Puluhan Ribu Massa Protes Anti-Prancis di Bangladesh

Bangladesh adalah negara berpenduduk 168 juta orang dengan mayoritas Muslim.


NarasiPost.com -- Sekitar 10 ribu warga di Bangladesh turun ke jalan ibu kota pada Selasa (27/10) protes atas sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang membela kartun penghinaan pada Nabi Muhammad. Demonstrasi ini juga menyuarakan boikot produk Prancis.

AFP memberitakan kepolisian setempat mengestimasi ada sekitar 40 ribu orang yang terlibat dalam kegiatan yang digelar partai Islami Andolan itu. Bangladesh adalah negara berpenduduk 168 juta orang dengan mayoritas Muslim.

Massa berteriak 'boikot produk Prancis' dan menuntut Macron dihukum. Massa sempat mengarah ke Kedutaan Prancis di Dhaka, namun dihentikan polisi menggunakan pagar kawat di jalan, sekitar 5 km dari kedutaan.

Sebelum bubar sekelompok massa menyiram kerosin ke patung Macron kemudian membakarnya dan berteriak anti-Prancis.

Islami Andolan menyerukan protes nasional pada Selasa dan Jumat mendatang.

"Macron adalah satu dari sedikit pemimpin yang memuja setan," kata Ataur Rahman, pemimpin senior Islami Andolan di depan massa.

Rahman juga meminta pemerintah Bangladesh mengusir duta besar Prancis.

Macron sedang jadi sasaran banyak pihak lantaran komentarnya atas Islam. Dia menyudutkan Islam usai guru bernama Samuel Paty dipenggal di Paris pada 16 Oktober setelah menjadikan kartun Nabi Muhammad materi pembelajaran di kelas.

Macron berkomentar membela kartun itu dan mengatakan Perancis menganut kebebasan berbicara. Turki dan negara Muslim lainnya termasuk Indonesia memprotes pernyataan Macron.

Prancis adalah rekan dagang Bangladesh, pabrik garmen di Bangladesh mengirimkan produk bernilai miliaran dolar ke merek Prancis. Lafarge, salah satu produsen semen terbesar di dunia adalah investor kelas kakap di Bangladesh.[] Sumber

Hentikan Macron, Hapus Islamofobia

Runtuhnya khilafah Islam menjadikan Barat semakin beringas, diperparah dengan sekularisme akut menjangkit negeri-negeri Muslim. Pada akhirnya para penguasa Muslim pun tidak berkutik.


Oleh: Heni Ummu Faiz (Ibu Pemerhati Umat)

NarasiPost.com -- Di saat umat Islam akan memperingati hari Kelahiran Nabi Muhammad Saw, Barat seolah tak rela jika peringatan tersebut aman-aman saja. Entah sampai kapan mereka akan menghina, melecehkan hingga menyimpan dendam kesumat terhadap Islam dan kaum muslimin.

Rasa dendam yang sudah bercokol dalam hatinya kini terus diumbar dengan dalih HAM atas nama kebebasan berpendapat. Bahkan di momen yang sakral bagi kaum muslimin pun terus digulirkan.

Baru -baru ini pelecehan terhadap Nabi Muhammad dilakukan oleh pemimpin negara yang terkenal dengan Menara Eiffel Presiden Macron. Akibatnya beberapa negara dunia mulai bereaksi terhadap ucapan Presiden Perancis itu, sikapnya yang anti Islam ditunjukkan dengan menerbitkan ulang karikatur yang menghina Nabi Muhammad.
Hal ini  memicu boikot produk Prancis di beberapa negara termasuk Qatar, Kuwait, Aljazair, Sudan, Palestina, dan Maroko.

Berawal dari komentar Emmanuel Macron terhadap pemenggalan kepala seorang guru yang pernah mempertontonkan kartun kontroversial yang menggambarkan Nabi Muhammad di salah satu kelasnya tentang kebebasan berekspresi (Pikiran-rakyat.com, 27/10/2020).

Menolak lupa, bagaimana penyakit islamofobia menjangkiti pemuda bernama Tarrant saat aksi penembakan brutalnya terhadap para jamaah yang sedang melaksanakan salat Jumat yang dilakukan di masjid Al Nuur di Selandia Baru (Detik.com, 17/3/2019).

