasarkan perintah Allah dan Rasulullah untuk tidak merayakan hari raya yang bukan berasal dari Islam. Lagian nih Guys, V-day itu membawamu pada kesesatan dan keharaman yang nyata. Sesat dan haramnya di mana, sih? Kaku amat jadi orang. Hey, anak muda! simak baik-baik ya mengapa V-day sesat bahkan haram di dalam Islam.
Pertama, karena V-day bukan termasuk dalam tradisi umat Islam.
Kedua, V-day menjerumuskan pemuda-pemudi muslim pada perbuatan maksiat serta pergaulan bebas seperti seks pra nikah.
Ketiga, V-day amat berpotensi membawa keburukan. Seperti merenggut kehormatan hingga menghancurkan masa depan.

Ini bukan aku yang bilang lho, Guys. Nggak percaya. Nih baca dalilnya! Ngotot amat membenarkan V-day. Hufftt…
Dalam hadis riwayat Abu Dawud yang mengatakan bahwa: “Dari Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa yang menyerupakan diri pada suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. AbuDawud, No. 4031)

Di dalam ayat Al-Qur'an surah Ali Imran [3]: 64, Allah Swt. berfirman, “Katakanlah (Muhammad), "Wahai ahli Kitab! marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka): "Saksikanlah,bahwa kami adalah orang-orang muslim." (TQS. Ali Imran[3]: 64)

Satu lagi, Guys dalam surah Al-Isra' ayat 32, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (TQS. Al Isra:' 32) Gimana, Guys? Ngena banget kan ayatnya. Udah jelas-jelas V-day itu hari maksiat sedunia, hari zina internasional yang pada akhirnya membawamu pada jalan yang buruk serta menghancurkan masa depanmu. Masih ngotot mau merayakannya? Let's say no to Valentine's day, forever.

Wallaahu a'lam bi ash-shawab.[]

Valentine's Day, Kapitalisasi dan Moderasi Berbalut Romansa Pinky

"Valentine's day didudukkan sebagai bagian dari seremoni kaum milenial dalam merayakan cinta. Setiap memasuki bulan Februari, nuansa merah jambu (pink) menghiasi sudut-sudut mall dan tempat wisata. Tak lupa ornamen berbentuk hati ikut meramaikan. Sementara itu, aneka bentuk coklat dan bunga marak dijual di berbagai pertokoan demi menyambut hari Valentine."

Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S
(Redpel NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Februari seringkali diidentikkan sebagai bulan bertabur cinta. Sebab di bulan itu, ada hari Valentine yang tentu saja sangat familier bagi masyarakat seantero dunia. Hampir semua orang menjadikannya sebagai momentum untuk merayakan cinta, terutama para milenial yang tengah dimabuk asmara.

Namun, sebagai muslim, kita perlu memahami esensi di balik Valentine's day agar kita tidak mudah terperosok dalam budaya di luar Islam. Benarkah seorang muslim boleh ikut-ikutan merayakan Valentine's day?

Valentine's Day Bukan Budaya Islam

Tanggal 14 Februari pertama kali ditetapkan sebagai hari Valentine oleh Paus Roma Gelasius pada abad ke-5 Masehi. Hal tersebut bermula setelah seorang pendeta Romawi bernama St. Valentine ditangkap dan dijebloskan ke penjara, kemudian dihukum mati atas perintah Kaisar Romawi, Claudius II. Penyebabnya adalah St. Valentine secara diam-diam menikahkan banyak pasangan, padahal hal tersebut dilarang oleh Kaisar karena mengganggap bahwa seorang prajurit tidak boleh menikah. Akhirnya St Valentine dieksekusi mati pada 14 Februari tahun 470 Masehi.

Sungguh, dilihat dari akar sejarahnya, Valentine merupakan budaya kaum Nasrani. Tak ada kaitannya dengan Islam. Sayangnya, masifnya kampanye Valentine's day ke seluruh dunia menjadikan umat Islam pun turut mengadopsinya. Padahal sudah jelas bahwa Valentine bukan berasal dari ajaran Islam, bahkan cenderung bertentangan. Sebab, perayaan Valentine yang berkemas kasih sayang tak hanya dilakukan oleh pasangan halal suami istri, namun juga pasangan muda-mudi dalam ikatan pacaran. Hal tersebut jelas merupakan kemaksiatan dalam Islam. Mengungkapkan cinta kepada seseorang yang belum halal, tak dibolehkan dalam syariat. Apalagi sampai mengumbar syahwat kepadanya. Tak sedikit juga, perayaan Valentine's day diisi dengan penyerahan keperawanan kepada sang kekasih alias ada aktivitas zina. Sungguh memprihatinkan!

Valentine's Day Ajang Kapitalisasi

Dalam naungan sistem kapitalis hari ini, segala sesuatu dijadikan komoditas bisnis yang mendulang profit, termasuk keberadaan hari Valentine. Pada pengusaha berlomba-lomba membuat promo paket Valentine demi menarik pembeli atau customer. Bahkan tempat-tempat wisata dan hotel pun banyak menawarkan diskon spesial di hari Valentine. Begitulah kapitalisasi menyasar segala bidang kehidupan. Tak peduli apakah hal yang dipromosikan bertentangan dengan syariat Islam ataukah tidak. Yang terpenting adalah bagaimana meraup keuntungan dari momentum yang ada.

Jika mengingat bahwa negeri ini mayoritas penduduknya muslim, tentu sangat tak layak budaya Valentine dilestarikan sebagaimana di negeri-negeri Barat. Karena hal tersebut tidak menunjukkan identitas seorang muslim yang sejati.

Propaganda Moderasi di Balik Perayaan Valentine's Day

Valentine seolah menjadi perayaan global yang wajib adanya, hal tersebut seiring dengan begitu masifnya media massa mengampanyekan hal tersebut. Valentine's day didudukkan sebagai bagian dari seremoni kaum milenial dalam merayakan cinta. Setiap memasuki bulan Februari, nuansa merah jambu (pink) menghiasi sudut-sudut mall dan tempat wisata. Tak lupa ornamen berbentuk hati ikut meramaikan. Sementara itu, aneka bentuk coklat dan bunga marak dijual di berbagai pertokoan demi menyambut hari Valentine.

Tak banyak yang menyadari bahwa kaum muslim telah disusupi propaganda moderasi beragama dalam benaknya lewat perayaan Valentine's day tersebut. Betapa tidak, kaum muslim dibuat mengekor pada budaya yang bukan dari Islam sampai lupa jati dirinya. Mereka ikut melegalkan hubungan di luar pernikahan (pacaran) bahkan membolehkan zina asalkan dilakukan suka sama suka. Sungguh hal tersebut merupakan musibah yang nyata bagi kaum muslimin.

Mereka diseret berperilaku sesuai arahan Barat, meski status di KTP adalah seorang muslim. Sungguh terbukti sabda Rasulullah saw bahwa kelak umat Islam akan mengikuti kebiasaan orang-orang Kafir sejengkal demi sejengkal.

“Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” "(HR. Musim) *

Itulah yang diinginkan oleh Kafir Barat terhadap umat Islam, yakni agar mereka menjadikan Islam sebatas ritual belaka, sementara kepribadian Islam jangan sampai terwujud dalam individu seorang muslim. Begitulah hakikatnya propaganda moderasi dimainkan, umat Islam dipaksa menggenggam sekularisme kuat-kuat. Hal itu tidak terlepas dari adanya upaya Barat untuk mengadang kebangkitan Islam.