Menanggapi fakta di atas sesungguhnya bukan suatu keanehan jika Barat beserta kroninya terus menebar kebencian. Setidaknya bagi mereka yang membenci, terdapat beberapa alasan di antaranya:

Pertama, kaum kuffar agaknya trauma dengan Islam karena pernah menjadi pemenang peradaban. Dalam persentuhan Islam dan Barat, sejarah mencatat Islam pernah berkuasa di Spanyol lebih dari 800 tahun, penaklukan Konstantinopel, pengepungan Viena sebanyak dua kali, dan paling dramatis adalah Perang Salib yang berlangsung lebih dari 100 tahun.

Inilah salah satu sebab mereka merasa tersaingi untuk menjadi adikuasa peradaban. Apalagi setelah Soviet hancur, Islam menjadi satu-satunya kekuatan pesaing yang perlu disingkirkan. 

Kedua, mereka melihat perkembangan kuantitas umat Islam sangat cepat, perpindahan pemeluk agama lain ke Islam lebih banyak jumlahnya daripada pindah ke agama lain. Bahkan, secara statistik jumlah umat Islam di negara-negara Barat menunjukkan peningkatan setiap tahun.

Ketiga, penguasaan teknologi di beberapa negara Islam menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Keempat, semakin mereka memojokkan dan menjelek-jelekkan Islam di mata dunia, justru orang-orang Barat semakin penasaran dan ingin mempelajari agama Islam. Hal ini terjadi setelah peristiwa 11 September kelabu, justru semakin banyak orang-orang Barat mempelajari dan memeluk agama Islam (Republika.com, 25/9/2020).

Kondisi ini akan terus berlangsung manakala negeri-negeri Muslim dan penguasanya masih di bawah ketiak penjajah Barat. Pelecehan ini akan sulit dihentikan manakala penguasa negeri-negeri Muslim pun ikut terinfeksi islamofobia.

Berbagai organisasi keislaman baik lokal maupun dunia saat Nabinya dihina tidak bisa berbuat banyak. Hanya kecaman, pemboikotan yang tidak memiliki efek jera untuk menghentikan serangan Barat. Umat Islam tidak memiliki taring kekuatan setelah lenyapnya institusi negara dalam bingkai khilafah.

Runtuhnya khilafah Islam menjadikan Barat semakin beringas, diperparah dengan sekularisme akut menjangkit negeri-negeri Muslim. Pada akhirnya para penguasa Muslim pun tidak berkutik.

Hal ini sangat berbanding terbalik saat khilafah tegak. Bagaimana tegasnya Sultan Abdul Hamid untuk mengusir mereka orang Perancis yang menghina Nabi Muhammad Saw, saat seorang laki-laki menulis pertunjukan teater melecehkan Nabi Muhammad Saw yang digelar malam itu, di Kota Paris.

Ketegasan Sultan Abdul Hamid sudah tidak diragukan lagi, beliau sudah tidak peduli jika Prancis menyerang pribadinya. Tetapi, jika mereka menghina agama Islam dan Nabi Muhammad Saw, Sang Sultan mengaku, siap bangkit dari kematian. 

"Aku akan menarik pedang ketika sedang sekarat. Aku akan menjadi debu dan terlahir kembali dari debuku, dan berjuang bahkan jika mereka memotong leherku, mencabik-cabik dagingku untuk melihat wajah Baginda Nabi kita. Melihat wajah Rasulullah di akhirat," kata Sultan Abdul Hamid. Sebuah ketegasan yang luar biasa yang dimiliki oleh pemimpin Islam saat itu.

Sungguh kita sangat merindukan para pemimpin yang tegas. Para pemimpin yang mencintai Allah dan Rasulnya. Mencintai Nabi bukan sekadar bersalawat, tetapi juga menerapkan syariatNya secara kafah. Wallahu a'lam bishshawab.[]

Picture Source by Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com.

Berada dalam Barisan Dakwah

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS.al-Ankabut [49] : 2).


Oleh : Rita Handayani
Pegiat Literasi dan Member Akademi Menulis Kreatif (AMK)

Narasipost.com - Jalan ini, sungguh tak mudah dilalui
Onak duri tak sekadar menghiasi
Ia menusuk hingga relung hati

Kalian yang tak diuji
Mungkinkah mampu merasakan apa yang kualami?

Sahabat seperjuangan, kala cahaya iman telah menyinari kalbu. Kita pun berislam dengan sebenar-benarnya, berupaya untuk taat syariat. Karena itu merupakan konsekuensi dari kalimat tauhid yang kita ucapkan dalam setiap salat kita, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah".

Jika dahulu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabat binaan Rasul adalah para pembawa cahaya keimanan, sekarang pengemban dakwah Islam berasal dari kelompok dakwah yang tulus dan komitmen terhadap warisan Nabi, yaitu berpegang teguh pada Alquran dan Sunah. Maka kelompok dakwah tersebut merupakan pewaris perjuangan Nabi, penyebar risalah Islam, pembawa cahaya ketakwaan.

Di masa Nabi, hati yang telah terpaut Islam kemudian masuk Islam. Semangatnya akan berkobar untuk menyebarkan risalah dakwah Nabi. Demikian pula jiwa yang tersirami dakwah. Semangatnya akan berkobar untuk menyebarluaskan dakwah Islam.

Kini Islam telah memenuhi dunia. Terbukti di setiap negara, penduduk beridentitas Muslim pasti ada. Namun, kuantitas bertolak belakang dengan kualitas. Predikat Muslim yang disandang oleh sebagian besar manusia di dunia tidak mampu menjadi wasilah turunnya keberkahan dari langit dan bumi. Tidak mampu melahirkan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Sebagaimana kala Rasulullah dan para sahabat hidup dengan Islam di Madinah.

Ternyata, letak kesalahannya adalah kita masuk Islam tapi tidak menjalankan aturan Islam secara sempurna. Sehingga, aturan jahiliyah datang mengatur kehidupan umat Islam. Seperti awal kehidupan umat Muslim di tengah masyarakat jahiliyah Makkah.

Kobaran semangat dakwah Nabi dan para sahabat membuncah, tak pernah padam. Sehingga Allah Subhanahu Wa Ta'aala memenangkan mereka atau mereka gugur di jalan dakwah (keimanan).

Begitulah, kitapun merasakannya dalam dakwah ini. Ada yang diuji dengan jeratan hukum penguasa negeri). Ada yang diuji dengan keridaan suaminya, bapak dan ibunya, tingkah laku anak-anaknya, keluarga besarnya, dan lingkungan tempat dia tinggal.

Allah Subhanahu Wa Ta'aala berfirman:

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS.al-Ankabut [49] : 2).

Sahabat seperjuangan di manapun anda berada, ujian dakwah jenis apapun yang sedang anda hadapi, tetaplah berada dalam barisan dakwah ini. Tetaplah berada di jalan yang Allah dan Rasul-Nya cintai. Janganlah goyah.

Sebagaimana Bilal yang tidak goyah dalam mempertahankan keimanan di hatinya. Walaupun disiksa, dijemur di tengah padang pasir hingga ditimpakan batu besar panas ke dadanya, malah ia semakin yakin akan kebenaran Islam.

Begitu pula Ummu syuraik yang dibawa kafir Quraisy, diikat di atas unta, tiga hari tiga malam tanpa diberi makan dan minum. Karena menyeru wanita Quraisy dan banyak di antara mereka yang masuk Islam disebabkan dakwah Ummu syuraik.

Yakinlah kawan, Allah tidak tidur. Allah melihat apa yang terjadi pada kita. Allah akan menolong kita dengan cara-Nya. Sungguh ketetapan Allah adalah yang terbaik untuk kita meskipun dalam pandangan kita itu buruk.

Allah Subhanahu Wa Ta'aala berfirman:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2] : 216).

Barisan dakwah ini adalah barisan yang Allah cintai. Teman, tetaplah disini. Jika perjuangan bersama dengan jemaah saja masih berat, apalagi memperjuangkan tegaknya syariat Allah sendiri, tentu lebih berat. Karena jika kita keluar dari barisan jemaah dakwah ini, bukan berarti kita lepas dari kewajiban dakwah.

Jangan katakan, "Itu masalah saya, saya harus bisa selesaikan sendiri."
Sahabat tercintaku, Karena engkau berada dalam barisan dakwah jemaah, masalahmu adalah masalah kami. Karena kita satu tubuh dan kita bergerak untuk tujuan yang satu, kemenangan Islam.

Bersualah kita cari solusi bersama, saling menguatkan. Agar tunas-tunas pejuang semakin kuat dan mengakar. Karena Allah, kita berada di tengah barisan ini. Kuatkan hati kita.

Ini hanya masalah waktu. Lambat laun, mereka yang menjadi ujian keistiqomahan kita di jalan dakwah, akan memudar atas izin Allah. Allah akan menolong kita, dengan cara membolak-balikkan hati mereka. Atau kita dibiarkan dalam pilihan kita.

Tetaplah ma'ruf pada mereka dan istiqomahlah. Allah bersama kita.
Ana uhibukum fillah.