Jika umat Islam memahami agamanya secara utuh kemudian taat kepada ajaran agamanya secara kaffah, maka umat Islam akan memiliki kekuatan untuk bangkit menjadi sebuah peradaban. Hal tersebut jelas merupakan sebuah ancaman bagi Barat yang saat ini menghegemoni dunia dengan ideologi kapitalismenya. Mereka takut eksistensinya terganggu tatkala institusi Islam tegak menjulang memancarkan cahaya Islam yang sempurna.

Oleh karena itu, sudah saatnya umat Islam menyadari bahwa Barat senantiasa berupaya memadamkan kebangkitan Islam lewat tipu-tipu kapitalisme dan moderasi. Dengan demikian, umat Islam harus memahami Islam secara sempurna dan menancapkannya sebagai sistem hidupnya, sehingga tak mudah terseret oleh propaganda sesat ala Barat. Umat Islam juga harus berjuang demi terwujudnya institusi penerap syariat Islam secara kaffah yang dengannya akan menghalau segala bentuk ide atau budaya sesat di luar Islam. Wallahu'alam bi shawab…[]

Memupuk Cinta Kasih Tak Hanya di Hari Kasih Sayang

"Berumah tangga bukanlah ibadah yang sebentar, namun rumah tangga adalah ibadah seumur hidup, sepanjang usia. Maka berkasih sayang hendaknya bukan diniatkan sebab sifat duniawi seperti Valentine. Akan tetapi niat yang dibangun adalah dengan landasan beribadah kepada Allah Swt."

Dia Dwi Arista
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Februari tiba, hari kasih sayang menjadi perhatian. Banyak di antara pasangan suami istri menjadikan hari Valentine sebagai kesempatan menunjukkan perhatian dan kasih sayang. Dengan anggapan bahwa datangnya Valentine adalah momentum untuk memupuk rasa sayang agar keharmonisan tercapai. Benarkah demikian?

Sebelum pasangan suami istri menjadikan Valentine sabagai perayaan, hendaknya dibangun kesadaran apa itu Valentine? Bagaimana hukum Valentine? Dapatkah Valentine memupuk kasih sayang yang telah gersang?

Jati Diri Valentine

Sebagai pasangan muslim, wajib mengetahui hukum segala perbuatan yang hendak kita perbuat. Dalam perkara Valentine misalnya, banyak pasangan muslim yang latah mengikuti perayaan Valentine. Menganggap bahwa Valentine hanyalah sebuah momen, yang sah-sah saja jika diikuti. Dengan dalih tujuan yang baik, yakni memupuk rasa cinta agar senantiasa terjaga.

Namun, terkadang kaum muslim menutup mata dan telinga. Pernyataan haramnya mengikuti Valentine telah banyak diulas dan dikaji oleh para ustaz dan ustazah. Tapi lagi-lagi dalih tidak terjadi kemaksiatan (sebab telah menikah) terus dihujahkan.

Valentine merupakan budaya yang lahir dari pemikiran bebas ala Barat. Ide kebebasan atau liberalisme ini menjadikan akal manusia sebagai pemutus suatu kebenaran. Hingga akhirnya kebenaran dianggap sebagai suatu hal yang relatif. Padahal Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Mu'minun ayat 71 yang berarti, "Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya…." maka turutnya manusia pada akal mereka yang penuh hawa nafsu akan menjerumuskan pada kebinasaan.

Apalagi gambaran Valentine bagi pasangan yang belum menikah, diekspresikan dengan kebiasaan free sex, tentu semakin mengukuhkan jati diri Valentine bukanlah berasal dari ajaran Islam. Sebab Islam mengharamkan seks di luar pernikahan.

Dengan demikian, turut sertanya pasangan suami istri muslim dalam perayaan ini jelas adalah keharaman, yang hanya akan melanggengkan budaya-budaya sesat yang berasal dari peradaban Barat.

Nabi Muhammad saw. pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Iman Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka."

Kasih Sayang Semu

Memupuk rasa cinta nyatanya tak bisa instan, apalagi hanya dilakukan pada hari kasih sayang. Namun memupuk rasa haruslah dilakukan berulang-ulang. Apalagi jika bukan setiap hari, setiap saat?

Berumah tangga bukanlah ibadah yang sebentar, namun rumah tangga adalah ibadah seumur hidup, sepanjang usia. Maka berkasih sayang hendaknya bukan diniatkan sebab sifat duniawi seperti Valentine. Akan tetapi niat yang dibangun adalah dengan landasan beribadah kepada Allah Swt.

Jika landasan berumah tangga adalah ibadah, maka suami maupun istri akan melakukan segalanya agar ibadah tersebut tak hanya mendapat rida dan pahala, namun juga berbuah cinta pada setiap aksinya. Oleh karena itu, masing-masing akan memperlakukan pasangannya dengan hormat, dan penuh perhatian. Memastikan hak pasangan tertunaikan dengan melaksanakan kewajiban yang telah dibebankan kepadanya.

Adanya sikap santun dan saling menasihati akan membawa pada eratnya hubungan dan kekukuhan pernikahan. Sebab, masing-masing mendapat rasa aman dan perhatian dari pasangannya. Ditambah dengan sikap saling berkorban menjadikan pasangan merasakan keistimewaan yang pada akhirnya akan menumbuhkan kasih sayang.

Dan hal tersebut tak bisa dilakukan hanya pada momen Valentine. Namun harus dilakukan setiap hari. Sebab, pasangan suami istri hidup bersama setiap hari tidak hanya setahun sekali. Maka wajar jika menciptakan rasa kasih dan sayang dilakukan dalam setiap detail kehidupan keduanya.

Hal ini berbeda dengan perayaan Valentine, sebab bisa jadi pasangan merasa istimewa hanya pada saat Valentine saja. Setelah itu, perhatian kembali sirna. Makan malam romantis atau seikat bunga nyatanya berlaku setahun sekali. Bekasnya pun akan sulit dijumpai pada keesokan harinya.

Menumbuhkan 'Rasa' dalam Setiap Tindakan

Terkadang ketika umur pernikahan sudah menginjak masa yang cukup lama, terdapat kebosanan dan hilangnya rasa pada pasangan. Namun hal ini tidak lantas menjadi alasan untuk berpartisipasi dalam Valentine's day. Sebab kita pun dapat menumbuhkan rasa itu kembali dalam setiap tindakan. Rasa dapat digali kembali dengan beberapa tips di bawah :

1. Ibadah kepada Allah

Allah Swt. berfirman dalam surah Adz-Dzaariyat ayat 49 yang berarti, "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah Swt.." Mencintai kembali pasangan harus di pupuk dengan satu kesadaran yakni untuk beribadah, bukan yang lain. Maka setiap tindakan kita dalam menjalankan kewajiban terhadap pasangan hanya dalam rangka menggapai rida Allah Swt.

Jika kerangka berpikir kita telah menjadikan kehidupan rumah tangga sebagai ibadah, maka keikhlasan menerima kekurangan dan kelebihan pasangan akan mudah dilakukan. Sebab, ikhlas menerima keadaan pasangan menjadi awal memperbarui rasa dalam diri. Keikhlasan akan memunculkan ketulusan, yang menjadi modal bagi kita hidup dengan tenteram bersama pasangan.

ketulusan pasangan akan tersampaikan, meski tak dibahasakan dengan ucapan, namun hanya tindakan kecil akan terasa bermakna.