Wallahu a'lam bishshawab.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kesempatan Emas

Kesempatan untuk mendapatkan yang lebih baik dalam kehidupan, sering datang dan nampak, akan tetapi belum tentu setiap orang menyambut dan menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Bisa jadi karena abai tapi terkadang juga karena kurang peka. Akhirnya sering terlewat kesempatan-kesempatan emas itu tanpa disadari.


Aya Ummu Najwa

Narasipost.com - Yahoo ketika masih jaya, telah melewatkan kesempatan emas untuk mencaplok Google, saat itu Larry Page/pendiri google sedang membutuhkan uang untuk menyelesaikan tesisnya (saat itu google masih merupakan perusahaan kecil/ start up ). Kemudian di satu kesempatan lain, Yahoo juga melewatkan kesempatan emas mencaplok Facebook, padahal, saat itu facebook masih merupakan media sosial di area kampus.

Saat diambang kebangkrutan pada tahun 2008 yahoo akan dibeli oleh microsoft (milik Bill Gates), namun CEO Yahoo mengacuhkan tawaran dari Steve Ballmer. Kini, dunia melihat siapa yang masih survive? Google membesar, Facebook membahana, microsoft masih bertahan, sedang Yahoo? Habis. Begitulah, kesempatan itu hanya datang satu kali.

Saat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendakwahkan Islam, siapa yang pertama kali mengetahuinya? Diantaranya adalah Abu Jahal dan Abu Lahab. Akan tetapi mereka ingkar bahkan menentang keras ajakan kepada iman, mereka memusuhi dakwah dan berusaha untuk membunuh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Abu Jahal, yang mendapat julukan Abu Al Hakam karena kecerdasannya, tetapi dia tidak menggunakan kecerdasannya untuk menyambut hidayah, malah sangat keras menentang dakwah Nabi, memusuhi dan ingin membunuh Nabi. Sehingga Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjulukinya Abu Jahal (Bapak kebodohan), kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'aala membinasakan dan menghinakannya pada perang Badar. Hilanglah kesempatan emas itu. Kesempatan mendapatkan surga Allah dengan menerima cahaya Islam.

Abu Lahab adalah paman Rasulullah, bukannya mendukung dan membela dakwah Nabi, akan tetapi, Abu Lahab malah memusuhi dan membenci Nabi. Karena besarnya kebencian kepada Nabi sehingga Allah Subhanahu Wa Ta'aala mengabadikan dalam Alquran, yaitu surah Al Lahab, yang berarti api yang berkobar, karena tempat kembali bagi Abu Lahab kelak adalah di neraka. Hilanglah kesempatan emas itu. Kesempatan menjadi pembela Islam.

Kesempatan untuk mendapatkan yang lebih baik dalam kehidupan, sering datang dan nampak, akan tetapi belum tentu setiap orang menyambut dan menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Bisa jadi karena abai tapi terkadang juga karena kurang peka. Akhirnya sering terlewat kesempatan-kesempatan emas itu tanpa disadari.

Namun hari ini, kesempatan emas Allah berikan lagi kepada kaum muslimin. Saat agama Islam dilecehkan dan terus dinistakan oleh musuh-musuhnya. Saat umat Islam sedang menjadi objek pembantaian dan pembunuhan. Kesempatan itu diberikan lagi, untuk kaum muslimin yang ikhlas mengharap keridaanNya, yaitu kesempatan memperjuangkan Islam. Perjuangan untuk kebangkitan Islam.

Sungguh, ketika umat mendapatkan julukan umat terbaik dari Allah Subhanahu wa Ta'aala, dan ingin keluar dari kubangan sistem sekuleris kapitalistik yang terbukti hanya membawa penderitaan dan kesengsaraan. Maka, umat harus kembali kepada Islam, karena hanya Islam yang akan membawa kepada kesejahteraan dan kebahagiaan dunia akhirat.

Sungguh, perjuangan Islam adalah kesempatan emas yang Allah berikan kepada umat, untuk mencapai kemuliaan. Perjuangan menegakkan Islam adalah jalan terbaik yang dijanjikan oleh Allah dengan balasan terbaik yaitu surga. Masihkah akan kita sia-siakan?