2. Menjadi Sahabat

Menjadi sahabat bagi pasangan berarti siap menjadi pendengar setia dan partner dalam segala hal. Saling memberi dukungan dan bantuan, bekerjasama dalam segala hal demi tercapai tujuan bersama. Hal ini tentu akan menciptakan ikatan yang kuat di antara pasangan.

3. Saling Menutupi Aib

Pasangan kita adalah pakaian kita. Mungkin setelah menikah baru tampak kekurangan dari pasangan. Namun, agar terjalin rasa kasih dan sayang juga kedamaian maka harus ada saling percaya di antara keduanya. Sebab, percaya menjadi salah satu fondasi bagi kehidupan pernikahan.

Demikianlah, rasa akan selalu tumbuh jika didasari dengan niat yang benar, bahwa menikah adalah dalam rangka ibadah. Rasa yang tumbuh, meski berawal dari kebiasaan akan semakin kuat ketika dibarengi dengan perhatian.

Memosisikan diri sebagai sahabat juga nyatanya memberi kenyamanan tersendiri bagi setiap pasangan. Kesadaran menjalankan amanah sebagai pasangan dan kerja sama yang dilakukan turut menyumbang rasa hadir dalam diri. Pun dengan saling menjaga kepercayaan, setiap pasangan akan mendapat momen indah mereka untuk dikenang.

Demikian tips untuk menumbuhkan rasa cinta dan kasih setiap hari setiap saat. Dan rasa ini tak bisa hadir hanya dalam perayaan tahunan semata, namun rasa dihadirkan dalam keseharian menjalani rumah tangga. Allahu a'lam bis-showwab.[]


Photo : Canva

Bertahan Hingga Akhir

"Dunia ini hanyalah sebuah kefanaan. Tiada yang abadi selain ketidakabadian. Bertahanlah dan jangan terseret arus keduniawian. Genggam kuat-kuat tali-Nya dan jangan sedetik pun kau lepaskan. Segala bujuk rayu yang memburumu, jangan pernah kau dengarkan."

Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Tiadalah satu pun hamba beriman yang tak mendapat ujian. Sebuah ikrar suci akan memastikan dirinya teguh dalam berbagai keadaan. Perkataan setia bersanding dalam perbuatan agar tak sekadar menjadi bualan. Keyakinan pada Yang Esa akan menuntaskan segalanya.

Bila hidup terasa berat, ingatlah bahwa ia hanya sesaat. Penat itu akan berganti dengan saat istirahat. Semua akan menjadi ringan bila nanti kau ingat. Hati dan lisan yang basah oleh syukur atas segala nikmat.

Hari-hari yang melelahkan akan menjadi masa lalu dalam satu kejapan. Kesibukan tak mungkin berlangsung tanpa kesudahan. Segala kerepotan dunia hanyalah kefanaan, sedangkan buahnya yang akan berkekalan. Bagaimana kita akan menyelesaikannya, dengan seadanya ataukah sebaik perencanaan?

Meski masalah terus berkelindan, tetaplah bertahan. Setiap permulaan pasti berujung pada akhiran. Sebagaimana perjumpaan yang tak bisa menghindari perpisahan. Segala laramu akan mendapatkan penyembuhan. Bagai kapas diterbangkan sang bayu, amatlah mudah bagi-Nya untuk menghapus semua kesulitan.

Bila ada yang hilang dan tertinggal dalam langkahmu, jangan merundung hatimu dengan penyesalan berlebihan. Apa yang kau lewatkan dalam perjalananmu berarti memang bukan untuk kau simpan. Yakinlah bahwa setiap diri telah ditetapkan bagian masing-masing tanpa ada kekeliruan.

Tak usah terlampau bersedih, segala luka pada akhirnya akan kau ingat sebagai kenangan. Begitu pula, jangan terlalu larut dalam sukacita yang mungkin saja melenakan. Apa yang kau genggam hari ini akan lekang juga tanpa kau mampu pertahankan. Apa yang kau tolak dan abaikan bisa jadi akan mendekapmu tanpa pernah sedetik pun kau bayangkan. Hidup adalah tentang penerimaan dan kesiapan.

Waktu akan terus bergulir dengan membawa sejuta kesempatan bagi anak manusia. Ada banyak harapan yang disajikan dalam setiap jalinan detik dan peristiwa. Hikmah bertutur dalam sahajanya ujian dan cobaan yang menyapa. Terselip pula padanya pelajaran berharga bagi siapa yang mau menerima.

Hidup tak berhenti saat ini. Atma tak akan mati selama bukan ajal yang mendatangi. Meski dihantam beribu badai, raga tak akan luruh bila belum waktunya untuk kembali. Sepanjang napas yang terus berembus, sepanjang itu pula kewajiban sebagai hamba harus dilakoni. Janganlah takut sebab Allah pasti menemani.

Bertahan dalam gelombang kehidupan. Bertahan dalam dinamika perjuangan. Niscayalah ia memintamu untuk meluaskan kesabaran. Ikhlas pun harus senantiasa tersemat tanpa boleh ditinggalkan. Kesungguhan yang bila kau lupakan, bisa membuatmu tergilas dalam ketertinggalan. Atas semuanya, akidah yang murni adalah sebuah keharusan. Sebab ialah yang akan menjadikanmu mampu meraih kemenangan.

Bila hari ini terasa muram, yakinlah ia hanya sebentar dan pasti berlalu. Laksana angin menyingkirkan awan kelabu, mencerahkan kembali hati yang sendu. Ambillah waktumu secukupnya dan kembalilah menderu. Allah karuniakan hari ini untuk membuat lembaran baru.

Sayapmu bisa jadi patah, tapi kau masih punya kaki untuk berlari. Kehilangan bukan alasan untuk mengundurkan diri. Satu pukulan tak akan membuatmu mundur dan berhenti. Bangkitlah dan kembali. Kumpulkan semua yang kau punyai sebagai amunisi. Perjuangan masih belum usai.

Deraan uji dan coba menjadi warna warni yang menghiasi kehidupan. Kegagalan menjadi pembuka jalan bagi keberhasilan. Bulatkan tekad untuk semakin gigih mengupayakan. Kesulitan tak akan menghapus setiap kemudahan. Dalam celah yang sempit, selalu ada setitik cahaya penerangan. Hidup tak mungkin selamanya dalam kesuraman. Bukankah pelangi muncul usai hujan?

Dunia ini hanyalah sebuah kefanaan. Tiada yang abadi selain ketidakabadian. Bertahanlah dan jangan terseret arus keduniawian. Genggam kuat-kuat tali-Nya dan jangan sedetik pun kau lepaskan. Segala bujuk rayu yang memburumu, jangan pernah kau dengarkan.

Duhai jiwa yang merana, tiada pernah Dia meninggalkanmu. Sungguh Dia berada di sisimu selalu. Menemanimu dalam setiap langkahmu. Hapuskan segala gundah yang mengganggu. Genggamlah imanmu meski hantaman datang bertalu-talu. Tiada ruang kosong untuk durjana menguasai nafsu. Murnikan kembali ikhlas hanya untuk Rabbmu. Tegarlah hingga nanti tiba akhirnya bagimu. Ingatlah bagaimana Allah telah menyatakan dalam surah Ali Imran ayat 139:
“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula bersedih hati. Kamu adalah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu termasuk orang-orang yang beriman.”[]

Sunyi

Jalan ini semakin sunyi, Kawan
Tapi tak pernah akan aku tinggalkan
Karena yang kalah adalah sampah peradaban
Sedang menang adalah tujuan

Oleh. Bedoon Essem

NarasiPost.Com-Dulu ada aku, kamu, dan dia
Bersama kita saling menjaga
Dalam beratnya setiap uji yang menyapa
Dalam setiap terjalnya jalan di depan mata

Walau terjatuh kita tetap bangkit
Menyerah tak pernah tebersit
Walau badai mengadang setiap langkah
Tak pernah kita kehilangan arah

Namun, dia mulai goyah
Lunglai hingga ingin menyerah
Setiap dukungan dan dorongan tak pernah jengah
Namun ia telah memilih jalan kalah

Sunyi jalan ini, Teman
Tanpamu bercengkerama dalam ingatan
Berdoa kelak kau kan kembali
Menapaki terjal jalan dakwah ini

Kau dan aku pun menangis
Kehilangan bukanlah yang kita ingin
Apalagi sahabat sejawat menorehkan setitik pesimis
Dalam kalbu-kalbu kita yang semakin dingin

Kemudian kita hapus air mata
Kita angkat lagi kepala
Ke depan kita songsong rencana
Dalam setiap optimis yang membara

Kemarin tinggal kau dan aku
Saling rangkul kita berjibaku
Dalam semakin besarnya ombak yang menderu
Dalam setiap tangisan kita menahan pilu

Bahu-membahu kita saling menopang
Dalam hebatnya badai yang menerjang
Menggoyahkan setiap langkah yang kita rancang
Namun tetap semangat kita tak kepalang

Waktu berlalu, dan kau pun mulai lesu
Sedikit demi sedikit kau menjauh
Dalam setiap jalan yang kita tempuh
Mungkinkah jemu mulai menderamu?

Mungkin kau lelah dengan beratnya beban dakwah
Dalam payah yang kian bertambah
Juga celaan dan cemoohan
Bersama tajamnya caci maki dan ancaman

Dan kini tinggal aku sendiri
Berdiri dalam perjuangan seorang diri
Meneruskan apa yang pernah kita perjuangkan
Karena ini adalah sebuah keyakinan

Jalan perjuangan memang sulit
Akan selalu datang rasa sakit
Kekalahan hanya bagi mereka yang tak kuat menahan rasa pahit
Maka manis akan dirasa dengan terus bangkit

Jalan ini semakin sunyi, Kawan
Tapi tak pernah akan aku tinggalkan
Karena yang kalah adalah sampah peradaban
Sedang menang adalah tujuan

Bukankah setiap perjuangan butuh militansi?
Agar semua tantangan dapat teratasi
Bukankah dakwah butuh jiddiyah?
Agar hati dan langkah tetap istikamah

Sahabat, bara api ini benar panas
Di tengah tiupan angin kemungkaran yang kian mengganas
Namun bahtera dakwah tak boleh kandas
Meski badai menggulung menghempas

Aku masih menunggumu, Kawan
Bersama kita melangkah dalam ketaatan
Agar tak sunyi lagi jalan ini
Agar kemenangan itu tak lagi mimpi[]


Photo :Canva

Bulan Rajab, Keutamaannya dan Sisi Politisnya

"Marilah kita mengisi bulan Rajab ini dengan berbagai amal saleh, terutama amalan wajib. Salah satunya adalah berdakwah, menyerukan kepada umat Islam agar mereka kembali kepada aturan Allah Swt.. Agar keberkahan diturunkan oleh Allah Swt. dari langit dan bumi."

Oleh. Mariyatul Qibtiyah, S.Pd.

NarasiPost.Com-Bulan Rajab adalah bulan yang istimewa. Bulan Rajab juga termasuk salah satu bulan haram, selain bulan Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. Bulan-bulan ini disebut bulan haram, yaitu bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt. Melalui firman-Nya dalam surah At-Taubah [9]: 36, Allah Swt. menyatakan,

إن عِدَّة الشُّهُوْر عند الله اثْنا عَشَر شَهْرا في كِتٰب الله يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ والأرضَ مِنْهآ أربعةٌ حُرُم ذلك الدِّيْنُ القَيِّمُِ فلا تَظْلموا فيهن أنفسكم

"Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, sebagaimana ketetapan Allah saat Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara bulan-bulan itu ada empat bulan haram. Itulah agama yang lurus. Maka, janganlah kalian berbuat zalim pada diri kalian di bulan-bulan itu."

Yang dimaksud dengan menzalimi diri sendiri adalah melakukan kemaksiatan. Jika menzalimi diri sendiri saja dosanya dilipatgandakan, apalagi menzalimi orang lain. Terkait dengan hal ini, Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa dalam bulan haram, sanksi bagi orang yang berbuat aniaya akan dilipatgandakan sebagaimana sanksi berbuat aniaya di kota Makkah. Sebab, kota Makkah merupakan kota haram. Allah Swt. telah berfirman dalam surah Al-Hajj [22]: 25,

وَمَنْ يُرد فيه بإلحادٍ بظلمٍ نذقه من عذاب أليم

"Dan siapa yang di dalamnya bermaksud melakukan kejahatan dengan kezaliman, akan Kami timpakan kepadanya azab yang pedih."

Berdasarkan hal itu, mazhab Syafi'i menetapkan bahwa hukuman diyat diperberat pada bulan haram, sebagaimana hukuman diyat di kota Makkah.

Jika perbuatan aniaya dilipatgandakan sanksinya, sebaliknya perbuatan yang baik pun akan dilipatgandakan pahalanya. Mengenai hal ini, Ibnu Abbas berkata, "… Empat bulan tersebut telah dijadikan sebagai bulan haram yang dianggap sebagai bulan yang suci. Maka, berbuat maksiat pada bulan itu akan diperbesar dosanya. Sedangkan beramal saleh pada bulan itu akan diperbesar pula pahalanya."

Karena itu, sudah sepatutnya kita memperbanyak amal saleh di bulan ini. Baik itu amalan sunah seperti salat sunah, puasa sunah, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan sebagainya. Tentu saja, memperbanyak amalan sunah ini jangan sampai membuat kita melupakan amalan yang wajib. Salah satunya adalah mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Selain itu, keistimewaan bulan Rajab dibandingkan bulan lainnya adalah sisi politisnya. Ada beberapa peristiwa penting bagi kaum muslimin yang terjadi pada bulan Rajab. Pertama adalah peristiwa Isra Mikraj. Yaitu, peristiwa diperjalankannya Nabi Muhammad saw. dari Masjidilharam ke Masjidilaqsha (Isra). Kemudian dari Masjidilaqsha menuju Sidratulmuntaha (Mikraj).