(كُنتُمۡ خَیۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَـٰبِ لَكَانَ خَیۡرࣰا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ)

"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan manusia, (karena kamu) menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Al Imran : 110)

Wallahu a'lam

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Gaza Tanah Mulia

Jangan takut mati ya Gaza
Pertahankan tanahmu dengan jiwa dan raga
Ingatlah bahwa kau tanah mulia

*****

Oleh: Aya Ummu Najwa

Hitam langitmu ya Gaza
Bersenandung dentuman membahana
Namun bukan kemeriahan hari raya di sana
Melainkan serangan musuhmu membabi buta

Kau menangis ya Gaza
Untuk ke sekian kali kau membara
Untuk mengulang kisah lama
Kisah kebiadaban kaum durja

Dan kau mengerang ya Gaza
Tujuh puluh tahun lebih
kau menahan luka
Luka yang tertoreh sekian lama
Beralirkan darah dan air mata

Kau menjerit lagi ya Gaza
Jeritan pilu menahan derita
Tapi Allah tak tidur ya Gaza
Dia maha melihat akan hamba-Nya

Dan kau bergejolak ya Gaza
Kau berteriak pada dunia
Kau bertanya di manakah mereka?
Tulikah mereka ataukah buta?

Basah tanah sucimu ya Gaza
Berlumuran darah putramu di medan laga
Iringi mereka dengan doa ya Gaza
Menyusuri tapak para Syuhada

Jangan menangis lagi ya Gaza
Rengkuh jasad putramu dengan bangga
Ingatlah mereka tak mati ya Gaza
Mereka tetap hidup dengn rezeki-Nya

Bangun dan tersenyumlah ya Gaza
Songsong harimu dengan jihad dan takwa
Ingatlah bahwa Israel tak selamanya

Jangan takut mati ya Gaza
Pertahankan tanahmu dengan jiwa dan raga
Ingatlah bahwa kau tanah mulia

Tetaplah berdiri ya Gaza
Tetaplah berjuang ya Gaza
Tetaplah yakin akan Dia
Tetaplah yakin Allah maha membela

*****

Picture Source by Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Duhai Pemuda, Perhatikan Masa Mudamu!

Duhai pemuda, mari berjuang!
Kerahkan segala daya melawan kemalasan
Masa mudamu akan terus berjalan
Dengan atau tanpamu mengisi amalan

*****

Oleh: Lilik Yani

Duhai pemuda, waktumu terus bergerak
Jangan biarkan setiap detikmu terlewat tanpa jejak
Waktu tak mau menunggu meski hanya sejenak
Sekadar meluruskan badan untuk bisa tetap tegak

Duhai pemuda, waktu begitu taat pada-Nya
Tunaikan perintah Allah tanpa banyak bertanya
Waktu akan berhenti ketika perintah tiba
Saatnya kita pertanggungjawabkan usia

Duhai pemuda, tak ada lagi alasan
Berleha-leha tanpa tujuan
Tancapkan niat setiap saat untuk amal kebaikan
Tunaikan amanah sesuai teladan

Tak cukup sekadar niat
Meski sudah dicatat
Upayakan maksimal terus berbuat
Menjalankan perintah Allah penuh taat

Duhai pemuda, negerimu butuh kalian
Para pemuda berotak brilian
Semangat juang tak diragukan
Wujudkan impian yang lama terpendam

Duhai pemuda, mari bangkit berjuang
Jangan biarkan detik masa mudamu hilang
Tanpa ada goresan yang berkesan
Jadi saksi perjuangan di hari pembalasan

Hingga bidadari surga memberi sambutan
Selamat datang duhai para pejuang perubahan
Masuklah penuh kebanggaan
Buah dari keikhlasan dalam perjuangan

Duhai pemuda, maukah jadi hamba yang dibanggakan?
Menjadi umat Rasulullah yang dimuliakan
Di hadapan seluruh penduduk akhirat
Didahulukan bersama barisan umat Rasulullah terdepan

Duhai pemuda, mari berjuang!
Kerahkan segala daya melawan kemalasan
Masa mudamu akan terus berjalan
Dengan atau tanpamu mengisi amalan

Duhai pemuda, masihkah akan bermalas-malasan?
Mencari seribu alasan
Tanpamu, detik masa mudamu tetap berjalan
Sudahkah persiapkan alasan?
Ketika menghadap Allah di hari persidangan

Duhai pemuda, demi waktu
Allah banyak bersumpah atas nama waktu
Tak ada lagi alasan mengharu biru
Jika datang saat itu,
habis jatah waktumu

Duhai pemuda, semua ada harganya
Surga tak bisa diraih dengan tangan hampa
Harus berjuang sepenuh jiwa raga
Hingga pantas berharap berkah dan rida-Nya

Picture Source by Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email narasipostmedia@gmail.com