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun ke-10 kenabian (621 M). Isra Mikraj ini merupakan mukjizat Nabi Muhammad saw.. Sebab, mustahil bagi manusia biasa untuk menempuh perjalanan sejauh itu hanya dalam satu malam. Padahal, jarak Masjidilharam ke Masjidilaqsha adalah 1.500 km. Jika ditempuh dengan unta akan memakan waktu sekitar 40 hari. Itulah sebabnya, orang-orang Quraisy tidak ada yang memercayai hal itu. Satu-satunya yang percaya dengan kisah Nabi saw. adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Kisah perjalanan Rasulullah saw. dalam Isra Mikraj ini disebutkan di dalam Al-Qur'an surah al-Isra [17]: 1,

سبحٰن الذي اَسْرٰى بِعبده ليلا من المسجد الحرامِ إلى المسجد الأقصا الذي بٰركنا حوله لِنُريَه مِن ءايٰتنا إنه هو السميعُ البصيرُ

"Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya di suatu malam dari Masjidilharam ke Masjidilaqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, untuk Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Saat Isra, Rasulullah saw. menjadi imam bagi nabi-nabi lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa kepemimpinan Rasulullah saw. bersifat global, tidak terbatas pada orang Arab. Namun juga untuk seluruh umat manusia. Saat Isra, Malaikat Jibril menawarkan khamr dan susu. Rasulullah saw. kemudian memilih susu. Malaikat Jibril pun memuji pilihan Beliau dan menyatakan bahwa itu adalah pilihan yang tepat. Sebab, susu memang baik untuk tubuh manusia. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang dibawa oleh Rasulullah saw. sesuai dengan fitrah manusia.

Sementara itu, pada saat Mikraj, Rasulullah saw. menerima perintah dari Allah Swt. untuk melaksanakan salat lima waktu. Perintah ini menunjukkan bahwa ibadah harus dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Saat Mikraj, surga dan neraka juga diperlihatkan kepada Beliau saw. Dengan diperlihatkannya surga dan neraka menunjukkan bahwa surga dan neraka itu nyata adanya.

Kedua, perang Tabuk. Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab tahun 9 Hijriah (630 M). Perang Tabuk ini dilaksanakan pada musim panas yang sangat terik. Jarak antara kota Madinah dengan Tabuk adalah 788 km. Rute menuju ke sana merupakan daerah yang terjal dan gersang. Karena itu, pasukan yang ikut dalam perang Tabuk ini disebut jaysyul usrah karena besarnya kesulitan yang harus mereka hadapi.

Inilah perang terakhir yang diikuti oleh Rasulullah saw. secara langsung. Perang ini sangat penting karena berkaitan dengan pertahanan negara. Saat itu, pasukan Bizantium (Romawi Timur) berencana untuk melakukan penyerangan ke wilayah kaum muslimin. Pasukan Bizantium berjumlah antara 40.000-100.000 orang. Untuk menghadapi pasukan Bizantium, Rasulullah saw. menyerukan kepada seluruh laki-laki yang tidak memiliki uzur untuk ikut berperang. Beliau pun berhasil menyiapkan pasukan sebesar 30.000 orang.

Karena besarnya pasukan dan jauhnya jarak yang ditempuh, dana yang dibutuhkan pun sangat besar. Karena itu, Rasulullah saw. menghimpun dana dari kaum muslimin yang mampu. Mereka pun dengan sukarela menginfakkan harta mereka untuk biaya perang. Saat itu, Utsman bin Affan memberikan hartanya untuk membiayai sepertiga (10.000 orang) pasukan. Di samping itu, ia juga menyumbang 300 ekor unta lengkap dengan pelana dan kantong muatannya. Di samping itu, ia juga menginfakkan 1000 dinar emas (setara dengan Rp4,25 miliar).

Keberhasilan pasukan kaum muslimin dalam melewati rute yang sulit untuk mencapai Tabuk membuat Bizantium gentar. Ditambah lagi dengan besarnya pasukan yang dibawa oleh Rasulullah saw.. Karena itu, mereka pun memilih mundur, sehingga tidak terjadi peperangan.

Meskipun tidak terjadi pertempuran, ekspedisi ini memperkuat posisi kaum muslimin di Jazirah Arab. Banyak kabilah di sekitar Tabuk yang menyatakan dukungan mereka kepada Rasulullah saw. dan kaum muslimin.

Ketiga, direbutnya kembali Al-Quds oleh Shalahuddin Al-Ayyubi. Kota Al-Quds atau Palestina, masuk ke dalam naungan Islam pada tahun 16 H (636 M). Saat itu, kunci pintu gerbangnya diserahkan secara langsung oleh pendeta Sophronius kepada Khalifah Umar bin Khaththab. Sayangnya, pada tahun 1099 M, Al-Quds kembali dikuasai oleh kaum Nasrani setelah kekalahan kaum muslimin dalam Perang Salib. Atas pertolongan Allah Swt. Al-Quds berhasil direbut kembali oleh Shalahuddin Al-Ayyubi pada bulan Rajab tahun 583 H (1187 M).

Keempat, runtuhnya kekuasaan Turki Utsmani. Hilangnya pelindung umat Islam seluruh dunia ini terjadi pada bulan Rajab tahun 1342 H (1924 M) melalui tangan Mustafa Kemal, seorang Yahudi Dunamah. Wilayahnya kemudian dikerat-kerat menjadi 50 negara kecil. Maka, hilanglah kekuatannya. Musnahlah persatuan dan kesatuan umatnya. Mereka pun tercerai-berai dan menjadi santapan musuh-musuhnya. Kehidupan mereka penuh dengan ketakutan bagaikan anak ayam kehilangan induknya. Kemuliaan mereka telah hilang, berganti dengan kehinaan.

Maka, untuk mengembalikan kemuliaan itu, umat Islam harus kembali membangun perisai yang kokoh. Perisai yang akan melindungi mereka sekaligus memudahkan mereka dalam menerapkan aturan Allah Swt. di muka bumi. Agar rahmat Allah Swt. menyebar ke seluruh alam semesta.

Demikianlah, beberapa keutamaan dan dimensi politik bulan Rajab. Karena itu, marilah kita mengisi bulan Rajab ini dengan berbagai amal saleh, terutama amalan wajib. Salah satunya adalah berdakwah, menyerukan kepada umat Islam agar mereka kembali kepada aturan Allah Swt.. Agar keberkahan diturunkan oleh Allah Swt. dari langit dan bumi. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-A'raf [7]: 96,

"Sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, Kami pasti akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan. Maka, Kami siksa mereka karena apa yang mereka perbuat."

Wallaahu a'lam bishshawaab.[]

Rebutan Kursi di Tengah Krisis Multidimensi

"Politisi dalam demokrasi kapitalisme akan menempuh beragam cara untuk mencapai tujuan. Tak jarang sikut kiri kanan. Karena bagi mereka tak ada kawan ataupun lawan sejati, yang ada hanyalah kepentingan sejati. Kalau pun ada di antara mereka yang berjuang dengan tulus, seringkali justru terbawa arus atau mereka akan terlempar dan menjadi korban."

Oleh.Pahriati, S.Si

NarasiPost.Com-Aroma perpolitikan menuju pilpres 2024 makin terasa. Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil rapat kerja DPR RI bersama pemerintah, Pemilu presiden dan wakil presiden (Pilpres) akan digelar pada 14 Februari 2024. Pelaksanaannya berbarengan dengan pemilu legislatif (Pileg) untuk memilih anggota DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, dan anggota DPD RI. (Kompas.com, 24/1/2022)

Meski waktu pemilihan masih lama. Tapi persaingan antarkandidat sudah terasa. Masing-masing mulai melancarkan aksinya.

Para relawan bermunculan. Mereka melakukan deklarasi guna mendukung kandidat yang diunggulkan. Bendera, baliho, spanduk, mulai bertebaran. Aksi menggaet perhatian warga mulai digencarkan. Ada yang melakukan pendekatan pada petani, peternak, pedagang, tukang ojek, pengusaha kecil, hingga kaum muda.

Di tengah krisis multidimensi yang membelenggu negeri, terkhusus kondisi ekonomi dan kesehatan yang ambruk diterjang pandemi, tanpa malu mereka menampakkan ambisi meraih kursi. Tak ada simpati atas derita yang sedang rakyat alami. Hal itu bukanlah sesuatu yang mengherankan di alam demokrasi. Itulah watak asli politisi dalam demokrasi. Watak yang terbentuk oleh sistem. Berhasrat besar meraih kekuasaan.

Kontestasi Politik dalam Demokrasi

Pemilu merupakan metode yang ditetapkan demokrasi untuk memilih wakil dan pemimpin bagi rakyat. Rutinitas lima tahunan ini menjadi ajang kontestasi bagi mereka yang ingin meraih kursi jabatan. Mereka akan berusaha menampilkan sosok kandidat dengan citra yang positif agar mampu meraih simpati dan meraup suara.

Metode demokrasi kapitalisme seperti ini meniscayakan pemilu berbiaya tinggi. Guna menonjolkan kandidat, perlu menggencarkan kampanye, di dunia nyata maupun dunia maya. Ini tentu memerlukan dana yang besar. Karenanya mereka akan menggaet para penopang dana. Di sinilah terbentuk ikatan kepentingan antara pengusaha (pemilik dana) dengan penguasa terpilih.

Akhirnya kekuasaan dijadikan jalan untuk memuluskan kepentingan. Memperjuangkan kepentingan rakyat seringkali hanya jargon. Faktanya, kepentingan pribadi dan segelintir orang lebih mendominasi. Dalam kampanye seringkali mengumbar janji. Namun, saat duduk di kursi kekuasaan, banyak yang tak terealisasi.

Politisi dalam demokrasi kapitalisme akan menempuh beragam cara untuk mencapai tujuan. Tak jarang sikut kiri kanan. Karena bagi mereka tak ada kawan ataupun lawan sejati, yang ada hanyalah kepentingan sejati. Kalau pun ada di antara mereka yang berjuang dengan tulus, seringkali justru terbawa arus atau mereka akan terlempar dan menjadi korban.

Demikianlah wajah demokrasi. Pemimpin yang dipilih bukan berdasarkan kualitas dan kapabilitas yang dimiliki. Kandidat yang diajukan lebih bertumpu pada kepopuleran, pencitraan atau tingginya elektabilitas. Jika demikian, apa yang bisa kita harapkan dari pemimpin dan sistem yang seperti ini? Mampukah membawa negeri ini menuju kondisi yang lebih baik? Atau justru semakin terpuruk?

Konsep kekuasaan dalam Islam

Pandangan demokrasi terkait kekuasaan bertolak belakang dengan pandangan Islam. Islam memandang kekuasaan bukanlah jalan untuk meraih keuntungan. Kekuasaan dipandang sebagai sebuah amanah yang akan dipertanggungjawabkan, bukan hanya di hadapan rakyat, tapi yang lebih berat adalah pertanggungjawaban di sisi Allah.

Islam sangat memperhatikan masalah kepemimpinan dan sistem yang diterapkan oleh sang pemimpin. Esensi politik dan kepemimpinan dalam Islam adalah untuk menegakkan hukum Allah di muka bumi. Islam menegaskan bahwa kekuasaan akan menjadi kemuliaan jika dipergunakan untuk menegakkan kebenaran dan melindungi orang yang dipimpinnya. Sebaliknya, kekuasaan akan menjadi kehinaan jika disalahgunakan.

Penguasa adalah ra'in. Dia adalah pelayan umat, bukan malah minta dilayani. Maka, wajar jika rakyat menuntut penguasa ketika hak-hak mereka tidak terpenuhi. Seorang penguasa harus memahami betul amanah yang ditanggungnya. Jika seseorang memahami tugas besar ini, ia takkan berambisi meraih kekuasaan, kecuali kekuasaan itu bisa dijadikan jalan menegakkan kebenaran dan keadilan.

Berkaitan dengan sosok pemimpin, Islam menetapkan ada tujuh syarat mutlak bagi seorang pemimpin, yakni seorang muslim, laki-laki, baligh, berakal, adil, merdeka, dan mampu. Syarat mampu di sini memiliki makna yang luas, termasuk kapabilitas kepemimpinan. Jadi, sosok pemimpin yang dipilih bukan bermodal citra polesan atau banyaknya dana dimiliki.

Kesadaran akan makna kekuasaan seperti inilah yang membuat Abu Bakar Ash-Shidiq menangis ketika menerima amanah sebagai Khalifah (pengganti) Rasulullah saw. Kesadaran ini pula yang membuat Umar bin Khattab begitu rela "blusukan" di malam hari, bukan untuk pencitraan, melainkan untuk memastikan semua rakyatnya dalam keadaan baik. Beliau juga sangat memperhatikan sikap dan harta kepemilikan dari pejabat yang membantunya.

Masih banyak kisah teladan lain yang menunjukkan bagaimana sosok pemimpin yang betul-betul memperhatikan arti kekuasaan. Sosok seperti itulah yang layak dijadikan teladan. Bukan seperti penguasa saat ini yang berebut meraih kursi kekuasaan, bahkan tak peduli halal haram.

Pemimpin yang hebat tak lahir tiba-tiba, tapi perlu didukung oleh sistem yang menerapkan hukum Islam secara kaffah, yakni Daulah Khilafah. Karenanya kita perlu berjuang untuk menghadirkan pemimpin yang beriman, adil dan amanah, disertai dengan upaya perjuangan mewujudkan penerapan Islam kaffah. []

Penyegelan Apollo Bar and Lounge, Mampukah Memberikan Efek Jera?

"Penyegelan Apollo Bar and Lounge di Jalan Mega Kuningan Barat IX, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, menunjukan bahwa warga masyarakat di sekitar tempat tersebut masih menginginkan kehidupan yang sehat, bersih, jauh dari kemaksiatan. Menginginkan lingkungan yang baik berarti menunjukan masyarakatnya masih peduli dan sadar, serta masih bisa menilai mana hal baik dan mana hal buruk."

Oleh. Ummu Nazry Najmi Nafiz
(Pemerhati Generasi dan Kebijakan Publik)

NarasiPost.Com-Polisi menyegel Apollo Bar and Lounge di Jalan Mega Kuningan Barat IX, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, karena kedapatan melanggar jam operasional dan tidak mematuhi protokol kesehatan, Minggu (6/2/2022) dini hari.(Kompas.com, Februari 2022).

Pelanggaran jam operasional dan prokes, yang dilakukan oleh Apollo Bar and Lounge, menunjukan bahwa sistem sanksi yang diterapkan untuk menjaga ketertiban masyarakat tidak memberikan efek jera atau mungkin terlalu ringan. Pelanggaran terus berlangsung dan berulang. Sebab hukuman yang diberikan hanya berupa penyegelan saja, yang bisa dibuka segelnya sewaktu-waktu saat kasus dinyatakan selesai, lalu bisa kembali beroperasi.

Padahal pelanggaran yang dilakukan tersebut dilaporkan oleh masyarakat, sebab menimbulkan keresahan, apalagi di tengah pandemi seperti ini. Penanganan wabah seolah tidak selesai-selesai. Di saat masyarakat sudah jenuh dan menginginkan wabah segera bisa diatasi, malah ada saja pihak-pihak yang tidak taat prokes, melakukan kegiatan berkumpul dan dugem yang bisa membentuk cluster baru, penularan wabah Covid-19.

Namun, memang seperti inilah kehidupan saat berada dalam tatanan hidup yang serba materialistik. Bahkan semua jalan ditempuh untuk mencari materi, tidak peduli walaupun harus mengorbankan lingkungan dengan membentuk cluster baru penyebaran wabah. Karena Apollo bar and lounge pun harus memikirkan bagaimana mencari penghasilan untuk eksistensi usahanya. Walaupun mungkin bidang usaha yang dijalaninya menabrak norma masyarakat kita dan sedikit bertolak belakang dengan kebiasaan dan adat masyarakat kita.

Inilah pil pahit yang harus kita telan di sistem sekuler kapitalisme, manakala negara membiarkan aktivitas pelanggaran norma dan kebiasaan adat masyarakat terus terjadi, sehingga menimbulkan keresahan pada warga masyarakat. Buntutnya dilakukan pelaporan kepada pihak yang berwenang dan disikapi dengan penyegelan, bukan penutupan permanen.

Padahal dalam sistem Islam, jika terjadi pelanggaran yang sama secara berulang, maka negara akan menurunkan tim ahli untuk menyelidiki jenis pelanggaran yang dilakukan yang menyebabkan keresahan pada masyarakat. Jika pelanggarannya berupa pelanggaran hukum syariat, misalkan terjadi aktivitas perzinaan di tempat tersebut, atau aktivitas mabuk yang bisa menghilangkan akal dan kesadaran, atau aktivitas campur baur antara laki-laki dan perempuan yang mengarah pada kerusakan akhlak, maka tempat tersebut tidak hanya disegel akan tetapi akan dihancurkan sebagai hukuman yang bisa memberikan efek jera bagi para pelakunya. Selain itu, tidak akan diberikan izin untuk beroperasional kembali, sebab tempat tersebut merupakan tempat maksiat sumber malapetaka kehidupan.

Sistem Islam telah mewajibkan kepada negara untuk menjaga ketertiban masyarakat. Jika ada aduan dari masyarakat tentang sesuatu, artinya masyarakat merasa tidak nyaman dan tidak tertib lingkungan di sekitarnya, sebab masyarakat menilai adanya aktivitas yang keterlaluan melanggar hukum syariat dan norma kehidupan. Maka masyarakat akan mengajukan aduan atas ketidaknyamanan tersebut. Dan negara wajib meresponsnya dengan cepat, menurunkan para ahli untuk meneliti kebenaran aduan warga,. Dan jika aduannya benar, maka negara wajib menurunkan sanksi yang bisa membuat efek jera pada pelaku kemaksiatan. Dengan merobohkan tempat usahanya dan melarang jenis usahanya jika usaha tersebut adalah usaha yang terkategori haram dilakukan.

Seperti yang dikisahkan oleh Prof. Dr. Raghib As-Sirjani dalam bukunya Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia, bahwa pada masa Daulah Umawiyah pada tahun 206 H, Khalifah Al-Hakam bin Hisyam, memerintahkan untuk menghancurkan hotel yang ada di Rabadh, Andalusia, sebab orang yang mengurus hotel ini termasuk perusak akhlak dan fasik. Terjadi aktivitas yang merusak akhlak di dalam hotel tersebut, sehingga sanksi yang diberikan adalah dihancurkan bangunan hotelnya dan tidak diberikan izin untuk beroperasi.

Dengan sanksi yang berat tersebut, maka pelaku maksiat tidak akan berani untuk menunjukan batang hidungnya dan akan bertaubat. Kemudian beralih kepada usaha yang halal yang diperbolehkan.

Dalam waktu yang sama, negara pun menjamin kehidupan setiap warga masyarakat, sandang, pangan, papan pendidikan kesehatan dan keamanan. Sehingga warga masyarakat tidak tertarik untuk melakukan kemaksiatan dan pelanggaran syariat. Sebab kehidupannya sudah dijamin oleh negara dengan baik. Tidak mengalami kelaparan, kehausan, kedinginan, mampu bersekolah dengan layak, bisa berobat dengan tenang dan terjaga keamanan harta dan jiwanya. Hal inilah yang mendorong masyarakat menjadi taat hukum dan tidak coba-coba melakukan kemaksiatan dan pelanggaran hukum syariat.

Maka, penyegelan Apollo Bar and Lounge di Jalan Mega Kuningan Barat IX, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, menunjukan bahwa warga masyarakat di sekitar tempat tersebut masih menginginkan kehidupan yang sehat, bersih, jauh dari kemaksiatan. Menginginkan lingkungan yang baik berarti menunjukan masyarakatnya masih peduli dan sadar, serta masih bisa menilai mana hal baik dan mana hal buruk. Dan hal ini menunjukan bahwa kegiatan yang terjadi di tempat tersebut adalah kegiatan yang tidak begitu disukai oleh warga masyarakat, sebab masyarakat menilai ketidakbaikkan kegiatan yang dilakukan di tempat tersebut.

Dan hal ini seharusnya mendorong negara untuk menerapkan sanksi hukum yang bisa menimbulkan efek jera bagi para pelaku kemaksiatan, sehingga tidak mudah mengulangi perbuatan maksiat tersebut. Dan sanksi yang bisa menimbulkan efek jera bagi para pelaku kemaksiatan hanyalah sistem Islam yang menerapkan syariat kaffah, bukan sistem sekuler kapitalisme seperti saat ini.

Wallahualam.[]


Photo : Unsplash

Buah Delima Buah Surga

"Delima disebut sebagai buah surga, sebab mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Tidak hanya diperkaya oleh zat antioksidan, bahkan secara dermatologis juga baik untuk menjaga kesehatan kulit serta mencerahkan wajah."

Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-"Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." (TQS Al-An'am: 99)

Delima adalah satu dari sekian buah yang penjelasannya terdapat dalam Al-Qur'an. Di dalam surah al-An'am serta ar-Rahman bahkan disebutkan sebanyak 3 kali. Apakah itu berarti bahwa buah delima ada di dalam surga? Sebelum menjawab ini, kita bahas dulu asal-usul buah delima.

Asal-usul Buah Delima

Punica granatum atau buah delima adalah buah yang identik dengan warna merah dan memiliki cita rasa yang khas, manis, dan unik. Bagian dalamnya berisi banyak daging buah berupa kantong-kantong yang membungkus biji. Delima bisa tumbuh setinggi lima sampai 8 meter. Buah ini ditemukan telah tumbuh menyebar di seluruh dunia, dari Cina hingga Amerika. Namun sebelumnya, asal buah delima diperkirakan dari Iran serta dikembangbiakkan pada daerah Mediterania.

Buah delima dianggap sudah mulai dibudidayakan di masa Nabi Musa alaihissalam. Di sinilah awal mula delima menyebar dengan cepat, bahkan sebagian menganggapnya tumbuhan ini asli Himalaya dan India Utara. Uniknya, delima tidak sulit tumbuh serta mudah mengikuti berbagai macam kondisi, seperti iklim tropis, musim panas, bahkan cuaca yang ekstrem.

Dalam perspektif ilmu pengetahuan, delima cocok menggunakan tanah yang gembur dan tidak terendam air. Delima acapkali ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman obat, tumbuhan hias atau karena buahnya yang bisa langsung dimakan.

Menurut Wikipedia, bentuk delima seperti pohon mungil menggunakan batang berkayu, ranting bersegi, percabangan yang banyak, berduri pada ketiak daunnya, berwarna cokelat saat masih muda, dan berwarna hijau kotor setelah tua. Delima memiliki daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya oval hingga lanset, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1–9 cm, lebar 0,5–2,5 cm, dan warnanya hijau.

Manfaat Buah Delima

Setiap orang pastinya menginginkan tubuh yang sehat. Tubuh yang sehat tidak hanya ditandai dari seringnya seseorang berolahraga secara rutin, namun jenis makanan yang dikonsumsi juga dapat membantu menjaga kesehatan tubuh.

Sebagaimana buah delima, buah ini mengandung banyak manfaat, di antaranya:

  1. Kandungan Nutrisi Delima
    Beragam nutrisi yang tersimpan di dalam buah delima seperti kandungan kalori sebanyak 72 kalori dan 27 gram kandungan karbihidrat. Kandungan gula alami sebanyak 89 gram juga dimiliki oleh buah delima. Selain itu, terdapat kandungan 5 gram serat tinggi serta potasium, vitamin C dan vitamin K. Beberapa kandungan nutrisi inilah yang dipercaya mampu membantu menjaga imunitas.
  2. Kaya Antioksidan
    Vitamin C yang terkandung di dalam buah delima juga cukup tinggi, yang berperan sebagai zat antioksidan untuk menjaga kebugaran tubuh. Lebih enak lagi jika diolah menjadi minuman seperti jus dan dikonsumsi secara rutin. Selain vitamin C, ada polifenol juga yang terkandung di dalam buah delima. Ia berperan sebagai zat antioksidan. Bagi mereka yang memiliki peradangan pada tubuh, polifenol ini yang akan berperan melawan peradangan tersebut.
  1. Meningkatkan Kesehatan Jantung
    Untuk menjaga agar jantung sehat, beberapa pakar menganjurkan mengonsumsi makanan yang bergizi dan sehat. Delima adalah salah satu dari jenis buah-buahan yang bisa meningkatkan kesehatan jantung karena zat antioksidan yang terkandung di dalamnya cukup tinggi. Mengonsumsi jus delima secara teratur juga dapat menurunkan kadar kolesterol jahat.
  1. Baik untuk Penderita Diabetes
    Penderita diabetes disarankan mengonsumsi jus delima secara teratur karena mampu menstabilkan kadar gula darah dalam tubuh. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa khasiat dari jus delima bisa mengatur glukosa darah dan menurunkan resistensi insulin.
  2. Menyehatkan Kulit
    Mengonsumsi jus delima secara teratur dapat menyehatkan kulit. Hal ini terbukti dari banyaknya produk kecantikan kulit wajah mengandung ekstrak buah delima. Jus delima yang mengandung vitamin C dapat membantu mencegah timbulnya kerutan di wajah, melawan jerawat serta mencerahkan kulit wajah.

Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah buah delima yang ada pada kalian sekarang ini, melainkan sebahagian daripada buah delima dari surga." (HR. Al-Dzabi) Inilah mengapa delima disebut sebagai buah surga, sebab mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Tidak hanya diperkaya oleh zat antioksidan, bahkan secara dermatologis juga baik untuk menjaga kesehatan kulit dan mencerahkan wajah.

Efek Samping Buah Delima

Salah satu manfaat yang paling menonjol dari buah delima adalah kaya akan kandungan antioksidan yang kuat bagi tubuh. Bahkan, red wine yang memiliki antioksidan paling tinggi di antara semua sumber antioksidan herbal berhasil digeser oleh buah yang hanya bisa dikonsumsi bijinya, yakni buah delima.

Namun, keunggulan yang dimiliki buah delima patut juga membuat para pecinta buah ini waspada, dikarenakan buah delima juga tidak bisa lepas dari yang namanya efek samping. Meskipun efek samping yang ditimbulkan buah delima ini tidak sampai mengancam nyawa yang mengonsumsinya.

Berikut ini beberapa efek samping dari mengonsumsi delima:

  1. Menyebabkan Alergi

Alergi adalah jenis efek samping yang paling sering dialami oleh siapa pun. Bagi yang suka dengan buah ini disarankan agar tidak mengonsumsi secara berlebihan sebab ini adalah efek samping delima yang paling serius. Gejala alergi yang timbul adalah gatal, iritasi di tenggorokan, bengkak, serta sakit perut. Bahkan bisa membuat seseorang mengalami sesak napas, hingga kesulitan bernapas. So, hati-hati mengonsumsinya.

  1. Bisa Berinteraksi dengan Obat Tertentu

Berdasarkan Harvard Medical School report, buah delima bisa menghambat aksi enzim yang penting untuk metabolisme obat. Hal ini karena delima bisa berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, sehingga menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.

  1. Menurunkan Tekanan Darah Terlalu Banyak

Bagi mereka yang memiliki tekanan darah rendah disarankan agar tidak mengonsumsi buah delima. Inilah salah satu alasan mengapa buah delima bisa menyebabkan masalah selama operasi. Sehingga, mereka yang hendak operasi dianjurkan berhenti mengonsumsi buah delima setidaknya dua minggu sebelum jadwal operasi.

Hindari Konsumsi Berlebihan

Makan berlebihan adalah hal yang dilarang baik di dalam Al-Qur'an maupun secara medis. Akan halnya buah delima, sebisa mungkin kita mengonsumsinya tidak secara berlebihan dikarenakan efek samping yang ditimbulkan dapat menyerang bagi penikmat buah delima.

Larangan makan secara berlebihan ini telah tercantum dalam Al-Qur'an maupun sunah Rasulullah saw. Di dalam surah Al-A'raaf ayat 31 dijelaskan, "Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan. " (TQS. Al A'raaf: 31)

Nabi Muhammad saw. mengajarkan dan memberi contoh cara makan yang baik guna terhindar dari dampak buruk akibat makan secara berlebihan. Sebuah hadis sahih juga menerangkan bahwa Islam menetapkan hukum bagi mereka yang mengisi perut terlalu kenyang. Yaitu, di hari kiamat nanti, mereka akan menjadi sangat lapar. Rasul saw. bersabda, "Sesungguhnya orang yang kenyang di dunia, mereka adalah orang yang lapar di akhirat." (HR. Thabrani dan Ibnu Abbas)

Larangan makan secara berlebihan juga dijelaskan dalam dunia medis, seperti menyebabkan lonjakan gula darah, meningkatkan risiko kanker, mengganggu kesehatan mental, mengganggu kinerja ginjal, serta mengganggu metabolisme tubuh.

Oleh karena itu, meskipun buah delima dikenal sebagai buah surga, kita tetap harus mengonsumsi delima secara proporsional. Hal ini agar kita terhindar dari berbagai efek samping yang dihasilkan dari buah ini dan agar kesehatan tubuh tetap terjaga. Wallaahu a'lam bi ash-shawab.[]